Senin, 29 Desember 2008

Menuju Jama`atul Muslimin

Bagian III Rambu-rambu Sirah Nabi SAW

dalam menegakkan Jamaah

1. Rambu I : Menyebarkan Prinsip – Prinsip Dakwah


a. Kontak Pribadi (Ittishal Fardhi)

Dilakukan oleh Nabi SAW pada fase dakwah sirriyah. Tujuannya agar dakwah tidak “dipukul”. Penyebaran Dakwah dengan model ini dilakukan dalam dua keadaan : pada permulaan dakwah dan penegakan jamaah & pada saat pemerintah berkuasa melarang aktivitas dakwah secara terang-terangan. Contoh : Siti Khadijah dan Ali bin Abi Thalib


b. Kontak Umum (Ittishal Jama`i)

Dilakukan pada fase dakwah jahirriyah. Dengan pemanfaatan sarana-sarana (media massa) untuk menyampaikan dakwah : mengumpulkan manusia dalam suatu jamuan makan dirumahnya, mengumpulkan manusia dalam berbagai tempat, pergi ketempat-tempat pertemuan manusia, pergi keberbagai Negara untuk menyampaikan dakwah, mengirimkan surat kepada para Raja atau kepala Suku/Kabilah. Contoh Rasulullah mengumpulkan bani Abdul Muthalib, Dakwah ke Tha`if. dll


2. Rambu II : Pembentukan Dakwah


Merupakan tahap lanjutan dari rambu pertama. Orang yang menerima dakwah pada fase pertama masuk dalam fase ini (fase takwin) yaitu tarbiyah dan ta`lim. Sedangkan yang tidak menerima, hubungan dakwah dengan kelompok ini bersifat tabligh dan indzar (pemberian peringatan). Takwin ini dilakukan pada fase dakwah Sirriyah dan `Alaniyah


a. Takwin dalam tahapan Sirriyah

Orang yang menerima dakwah pada tahapan Ittishal Fardhi dibagi dalam kelompok kecil 3-5 orang untuk ditakwin. Contoh : Rasulullah menyembunyikan shalat mereka dilorong-lorong Makkah. Kisah masuk islammya Umar (adik dan iparnya yang didapatinya pada satu tempat)

b. Takwin dalam tahapan `alaniyah

Takwin ini dilakukan untuk dakwah yang bersifat ittishal `am. Beberapa cara yang ditempuh Rasulullah :

1) Membuat Halaqah Jama`iyah yang besar (Rumah Al Arqam bin Abil Arqam)

2) Mengadakah Rihlah Jama`iyah (Hijrah ke Habasyah pertama dan kedua)

3) Mengkondisikan situasi umum terhadap dakwah melalui khutbah dan ceramah umum


3. Rambu III : Konfrontasi Bersenjata Terhadap Musuh


Kelompok yang tidak menerima dakwah (setelah diberi peringatan), maka konfrontasi bersenjata terhadap para penentang dakwah. Untuk mempertahan kelompok yang di takwin.

Menghadapi penentang dakwah dalam dua periode :

Diawali dari kenabian sampai hijrah dan Sejak Rasulullah menetap di Madinah hingga wafat

Syiar pada periode ini untuk menjauhi medan perlawanan, menghindari permusuhan, melakukan pembentukan kader dakwah, sikap berdamai tidak melakukan permusuhan. Watak ini bukan watak asli jama`ah islam (Asy syura : 39) sebab ini adalah tuntutan takwiniyah. Dakwah yang tidak memenuhi sifat ini pada fase takwiniah akan dapat dipastikan mati pada usia muda.

Konfrontasi merupakan kewenangan khusus pemimpin jama`ah. Beberapa aspek perhatian :

a. Independensi bumi tempat tegaknya jama`ah. Jama`ah harus berkuasa penuh terhadap bumi tempat berpijak dan melancarkan aktivitasnya.

b. Jumlah yang memadai. Q.S Al Anfal 65-66, Isyarat lainnya misalnya jumlah pasukan pada perang Badar.

4. Rambu IV : Sirriyah dalam Kerja Membina Jama`ah


a. Sirriyah dalam kerja membina jamaah adalah membatasi pengetahuan program kerja pada lingkungan pemimpin. Setiap individu tidak boleh mengetahui tugas anggota lain.

Banyak da`i yang keliru memahami sirriya dalam kerja membina jama`ah ini. Pertama, bahwa ajaran islam harus disebarluaskan sebagai sesuatu yang harus dirahasiakan. Kedua, “mengobral”segala sesuatu disetiap tempat dan kepada siapa saja.

Sirriyah merupakan kotak tempat menyimpan program amal jamai dan tirai yang menutupi dan melindungi program tersebut. Sirriyah merupakan kunci keamanan yang akan melindungi amal jamai dari intaian mata-mata mush yang senantiasa mengawasinya.


5. Rambu V : Bersabar Atas Gangguan Musuh


Kesabaran merupakan factor penting, disamping merupakan sunnah Ilahiyah untuk melindungi jama`ah pada tahapan pembentukannya (al-Muzzammil : 10 dan al Muddatstsir : 7) Contoh : Dakwah Rasulullah ke Tha`if


6. Rambu VI : Menghindari Medan Pertempuran


Fikrah ini merupakan sikap yang diwajibkan Islam dan ditutut oleh keadaan jamaah pada tahapannya yang masih awal. Hijrah adalah factor yang dapat memelihara Jama`ah dan pelaksanaan ibadah kepada Allah.

Pemberian pertolongan kepada orang islam yang ada didaerah kafir harus dikaitkan dengan hijrahnya harus memperhatikan dua hal. Pertama, ketidakberdayaannya melawan tekanan kekuatan kaum kafir pada tahapan takwiniyah. Kedua, keberadaannya dalam jamaah akan menambah kekuatan Jama`ah ( Q.S Al Anfal : 72) dan an Nisa : 97.

Menjauhkan orang-orang yang telah menerima dakwah, dari tekanan penguasa zalim, kesuatu bumi yang dapat memberikan keamanan bagi jiwa dan dakwah adalah hal wajib.





Faktor yang dapat menjamin keberlangsungan proses pembinaan jamaah.

a.

Sirriyah dalam gerak pembinaan jama`ahb. Bersabar atas segala kesulitan

c. Menghindari konfrontasi melawan kebatilan dalam dua tahapan awal : penyebaran dan takwin

Bagian IV

Tabiat Jalan Menuju Jama`atul Muslimin

1. Tabiat Jalan Menuju Jama`atul Muslimin

Jalan ujian dan cobaan, berat dan bahkan sangat berat oleh jiwa manusia. Tetapi, orang yang bersabar atas tabiat ini akan sampai kesurga yang luasnya seluas langit dan bumi. Sabda Rasulullah “surga itu dikelilingi oleh berbagai hal yang tidak disukai”. Disepanjang trotar jalan ini Rasulullah melihat penjara-penjara dan tempat-tempat tahanan. Disetiap persimpangan jalan ini pula Rasulullah yang mulia melihat rekan-rekannya digergaji tubuhnya menjadi dua, melihat mereka yang disikat dagingnya dengan sikat besi, melihat parit berisi api yang membakar tubuh kaum mukminin, melihat mereka digantung, diborgol dan di injak-injak. (di jelaskan juga dalam al Baqarah : 214, Ali Imran : 142, At Taubah : 16, dan al Ankabut : 2-3).

Di ujung jalan ini Rasulah menyaksikan hasil perjuangan dan kesudahan para tiran dan orang-orang yang menolak Islam. Mereka diseret ke neraka jahanam tempat tinggal terburuk. Pemandangan yang mengerikan itu diberitakan kepada mukmin agar mereka menjadi lega dan puas lantaran mengetahui kesudahan para musuhnya.

Rasulullah mendapati sisi lain tabiat jalan kaum Muslimin ini-jalan kemenangan dan kekuasaan. Jalan yang penuh limpahan nikmat berupa harta, keluarga dan pengikut. Sisi inilah yang justru sangat dikhawatirkan bahayanya atas kaum Muslimin. Sisi inilah yang menyebabkan kaum Muslimin sulit untuk bergerak dan lebih tertarik kepada aspek duniawi sehingga mereka berjatuhan ditengah perjalana.

a. Macam – macam tabiat jalan ( Q.S al anbiya : 35)

Sayyid Quthb membaginya : Penganiayaan dari pelaku kebatilan tanpa pertolongan, fitnah yang menimpa keluarga padahan mereka memintanya berdamai dan menyerah demi cinta dan keselamatan, pemihakan dunia pada orang yang menolak kebenaran sementara orang beriman tak ada yang membelanya, keasingan ditengah lingkungan karean aqidah, Mendapati bangsa-bangsa maksiat tetapi mereka makmur, fitnah popularitas, fitnah lambatnya kemenangan dan panjangnya perjalan, fitnah kebanggaan diri setelah tercapainya kemenangan.

b. Tujuan Tabiat ini

sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya” (al Kahfi ; 7) dan dalil lainya al Mulk :2, ar-Rum : 41, al A`raf : 56

Tujuan tabiat jalan ini adalah untuk membentuk manusia yang baik melalui perbuatannya, agar pergerakan manusia dibumi juga menjadi baik.

Contoh : Kisah Thalut bersama kaum elit Bani Israel (Al Baqarah 246-251)

Thalut mengadakan seleksi pasukannya, siapa yang tepat untuk memasuki pertempuran. Untuk menyingkirkan orang-orang yang lemah dalam semangat dari barisan kaum Mukminin yang memiliki kesabaran dan dan kekuatan yang mampu mengalahkan segala kekuatannya dibumi. Akhirnya akhir pertempuran dapat diselesaikan oleh satu orang yang memiliki kualitas terbaik “…dan (dalam pertempuran itu) Daud membunuh Jalut ( al Baqarah : 251)

2. Contoh-Contoh Tabiat Jalan

a. Contoh – Contoh sebelum Kenabian

1. Kisah kedua anak Adam a.s ( Habil dan Qabil). Suatu gambaran kebenaran yang dilenyapkan diatas bumi untuk sekali lagi kembali ke surga dengan memperoleh kemenangan.. Mengajarkan kita bahwa panjang jalan ini sepanjang jarak antara bumi dan surga, tatapi waktu yang diperlukan hanyalah beberapa detik pencabutan nyawa.

2. Kisah Habib an Najjr (Yasin : 25-27). Mengajarkan kita bahwa waktu yang dibtuhkan untuk sampai kesyurga hanyalah detik-detik waktu antara pengucapan “Dengarkanlah aku” dan kata sambutan “dikatakan” yang disebutkan dalam ayat ini. Menjadi pelajaran generasi demi generasi dan contoh abadi bagi jalan ini

3. Kisah Ashhabul ukhdud ( Al Buruj : 1-9)

Kisahnya berakhir dengan dibinasakannya seluruh orang-orang mukmin dalam sebuah parit api yang membakar jasad mereka. Tidak ada kemenangan dalam cermin realitas. Tapi, Inilah pelajarannya. Bahwa nilai terbesar dalam timbangan Ilahi adalah nilai aqidah dan kemenangan ruh atas materi (jasad). Mereka bisa menyelematkan diri dengan mengorbankan keimanan, tapi berapa besar nilai kehidupan dibadingkan harga keimanan?. Juga, bahwa dalam pertarungan kebenaran dan kebatilan kadang berkahir dengan berakhir dengan pemusnahan kaum mukminin dan dibiarkannya kaum pendusta. Kita diajarkan lagi, bahwa kadang kita harus menghadapi akhir perjalanannya seperti Ashhabul ukhdud (buka sejarah Ikhwanul Muslimin di Mesir)

b. Contoh di masa kenabian

1. Gangguan kepada Rasulullah. Sesungguhnya pengejaran terhadap Muhammad SAW dan pelemparan atasnya dengan batu hingga melukai tumit dan dahi dan menciderai kepalanya yang mulia, merupakan factor terbaik untuk mendorong orang-orang yang meniti jalan ini bahwa dakwah harus terus melaju kedepan. Sangat menakutkan gangguan yang ia alami, manusia paling mulia. Tapi Rasulullah menanggungnya agar menjadi balsam penyejuk bagi orang-orang yang kehormatnnya dinodai di jalan dakwah ini

(Lihat ; Shad : 4, Al Anfal : 30, Al Qamar : 25)

Bujukan Kaum Musyrikin kepada Rasulullah SAW. Lihat Al Isra : 73

2. Gangguan Kaum Musyrikin kepada para Sahabat

Kisah Penyiksaan keluarga Yasir, Kisah Umar bin Khatab, Kisah Masuk Islamnya Abu Bakar. Dst

Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasulnya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan kedudukan. ( Al Ahzab : 22)

c. Mengingatkan sebagian yang sudah hilang dan sedang terjadi

· Pembantaian di Turkistan, 26 juta kaum Muslimin di bantai dengan biadab dan kejam

· Di India, 50 ribu orang dibantai dalam perjalan ke pengungsian

· Partai Masyumi yang dibunuh dan dipenjarakan para tokonya

· Jama`at Islami di India, Abu A`la al Maududi dihukum mati

· Ikhwanul Muslimin, para tokohnya dihukum mati dan harta kekayaannya dirampas

· Pulau Aba di Sudan berikut seluruh penduduknya dihancurkan dan dibunuh dalam sehari

readmore »»วดวด