Sabtu, 10 November 2012

Siapa Cagub & Cawagub Sulsel Yang Peduli Lingkungan??


“Atmosfer” Sulawesi Selatan

Genderang perang Pilkada Sulsel telah ditabuh, tepatnya pada hari Jum’at tanggal 14 September 2012, proses pendaftaran Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan periode 2013-2018 telah dilaksanakan. Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (SAYANG) dan Ilham Arif Sirajuddin-Azis Kahar Mudzakar (IA), Rudiyanto Asapa-Nawir Pasinringi (Garuda-Na) akan saling berhadap-hadapan memperebutkan kursi orang nomor 1 dan nomor 2 di Sulawesi Selatan.

Di hari pendaftaran bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur ke KPU, ada suasananya yang sebenarnya sudah sering kita rasakan, khususnya warga Kota Makassar, tetapi suasana hari itu mungkin sedikit berbeda. Suasana itu adalah suasana kemacetan. Jika selama ini kemacetan adalah pemandangan yang hari-hari kita rasakan. Kali ini, kemacetan ini disebabkan karena penutupan beberapa ruas jalan protokol dalam rangka memperlancar pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel.

Terlintas pertanyaan dalam hati saya, dan juga mungkin pada sebagian besar warga yang terjebak dalam kemacetan tersebut.

Apakah suasana kemacetan ini juga dirasakan oleh dua pasang Cagub dan Cawagub yang kelak, salah satu dari pasangan tersebut akan menjadi pemimpin kita di Sulawesi Selatan?. Jawabannya, bisa ia dan bisa tidak. Tapi yang pasti di hari pendaftaran tersebut, mereka tidak merasakan kemacetan sebagaimana sebagian masyarakat Kota Makassar.

Lingkungan Kita Telah Berubah

Ada suasana yang kita rasakan sudah sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun silam. Ini bukan tentang panasnya “atmosfer” politik karena adanya pemilukada. Tetapi ini tentang atmosfer langit kita yang sesungguhnya, khususnya di Sulawesi Selatan, yang terasa begitu panas, akibat suhu lingkungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Bagi mereka, yang hidup di ruangan ber-AC, termasuk para cagub dan cawagub tersebut, mungkin tidak begitu merasakan perubahan ini, tetapi bagi masyarakat umum yang hidup dipinggiran-pinggiran kota, yang hidup di ruang-ruang tak ber-AC, akan merasakan panas yang berkepanjangan. Tidak pagi dan tidak malam, Panas dan suasana gerah terus menemani mereka di setiap pergantian waktu.

Pada tanggal 12 Mei 2011, Laporan Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar merelease hasil pengukuran suhu udara di Makassar dan beberapa kota di Sulawesi Selatan lainnya berada pada kisaran 23-35 derajat celcius. Kondisi ini membuat udara di siang hari maupun malam hari terasa sangat panas dan gerah. Para pembaca juga, tentu saja merasakannya. Dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa suhu udara di Kota Makassar dan beberapa wilayah lain di Sulawesi Selatan tergolong cukup tinggi (kabar-toraja.com).

Sekitar setahun kemudian, pada tanggal 6 September 2012, BMKG wilayah Makassar menyebutkan, suhu udara di Kota Daeng meningkat dibanding bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Suhu udara Makassar mencapai temperatur maksimum 34 derajat Celcius. Diperkirakan puncak musim kemarau untuk wilayah Makassar sampai Pinrang tahun ini terjadi Agustus sampai September dengan suhu yang mencapai 33 hingga 34 derajat. Suhu normal biasanya hanya 28-29 derajat. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung sampai akhir September, dan hujan tidak ada sama sekali (okezone.com).

BMKG wilayah Makassar melansir suhu udara rata-rata di pesisir barat Sulsel, mulai dari Kota Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Sidrap, dan Pinrang berkisar antara 33 dan 34 derajat celsius selama Agustus-September. BMKG memperkirakan, musim kemarau di Makassar-Pinrang terhitung sejak Mei 2012 dan diprediksi baru berakhir pada November 2012. Sementara, puncak musim kemarau terjadi Agustus-September.

Jadi suhu udara di kota Makassar dan Sulawesi Selatan telah mengalami peningkatan, minimal dalam dua tahun terakhir ini. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi kondisi kehidupan dan aktivitas masyarakat Sulsel baik dalam segi produktifitas di bidang pertanian, kesehatan dan lain sebagainya.

Kerusakan Lingkungan, Perubahan Iklim & Kesehatan

Tren peningkatan temperatur udara di bumi, tak terkecuali Sulawesi Selatan, diperkirakan akan terus terjadi di tahun-tahun mendatang. Di antara faktor yang paling berkontribusi terhadap peningkatan suhu bumi adalah terus bertambahnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) ke atmosfer tanpa mampu dikendalikan secara maksimal.

Protokol Kyoto menyebutkan ada enam jenis gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N2O), dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6).

Emisi CH4 berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, banyak dihasilkan dari sampah yang tidak tertangani secara baik, khususnya sampah–sampah yang ditampung di TPA dengan metode open dumping, dihamparkan begitu saja dilahan TPA secara terbuka. Data yang kami peroleh, menemukan bahwa dari 15 kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu Selayar, Bulukumba, Pare-Pare, Luwu Utara, Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Makassar menggunakan sistem open dumping. Hanya empat kabupaten/kota saja yang menggunakan sistem Managed anaerobic yaitu Makassar, Selayar, Pangkep dan Wajo. Hal ini pun, dalam pengetahuan penulis masih dianggap belum memenuhi syarat, karena pengelolaan yang belum baik.

Sedangkan untuk CO2, gas ini secara normal selalu ada di udara dan mengalami proses melalui siklus karbon, sehingga kadarnya bisa terus dalam keadaan yang normal dan tidak membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnnya. Akan tetapi, aktivitas manusia dapat menggangu siklus alami CO2, misalnya akibat penggundulan hutan, pembakaran hutan untuk pembukaan lahan pertanian. Sehingga tidak terurai lagi secara alami dan menempati atmosfer langit kita.

Belum lagi kondisi kemacetan kendaraan yang merupakan pemandangan hari-hari yang kita rasakan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan jumlah gas rumah kaca di udara, khususnya CO dan CO2. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah CO dan CO2 yang dilepaskan oleh sebuah kendaraan akan meningkat beberapa kali lipat akibat kemacetan. Belum lagi di tahun–tahun mendatang jumlah kendaraan di kota Makassar dan Sulsel secara umum diprediksi akan terus mengalami peningkatan.

Sedangkan hutan yang merupakan sumber utama penghasil oksigen bagi kehidupan telah mengalami kerusakan yang cukup memprihatinkan. Pada tahun 2005 luas lahan kritis dalam kawasan hutan mencapai 369.955,54 ha (dari 1.928.587 ha total luas hutan lindung), dan diluar kawasan hutan mencapai 312.827,75 ha. Selain itu luas areal hutan bakau juga terus mengalami penurunan, pada tahun 2006 yang tersisa hanya sekitar 9.795 ha dengan kondisi 40,71% rusak berat, 10,22 rusak sedang, dan hanya 15,27% dalam kondisi baik.

Peningkatan kadar GRK di atmosfer akan menyebabkan bumi menjadi seperti sebuah ruangan berkaca, yang tembus cahaya matahari, tetapi panas yang masuk bersama cahaya matahari tidak bisa dipantulkan kembali keluar akibat terhalangi oleh keberadaan gas-gas tersebut di atmosfer langit kita.

Studi tentang perubahan iklim telah banyak dilakukan dan hasilnya memang cukup mengkhawatirkan. Studi yang dipublikasikan oleh jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (2010), mengungkapkan bila skenario terus berlanjut maka diperkirakan kejadian sekitar 50 juta tahun lalu akan terulang. Ketika itu perubahan iklim telah mematikan sejumlah primata.

Efek pemanasan global tentu saja tidak hanya membahayakan primata saja, tetapi termasuk kita juga manusia. Beberapa tren perubahan pola penyakit juga terus ditemukan, seiring dengan terus meningkatnya suhu bumi. Juga, peningkatan suhu bumi, menyebabkan para petani tidak mampu lagi “meramal” kapan musim hujan akan mulai dan kapan musim kemarau akan berakhir sehingga berdampak pada produktifitas pertanian.

Prediksi jumlah emisi gas rumah kaca di Sulawesi Selatan pertahun sejak tahun 2010 – 2020 mendatang (dalam Gg) untuk daerah Selayar, Bulukumba, Pare-Pare, Luwu Utara, Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Makassar diperoleh sebagai berikut:

Untuk tahun 2010 jumlah emisi CH4 yang dihasilkan sudah 3,20 Gg CH4 atau setara dengan 67,288.2 Gg CO2. Dan jumlah ini akan mengalami peningkatan di tahun 2020 menjadi sebesar 23,67 Gg CH4 atau setara dengan 497,0752 Gg CO2. Dengan kontribusi gas CH4 paling berasal dari timbunan sampah, utamanya dari TPA dari 15 Kabupaten Kota tersebut di atas. Jika data tersebut baru prakiraan jumlah gas CH4 dan CO2 yang dilepaskan dari sektor sampah. Bagaimana dengan gas rumah kaca lainnya seperti CH4, CO2, N2O, CFC dan sebagainya?

Data di atas baru prakiraan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah padat. Kontribusi industri terhadap peningkatan gas rumah kaca juga diperkirakan sangat besar khususnya untuk wilayah Makassar. Baik dari aktivitas pembakaran maupun dari hasil buangan limbah cairnya. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keindahan Kota Makassar, 2008 menyebutkan bahwa jumlah industri yang beroperasi di kota Makassar pada tahun 2004, adalah sekitar 4.288 unit yang terdiri 4.099 unit industri kecil dan 199 unit industri besar.

Jadi bisa dibayangkan, akan seperti apa kondisi atmosfer yang melingkupi langit di Sulsel di tahun-tahun mendatang jika tidak ada kesadaran, khususnya para pengambil kebijakan di Sulsel, untuk memikirikan penanggulangan masalah emisi GRK ini. Wilayah yang kita diami ini di tahun-tahun mendatang, kelak tidak akan terasa nyaman lagi untuk dihuni, karena suhu udara yang terus menerus meningkat.

Meskipun disadari bahwa masalah pemanasan global bukanlah masalah lokal di lingkup Sulawesi Selatan saja, sehingga tidak mungkin bisa diselesaikan hanya dalam lingkup Sulsel. Akan tetapi, diperlukan itikad baik dari Cagub dan Cawagub untuk terus berkontribusi terhadap penataan lingkungan hidup. Karena pasti, kondisi lingkungan akan sangat mempengaruhi kehidupan kita secara keseluruhan, tak terkecuali warga masyarakat di Sulawesi Selatan.

Selain itu, Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 telah menyebutkan bahwa Gubernur harus menyusun Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dalam rangka menurunkan emisi GRK di masing-masing wilayah provinsi. Sehingga Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berperan sangat penting sekaligus berkewajiban dalam upaya penurunan emisi GRK di daerah. Kedepannya, siapapun gubernur yang akan memimpin Sulsel bersama para Bupati/Walikota, memiliki “kewajiban” untuk merealisasikan agenda-agenda penataan lingkungan hidup khususnya terkait dengan GRK ini.

Politik & Kesehatan

Prof Umar Fachmi Achmadi Ph.D, menyebutkan bahwa memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat adalah sebuah kegiatan politik. Karena ketika berbicara tentang keinginan, sebuah cita-cita untuk menuju masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang lebih sehat, hal itu adalah ekspresi dari sebuah ideologi politik.
Dalam kuliah-kuliah yang pernah saya ikuti dijelaskan bahwa, salah satu determinan yang paling menentukan efektifnya program peningkatan derajat kesehatan adalah kebijakan. Penentu kebijakan penataan dan pengelolaan lingkungan dalam lingkup Sulawesi Selatan salah satunya adalah Gubernur.

Kebijakan tentang lingkungan yang merupakan keputusan pengambil kebijakan yang dapat atau memang ditujukan untuk mempengaruhi kondisi lingkungan strategis lainnya adalah salah satu faktor yang sangat berperang dalam upaya menciptakan kondisi yang aman dan sehat bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Kebijakan makro di bidang lingkungan, misalnya penataan sistem pengeloaan sampah di TPA, pencegahan dan penindakan aktivitas penebangan hutan, pengujian emisi kendaraan bermotor dan seterusnya akan mampu mengurangi potensi risiko timbulnya penyakit akibat pencemaran udara oleh adanya emisi GRK.

Kita semua adalah masyarakat Sulawesi Selatan, yang saat ini sedang dihadapkan pada pilihan-pilihan politik, secara khusus menjelang pemilukada Sulsel di awal tahun 2013 mendatang. Keterlibatan kita didalamnya, tentu saja tidak bisa hanya sekadar ikut ramai, kita juga harus bisa memperjuangkan nasib kita sendiri dan nasib kebanyakan orang-orang di sekitar kita. Dalam pesta demokrasi ini, kita wajib melihat visi misi pasangan cagub dan cawagub tersebut. Melihat janji-janji kampanye mereka. Apakah visi misi tersebut memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup atau tidak. Tapi tidak hanya cukup dengan itu, kita juga perlu melihat seberapa realistis program-program tersebut untuk mereka realisasikan. Sekali lagi jika ada!!!

Melalui tulisan ini, saya hanya menyarankan satu hal kepada seluruh warga Sulawesi Selatan, bahwa diantara pertimbangan yang akan kita berikan untuk menentukan siapa yang akan kita pilih dalam pemilukada Gubernur Sulsel awal tahun depan adalah seberapa pedulikah mereka, Pasangan Cagub dan Cawagub tersebut, terhadap kondisi lingkungan hidup khususnya di Sulawesi Selatan.

Selamat mengikuti hiruk pikuk dan panasnya atmosfer politik di pilgub Sulsel periode 2013-2018, tetapi jangan lupa kita hidup dalam atmosfer yang terus bertambah panas.
readmore »»ǴǴ

Senin, 05 November 2012

Jedah Canda Bersama @AryaSandhiyudha (Kandidat Ph.D Turki)

Makassar, 5 November 2012

Sebenarnya Turki itu bukan hanya sebuah negara bagi ku, tapi ia ad harapan, seperti Indonesia, seperti juga mesir....Aku percaya (Arif Atul M Dullah)

@AryaSandhiyudha: jika ada yang masih menyimpan kaset PERUBAHAN (at-taghyir), dalam ceramah KH. Rahmat Abdullah tersebut ulasan ayat tsb.

@arifmahmudah: alhamdulillah masih ada, disave sangat aman :)

@AryaSandhiyudha:orang Makassar memang progressif. Mantab! :)

@arifmahmudah: Heheh, siap mas!!! anarkis dlm kebaikan

@AryaSandhiyudha: haha, perlu itu.. Bang Arif sibuk dimana sekarang? :)

@arifmahmudah: Wah, pertanyaannya menantang nih:) Lagi ngajar2 di kampus mas. Mudah2an bsa nyusul S3 tahun depan #doain ye...

@AryaSandhiyudha: amien.. insya Allah :-)

@arifmahmudah: sapa tahu bisa nyusul ke Turki hehe. Tapi mgkn ut bidang ilmu saya kurang cocok disana. sy berharap bisa kesana satu saat

@AryaSandhiyudha: Amien.. ngajar di kampus mana? saya tanggal 14 Jan-1 Feb di Indonesia insya Allah :)

@arifmahmudah: Di kampus SWASTA mas. mudah2an bisa dapat negeri tahun depan http://ngarep.com . Di indonesia mana? kan luas hehe.

@AryaSandhiyudha: pulang ke Jakarta, diusahakan penuhi undangan Aceh & Medan. Moga bisa juga ke Makassar insya Allah :)

@arifmahmudah: oooo, mungkin bisa diagendakan ke Makassar ya? hmmm, tapi gak janji mas, nanti ta cek teman2 disini...siapa tau bsa :)

@AryaSandhiyudha: Siap..

@arifmahmudah: wah, wah...okeh2 mas, ta` cek teman2 disini, mudah2an ada "lembaga" kampus yg mau kerjakan, ut share pengalamannya di Turki

@arifmahmudah: mantap mas!!!, ambil bidang ilmu apa S3 nya mas?

@AryaSandhiyudha: Ilmu Politik, bang.. Mohon do'a ya bang :)

@arifmahmudah: aamiin, berarti satu lagi stok kepemimpinan yg siap ut tahun 2024 ...mudah2an...aamiin.... :) #pemimpi #pekerja

@AryaSandhiyudha: wah, sebagai lulusan kampus "umum" saya gak ikut2 lah Bang, kalau pemimpin serahkan ke para ustadz & kafa-ah Syar'i :-)

@arifmahmudah: wah, jangan gitulah mas, hehe, kan mekanisme "nunggu penugasan" jg tetap haruslah...tapi bercita2 jg kan gak pa pa :)

@arifmahmudah: sdh dulu ya mas, nanti lanjut, sdh mau isya di Makassar nih, sekalian lanjut "ngisi". wass
readmore »»ǴǴ

Sesi 3 (Last): Sakit - Sehat, Tanggung Jawab Siapa??

Makassar, 5 November 2012

Tapi #lingkungan bukan hanya itu. Bukan hanya yg bersifat fisik dan mikroorganisme. Ada juga yg namanya #LingkunganSosial. #SakitSehat

Kalau #perilaku kita benar, #Lingkungan bisa dikondisikan agar sehat dan tdk mjd tempat tinggal penyebab sakit. Status #SakitSehat lbh baik

Tapi #Perilaku kita tdk cukup sendiri. Perlu #PerilakuKolektif yg baik. Krn #lingkungan ini luas, kita tdk hidup sendirian. #SakitSehat

#PerilakuKolektif ad wilayah kerja para #Sosiolog dg prosi yg terbesar tentu dg melibatkan byk stakeholder termasuk tenaga kes. #SakitSehat

#Sosiolog bisa menjadikan "kearifanlokal" suatu masy atau komunitas, sbg cara meningkatkan status kesehatan mereka.... #SakitSehat

Misalnya, pada sebagian suku adat, mengenal istilah #TanahAdat, itu baik dlm memelihara kondisi #Lingkungan agar tetap seimbang #SakitSehat

Itu satu contoh. Yg lain msh byk. Termasuk dlm mengatasi Masalah #Gender dlm hubungan sosial suatu masyarakat. Begini...#SakitSehat

Jk #sosiolog menganggap, #Gender mjd penghambat dlm mendapatkan akses #PelayananKesehatan, sebenarnya solusinya mudah. Asal Mau #SakitSehat

Masy. yg msh "saklek" dg masalah #Gender bisa dipahamkan, dididik, agar mengerti. Dg stake holder lain, terutama #Ahliperilaku. #SakitSehat

Pada saat yg sama, faktor keempat dlm konteks #SakitSehat ini, yaitu para penentu #Kebijakan, harus benar2 serius mengatasi masalah ini..

Para pemangku #Kebijakan wajib, sbg kewajiban dari Undang2, untuk menyediakan #PelayananKesehatan yg terjangkau bagi semua org. #SakitSehat

Si Miskin, Si Kaya, Jika sedang sakit, segera layani dan tangani. Berikan pelayanan yg terbaik. Kita sering prihatin terkait ini #SakitSehat

Tapi, faktanya berbeda. Ada pasien miskin, yg karena tdk ada uang, harus ditunda operasinya, padahal statusnya darurat #SakitSehat

Atau bbrp kasus. Pasien sdh ditetapkan jadwal operasinya, eh ternyata batal hanya krn petugas medisnya ada agenda diluar kota #SakitSehat

Ut yg kaya sebaliknya, biar petugas kesehatannya lagi diluar kota, ia siap datang ut operasi. Ini krn Uang. Ini mmg masalah #SakitSehat

Tapi, aspek #prefentif adalah muara akhir peningkatan derajat sehat. Bukan yg pertama. Paradigma kesehatan kita msh begitu #SakitSehat

Msh utamakan pengadaan alat2 pengobatan. Bukan memporsikan minimal sama aspek #Pencegahan dlm meningkatkan derajat kesehatan. #SakitSehat

Padahal dari empat aspek dlm kontek #SakitSehat yg sy sebutkan diawal, 3 diantaranya lebih byk kaitannya dg #PencegahanSakit

Aspek2 itu ad #Orang; #Lingkungan #KomponenSosial. Sisanya Aspek #Kebijakan khususnya terkait dg #PelayananKesehatan. #SakitSehat

Para pengambil #Kebijakan harus bisa menempatkan keempat hal diatas dlm porsi yg proporsional. Agar penangan #SakitSehat bisa lbh maksimal

Dan disiplin ilmu lain, tentu bisa mengambil porsinya masing2 dlm empat aspek yg sy sebutkan tadi. Sy yakin tdk akan berbenturan #SakitSehat

Sy mau mencontohkan. Untuk #AspekLingkungan. Kita butuh #AhliGeologi, #AhliTanah, #AhliKehutanan dll. Itu satu kesatuan. #SakitSehat

Aspek #Kebijakan misalnya ada #Politisi nya, #Bupati #Gubernur #Menteri dst. Jangan Dibentur2kan. #SakitSehat

Mereka yg #Sehat setelah #Sakit, akan kembali ke #Lingkungan yg sdh dikondisikan sehat, #StatusGizi nya dijaga dst. Itu Siklus #SakitSehat

Tentu setelah ia mendapatkan #PelayananKesehatan yg memadai, adil dan tanpa diskriminasi krn #StatusSosil, #Gender dsb. #SakitSehat

Sy kira begitulah cara pandang yg saya tawarkan, Mudah2an bermanfaat. Sekian. #SakitSehat
readmore »»ǴǴ

Sesi 2: Sakit - Sehat, Tanggung Jawab Siapa??

Makassar 5 November 2012

Menurut saya, ada empat hal yang saling berinteraksi dalam konteks #SakitSehat. Orang/People, Lingkungan, Kebijakan/Aspek Legal, Komp.Sosial

Aspek orang dlm konteks #SakitSehat, terkait dengan pola #perilaku pada dirinya sendiri dan juga kondisi diluar dirinya.

#Perilaku pd diri yg utama terkait dg penguatan #Imunitas. Diluar diri terkait pola perilaku pd lingk.yg mgkn jd sumber penyakit #SakitSehat

Imunitas sesorg ditentukan oleh 2 hal: komposisi genetik didlm dirinya, mis mngp islam melarang pernikahan saudara/sepupu? #SakitSehat

Itu karena secara medis, pernikahan saudara/sepupu, akan meningkatkan potensi munculnya sifat2 "tersembunyi" atau "genotipe" #SakitSehat


Yg kedua adalah apa yg kita makan?. Kesehatanmu ad apa yg kamu makan. Bergizi seimbangkah atau tidak? #SakitSehat

Aspek dari #LuarDiri, terkait dg bgmn seseorg memelihara #perilaku "aman"nya thdp #lingkungan, yg pontensial jd sumber penyakit #SakitSehat

#Lingkungan seseorg dimana ia ber-#perilaku, ad faktor kedua yg penting dlm bahasan kita ttg konsep #SakitSehat. Begini penjelasannya

#Lingkungan yg sehat atau byk penyebab sakit, pengaruhi status #SakitSehat seseorg. Saya mau mencontohkan beberapa kasus terkait lingkungan

Di musim hujan seperti sekarang ini, lingkungan berubah. Perubahan ini mjd potensi bagi munculnya penyakit yg sblmnya tdk ada #SakitSehat

Hujan datang, di #Lingkungan dedaunan menghijau, ilalang dan rerumputan menghijau. tapi itu semua ad rumah bg nyamuk #SakitSehatn

Hujan datang, air menggenang diberbagai tempat, itu adalah rumah baru bagi calon nyamuk penyebab DBD dan Malaria #SakitSehat

Jadi #lingkungan fisik berubah, bergeser pd keadaan lain, sebabkan berkembang biaknya berbagai jenis #Agen penyakit. #SakitSehat
readmore »»ǴǴ

Sesi 1: Sakit - Sehat, Tanggung Jawab Siapa??

Makassar 4-5 November 2012

Sosiolog memandang #SakitSehat sebagai akibat dari pengorganisasian masy, interaksi kelas sosial, kepentingan, status sosial dsb

Ahli2 kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat secara umum memandang determinan utama yg pengaruhi #SakitSehat ad lingkungan

Ahli biomolekuler menjelaskn salah satu sebab sakit ad kecocokan kode genetik tertentu pd mnusia dg sebab sakit (mikroorganisme) #SakitSehat

Ahli ilmu perilaku memandang salah satu aspek penting penyebab #SakitSehat ad faktor perilaku. Perilaku yg berisiko sebabkan sakit

Gender, sbg salah satu aspek yg berpengaruh terhadap #SakitSehat, dipandang secara berbeda oleh #Sosiolog dan #AhliKesehatan

Gender, oleh #AhliKesehatan dipandang terkait dg imunitas tubuh, Laki2 rentan penyakit tertentu, Wanita rentan penyakit tertentu #SakitSehat

Gender oleh #Sosiolog dipandang, mis terkait dg terkait fenomena sosial. Era Revolusi Industri, Wanita lbh rentan sakit #Sakit

#Sosiolog memandang, di Era Liberalisasi Ekonomi, derajat kesehatan wanita "harusnya" lbh baik. Krn "kelas sosial" mulai hilang #SakitSehat

Msh byk paradigma penyebab #SakitSehat. Lalu? Itu normal sj. Itu semua khazanah pengetahuan. Yg memberikn kita byk cara...

Byk jalan. Byk metode. Byk pendekatan dlm upaya mengurangi angka sakit dan memelihara mereka yg sdh sehat agar tetap sehat #SakitSehat

Jadi jgn bentur2kan semua sudut pandang thdp penyebab #SakitSehat. Krn semuanya adalah satu kesatuan yg utuh & saling melengkapi

Yg kita butuhkan setelahnya ad desainer yg mampu mengintegrasikan semua paradigma mjd arus besar kurangi sakit, menambah sehat #SakitSehat

Masalah #SakitSehat yg penanganannya tdk prn memberikan hasil yg menggembirakan, itu krn pemisah2an yg dilakukan sang "desainer" kesehatan

Efektifitas hanya dari Cara pandang yg komprehensif tadi. Setelahnya boleh membuat prioritas2 program. Tdk asal buat program #SakitSehat

Program tdk cukup dilaksanakan oleh petugas kesehatan sj. Byk "kearifan lokal" yg jg bisa kurangi sakit. Itu bisa dimanfaatkan #SakitSehat

Sebagaimana masalah kesehatan ditangani dengan pengadaan fasilitas pengobatan saja. Atau hanya memikirkan aspek kebijakannya sj #SakitSehat

Saya mau menawarkan beberapa sudut pandang, yg mudah2an bisa saling membantu dlm kaitannya dengan masalah #SakitSehat ini
readmore »»ǴǴ

Memulai Perubahan Dari Pikiran

Makassar, 5 November 2012

Saya mau sharing, tentang bagaimana sebenarnya suatu perilaku itu terbentuk dalam diri kita. Mendidik bukanlah sekedar pekerjaan mentransfer pengetahuan kepada anak didik. Tapi output akhir dari pekerjaan mendidik itu adalah terbentuknya satu perilaku baru yang baik, yang diinginkan oleh Islam

Pertemuan-pertemuan yang kita agendakan dengan peserta didik setiap pekannya, harusnya membentuk 3 hal sekaligus pada diri mereka, Pertama menanamkan padanya nilai-nilai baru melalui materi/pengetahuan baru yang kita sampaikan padanya, kemudian terbentuklah satu sikap yang baru, dan akhirnya terbentuk satu perilaku yang baru, atau mempertahankan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang baik yang memang sudah ada pada dirinya.

Bagaimana hal-ha tersebut di atas saling berinteraksi dalam rutinitas pekanan itu, atau dalam pertemuan-pertemuan kita dengan anak didik?

Ada empat kosa kata yang akan saya coba kemukakan dalam tema ini. Mudah-mudahan dari sini kita bisa menemukan penjelasannya. Kosa kata itu adalah pengetahuan; keyakinan; sikap; dan perilaku.

Saya pernah menonton satu potongan film.

Disitu dikisahkan, ada seorang pemain football yang ditantang oleh pelatihnya untuk melampaui satu garis finish sambil memikul salah satu temannya. Tapi sang pemain tidak mau, karena dia khawatir tidak dapat melampaui tantangan itu. Setelah agak dipaksa oleh sang pelatih, pemain itu akhirnya mau memenuhi tantangan itu. Sang pelatih mensyaratkan agar pemain tsb menutup matanya dengan kain.

Lalu, sambil menempatkan salah seorang temannya dibelakang punggungnya ia berjalan merangkak menuju garis finish. Bahkan melampaui targetnya. Di sepanjang perjalanan, sang pelatih terus menerus memberikan motivasi, sampai akhirnya si pemain melampaui garis finisih,yang sebenarnya sebelum si pemain menerima tantangan itu ia tak yakin bisa melampaui.

Orang bisa berpendapat keberhasilan tersebut karena faktor motivasi dari sang pelatih, atau juga karena ia memilih untuk tidak mengetahui jarak yang akan ditempuhnya sambil menutup mata. Itu semua mungkin benar saja.

Tapi saya punya cara pandang yang cukup berbeda. Saya dulu belajar dalam ilmu perilaku, semasa kuliah. Biasanya penelitian-penelitian semi ekperimental dilakukan, atau juga dengan metode pre-post test.

Pertama, yang dilakukan adalah mengukur tingkat pengetahuannya dan sikapnya, setelah itu dilakukan pelatihan, mentransfer pengetahuan, memberikan penyuluhan. Setelah penyuluhan dilakukan, dilakukan lagi tes, post test, untuk mengetahui seberapa besar perubahan pengetahuan dan seberapa besar perubahan sikap yang terjadi terhadap kasus yang sama yang diujikan, yang ukur, sebelum penyuluhan itu dilakukan. Yang dari sikap itu diharapkan terbentuk satu perilaku baru yang lebih baik.

Maka begini pendapat saya terhadap kisah pemain football di atas

Sikap yang pertama kali muncul dalam diri kita bahwa tidak mampu melampaui satu tantangan, sebelum mencobanya, sebenarnya lahir dari:

Pertama, faktor pengetahuan. ketidaktahuan yang cukup tentang potensi yang kita miliki. Kedua, faktor ketidaktahuan ini mempengaruhi keyakinan bahwa kita tidak bisa melampaui satu tantangan itu. Ketiga, faktor ketidakyakinan inilah yang akhirnya melahirkan sikap, cara pandang pada diri sendiri, bahwa kita memang tidak bisa melakukannya. Keempat, faktor sikap, cara pandang inilah yang membuat kita tidak berperilaku, berbuat, bekerja untuk menaklukkan tantangan itu.

Jadi, empat faktor diatas, bekerja secara berturut-turut didalam diri kita, mulai dari pengetahuan, lalu membentuk keyakinan, lalu membangun cara pandang (sikap).Yang terakhir, kita memilih perilaku tertentu untuk merespon sebuah keadaan di lingkungan kita.Jadi, cara kita membentuk satu perilaku baru terhadap anak didik itu harus memulainya dari proses penanaman pengetahuan

Kalau kita membaca bagaimana islam ini pertama kali diturunkan. Allah SWT memulai perintah kepada Sang Rasul dengan “iqro”. Bacalah!!. Nanti belakangan baru kemudian Allah menurukan “sesungguhnya tidak ada agama lain (yang benar disisi Allah) selain Islam” Maka transfer pengetahuan itu, menjadi tahap awal mengubah atau membentuk satu perilaku tertentu pada seseorang. Transfer atau peningkatan pengetahuan, yang tidak sekedar pengetahuan, tapi pengetahuan yang memiliki nilai-nilai.

Lalu bagaimana caranya agar pengetahuan yang kita transfer itu membentuk satu pemahaman pada seseorang lalu berubah menjadi satu keyakinan?

Inilah yang dikontekskan oleh Allah SWT dalam Al Quran, ketika Isa a.s menyampaikan berita kepada Bani Israil akan datangnya seorang nabi setelah dirinya. Isa a.s berkata; “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."

Isa a.s menggunakan kata “bashiran” (kabar gembira), sangat jelas, terang, tak ada yang samar-samar. Ala bashirah.

Jadi, keyakinan akan sebuah pengetahuan itu sangat ditentukan seberapa kuat, sang informan menyampaikan informasi/pengetahuan itu kepada penerimanya dan meyakinkannya. Penjelasan yang terang, jelas, tanpa ambiguitas, membentuk pemahaman yang baik.

Pemahaman yang baik, yg terus menerus terakumulasi dalam diri kita akan membentuk satu keyakinan yang kuat. Sebagaimana Allah menurunkan perintah “iqra” membaca, mengisi akal kita dengan pengetahuan. Sebelum Allah, memastikan satu keyakinan pada diri kita bahwa “tidak ada agama lain (yang benar disisi Allah) kecuali Islam

Keyakinan yang kuat, yang terbentuk dari akumulasi nilai-nilai pengetahuan yang kita peroleh, akan membentuk paradigma, sikap tertentu. Cara pandang tertentu pada diri kita, menyebabkan penyikapan dari 2 orang terhadap satu masalah yang sama bisa jadi berbeda.Sebagaimana ketika ada fenomena kerusakan sosial, ada orang yang melihatnya sebagai sesuatu yang memang begitu adanya. Tapi ada juga yang melihatnya, fenomena itu sebagai sesuatu yang harus diubah, diperbaiki untuk membentuk satu tatatanan sosial baru, yang lebih baik. Lalu cara pandangnya,ssikap nya, membentuk cara kerja, perilaku tertentu dalam dirinya untuk mengubah keadaan itu.

Maka pengetahuan, sikap, perilaku, bekerja secara berturut-turut dalam diri kita lalu membentuk sebuah siklus.Dimana pengalaman, perilaku akan membentuk pengetahuan baru, pengetahuan baru akan membentuk sikap yang lebih baik seiring waktu. Dan itulah puncaknya. Karena Imam Al Ghazali mengatakan: "puncak dari llmu pengetahuan itu adalah gabungan antara pengetahuan dan pengalaman".

Mengertilah kita mengapa 3 hal ini, pemahaman, ikhlas dan amal dituliskan secara berturut-turut, sbg sifat yg harus dimiliki. Pemahaman dulu, baru melahirkan ikhlas yg tempatnya dalam hati dan salah satu isi hati adalah keyakinan, baru kemudian terbentuk yg berikutnya, amal. Bukan ikhlas dulu baru ilmu, atau amal. Tapi mengilmui dulu, memahami dulu baru lahirlah keikhlasan lalu amal atau kinerja atau perilaku.

Karena perubahan itu memang selalu dimulai dari dalam diri kita, dimulai dari perubahan cara kita berpikir

Sekian…..

readmore »»ǴǴ

Minggu, 04 November 2012

Kerinduanku Pada Sang Pagi

Makassar, 4 November 2012

Entahlah, aku juga tidak tahu, kenapa pagi ini, aku masih tetap saja merindukan kehadiran pagi....#puiter

Seperti ketika kuusir malam untuk segera pergi menjauh. Tapi malam selalu saja datang menyapaku, juga menyapamu... #puiter

Ingin kutitipkan rinduku pada pagi melalui mentari, krn mentari-lah yang menyambung sang malam kepada pagi....#puiter

Tapi masih juga, mentari tak dapat kutemui untuk kutitipkan pesan rinduku pada pagi, krn ia msh saja asyik bersembunyi dibalik awan #puiter

Mungkin nuansa terus berubah, mungkin juga pagi telah datang dan malam pun pergi, tapi tak ada nuansa itu disini...#puiter

Mungkin krn saat ini hujan datang memenuhi ruang bumi. Sehingga nuansa malam tak pernah lagi pergi dari sini....#puiter

Padahal pesan sang angin padaku, mentari tak pernah berhenti bersinar. tapi tak kutemukan sinar itu. #puiter

Atau mgkn kutunggu saja sampai awan menjauh. Dan kunikmati saja kerinduan ku pada pagi yg tak prn datang sampai sepagi ini #puiter

Dan mulai kupendarkan sinar lilin kecil ini dari ruang kamarku. Mungkin dengan itu, kerinduanku pada pagi dapat sedikit terobati #puiter

Agar perlahan hangat memeluk tubuhku yang telah kaku. Oleh dinginnya malam-malam kemarin. Selamat pagi semuanya #puiter
readmore »»ǴǴ