Rabu, 16 April 2008

Menilai Pentingnya Kesatuan di tengah besarnya Konspirasi Global

Wihdah, Haruskan Ada ???

Oleh : Arif Atul Mahmudah Dullah

EfKaeM `05

Ketika kondisi berbagai aspek kehidupan dihadapkan pada begitu banyak masalah, mulai dari permasalahan ekonomi, politik sampai kepada permasalahan dekadensi moral masyarakat dan pemimpin, sudah saatnya kita semua berupaya mencari solusi terbaik dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan tersebut.

Pemimpin, merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi baik tidaknya, berjalan atau mandeknya suatu organisasi tak terkecuali Negara.

Islam telah membangun dan meletakkan dasar sebuah peradaban besar hanya dalam waktu yang begitu singkat yaitu hanya sekitar 23 tahun. Hal ini tentu saja tidak bisa terlepas dari kekuatan besar dan kemampuan memanajemen potensi-potensi besar dalam masyarakat. Dialah Rasulullah Muhammad SAW. Kemudian negarawan-negarawan besar yang merupakan arsitek-arsitek peradaban besar seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sampai pada Umar bin Abdul Aziz.

Permasalahaannya adalah saat ini memang tidak ada sosok manusia dengan misi besar untuk memperbaiki kondisi saat ini. Nah, sosok pemimpin seperti apakah yang memang memiliki kemampuan tersebut ??

Solidarity maker adalah salah kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin. Lihatlah misalnya kondisi kita hari ini, banyak orang yang memiliki keahlian dibidangnya namun tetap saja tidak dapat menyelesaikan masalah yang ada, hal ini karena tidak adanya penyatuan potensi yang ada. Permasalahan kita hari ini bukan karena tidak adanya orang-orang pandai, tetapi orang-orang pandai itu justru hanya berserakan bagaikan daun-daun atau hanya menjadi sebatan lidi tanpa mampu berbuat banyak.

Lihatlah dan dalamilah firman Allah SWT yang mengatakan bahwa ”Hai orang-orang yang beriman berpegangtegulah kamu kepada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai”

Perhatikan pula apa yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah SAW pada saat hijrah adalah mempersatukan dua golongan manusia (muhajirin dan ansar) yang dahulu berpecah. Merajut cinta diantara mereka, menyatukan potensi dan kekuatan di antara mereka kemudian tejadilah sebuah ledakan pada momentum sejarah lahirnya peradaban besar.

Perkara Wihdah (persatuan) merupakan hal yang mutlak di butuhkan, meskipun itu hanya dalam sebuah organisasi kecil misalnya. Mengapa?? Sebab, orang-orang diluar sana yang sangat ingin menghancurkan kita, memiliki rencana yang teroganisir dengan sangat baik. Simaklah dengan baik ungkapan bahwa ” Kekeruhan jama`ah, kata Imam Ali bin Abi Thalib r.a jauh lebih baik dari pada kejernihan individu”

readmore »»ǴǴ

Gambaran Pergerakan Mahasiswa Hari ini



Setiap Masa ada Pahlawannya dan Pahlawan itulah yang melahirkanm Sejarah, bukan sejarah yang melahirkan pahlawan”

Itulah ungkapan yang mungkin dapat mewakili gambaran tentang kondisi pergerakan mahasiswa hari ini. Mengapa hari ini kita melihat pergerakan mahasiswa seolah-olah bergerak hanya ditempat ia berdiri,tanpa mampu menghasilkan sebuah letupan gerakan yang benar-benar berarti? Karena memang begitulah kondisinya

Hari ini gerakan mahasiswa benar-benar lesu, bahkan bisa dikatakan mati. Sebab hari ini kita tidak dapat lagi menyaksikan sebuah gerakan mahasiswa yang mampu memberikan suatu tawaran yang memang benar-benar di butuhkan oleh zaman ini.

Kalau kita menilik pada sejarah maka kita akan melihat bahwa pergerakan mahasiswa pada angkatan `08, angkatan `28, angkatan `45, angkatan `66 dan angkatan `98, ternyata mereka mereka memiliki pola pergerakan yang sama tetapi tawaran yang mereka berikan itu berbeda sesuai apa yang menjadi kebutuhan zamannya, masyarakatnya, dan orang-orangya.

Mahasiswa angkatan `98 misalnya, mampu menghasilkan letupan besar pada sejarahnya sebab ia mampu menghadirkan sebuah gerakan moral yang memang dibutuhkan pada masanya yang berbeda sama sekali dengan angkatan-angkatan diatasnya tetapi sekali lagi pola dan pelakunya sama, mahasiswa.

Itulah masalahnya. Hari ini kita masih berada dalam kondisi yang memang tidak mampu menterjemahkan apa yang dibutuhkan pada masa ini untuk menghasilkan sebuah gerakan yang benar-benar real.

Hari ini kita masih berada pada batasan wilayah pergerakan yang sifatnya taklid, tanpa pernah mencoba untuk memahami zamannya, apa yang dibutuhkan zamannya.

Pada proses pewarisan ideologi, pola pikir dari pada gerakan sebelumnya kepada generasi lanjutan tidak harus sama. Mengapa sebuah gerakan yang dibawa oleh seorang Muhammad SAW mampu menghasilkan sebuah peradaban yang monumental sampai saat ini?-belum ada satu pun peradaban yang menyamainya sampai saat ini- karena proses pewarisan itu hanyalah nilai-nilainya-kecuali untuk hal-hal yang sifatnya ibadah. Karena kondisinya memang tidak persis sama dengan zaman dulu.

Makanya untuk sebuah gerakan mahasiswa saat ini sekali lagi perlu menghadirkan sebuah pola gerakan yang mungkin memang berbeda sama sekali dengan gerakan sebelum karena memang kebutuhannya berbeda.

oleh : Arif Atul M Dullah

readmore »»ǴǴ

Selasa, 15 April 2008

Pemilu Raya Unhas 2008

Di tengah Redupnya Pergerakan Mahasiswa


Hari ini ketika kita berbicara tentang lembaga kemahasiswaan BEM maka kebanyakan kita akan menemukan sikap acuh/ tidak peduli dari mahasiswa. Dimana-mana mahasiswa kebanyakan, sibuk dengan aktivitas akademiknya, aktivitas laboratorium, sibuk dengan tugas-tugas kuliah. Maka sesungguhnya mahasiswa jenis ini adalah jenis mahasiswa yang tidak secara total mengamalkan tri dharma perguruan tinggi. Melupakan salah satu tugasnya terutama pengabdian kepada masyarakat, untuk mengawal isu-isu kemasyarakatan.

Mengapa ?? Hal ini mungkin dilatarbelakangi oleh rasa trauma terhadap BEM Unhas. Sebab memang selama ini, mungkin saja tidak ada manfaat yang dapat mereka-mahasiswa- rasakan. Hal ini tentu saja menjadi permasalahan besar kita hari ini. Kondisi BEM Unhas yang sering ”jatuh bangun” mungkin juga menjadi salah satu alasan yang semakin memperparah ketidakpedulian masyarakat kampus terhadap lembaga mahasiswa.

Hari ini kalau kita mengamati, maka pergerakan mahasiswa dalam hal ini lembaga-lembaga kemahasiswaan di tingkatan fakultas sama sekali tidak mampu bergerak secara maksimal untuk mengawal isu-isu besar seperti BHP.

Padahal kalau kita melihat kondisi kita hari ini, ditengah semakin menggaungnya isu Komersialisasi Pendidikan (BHP) Unhas, sudah menjadi harga mati bagi mahasiswa bagi adanya sebuah wadah yang dapat menjadi wadah komunikasi antar lembaga mahasiswa di tingkatan fakultas dalam melaksanakan agenda-agenda kemahasiswaaannya sebagaimana yang tercantum dalam tri darma perguruan tinggi.

Tanpa adanya wadah tersebut, dalam hal ini BEM Unhas, maka segenap civitas Unhas akan mengalami kesulitan untuk mengawal isu tersebut. Karena untuk menghasilkan sebuah pergerakan yang besar dalam mengawal isu tersebut maka BEM Unhas menjadi sebuah keharusan dalam rangka mempersatukan ide, kekuatan dan segala yang dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kampus yang memang benar-benar mampu menghadirkan rasa nyaman bagi masyarakat kampus untuk mengamalkan tri dharma perguruan tinggi

Oleh : Arif A M Dullah

readmore »»ǴǴ