Selasa, 30 Desember 2014

Sastra Untuk Kebenaran

Membaca sejarah itu seperti engkau sedang mengembara dalam rimba sejarah manusia, untuk menemukan jalan menuju masa depan

Sastra, telah memenangkan para filsuf atas ulama-ulama islam pada kurun tertentu di masa lalu dalam berebut hati manusia

Mengapa Sastra? Karena manusia suka keindahan...itu tabiat alamiah. Harus kita pahami, apalagi dalam konteks masyarakat awam

Masyarakat awam menyukai hal yang indah, sedangkan urusan benar salah bukanlah yang utama yang menentukan ketertarikan mereka

Itulah sebabnya, artis lebih populer daripada ulama.

Itulah sebabnya, konser musik lebih ramai dibandingkan ceramah para ulama

Sastra itu memberi energi pada kata.

Sastra itu menghentak jiwa....dan meninggalkan jejak yang kuat pada ingatan

Maka tak ada kebenaran yang bisa menang jika disampaikan bersama ejekkan dan olokan.

Kebenaran harus punya pesona agar ia memenangkan hati manusia. Dan sastra, adalah salah satu yang mengindahkannya

Sastra mengubah kata-kata menjadi sihir

Maka Rasulullah dimukjizati "kata". Dan itulah juga yang beliau wariskan. Tak ada kata-kata seindah ketika Al Quran bertutur.

Maka jadilah engkau penutur kebenaran yang mampu memberikan pesona pada kata.
readmore »»ǴǴ

Jumat, 19 Desember 2014

Selapang Jiwa Untuk Manusia

Dahulu, kita pernah membaca kisah kenegarawanan Buya Hamka dan Pramoedya Ananta Toer,

Pramoedya pernah menyerang dan berusaha merusak nama baik Buya melalui tulisan-tulisannya. Bahkan Buya pernah difitnahnya merencanakan pembunuhan terhadap Presiden

Buya Hamkalah yang justru mengatakan: "saya tidak setuju dengan pelarangan terbitnya tulisan-tulisan Pram, jika kalian ingin melawannya, lawanlah juga dengan tulisan"

Buya Hamka juga menerima permintaan Pramoedya agar anak menantunya diterima untuk belajar agama kepadanya. Pramoedya tidak memilih ulama lain, tapi Buya. Ini sebentuk pengakuan yang jujur.

Begitulah sebentuk pengajaran tentang jiwa. Kita boleh saling mengkritik. Keras sekeras-kerasnya. Tapi ruang jiwa kita harus jauh lebih lapang untuk menerima kebenaran, bahkan meskipun itu berasal dari orang yang paling membenci kita.

Mungkin tidak berlebihan jika saya mengatakan:

Hari ini kita bisa belajar dari Prabowo Subiyanto....

Sangat fair....Sangat ksatria....

Kita juga bisa belajar dari Jokowi Dodo

Tentang kerendahan hati

Dan kita butuh banyak jiwa selapang itu jika kita ingin menjadi bangsa yg besar di masa depan
readmore »»ǴǴ

Selasa, 16 Desember 2014

Murid Mentari

Hari ini saya menyaksikan mentari terbit sejajar denganku...

Bukan mentari yang memesonaku,
Tapi awan yang berbaris putih, merendah,rapih

Ada banyak murid yang bisa melampaui gurunya dalam hal ilmu

Tapi, takkan ada murid yang dapat melampaui gurunya dalam hal kebaikan di sisi Tuhan

*) Dari Ketinggian 15.000 kaki (diatas kota sorong papua)
12 Desember 2014
readmore »»ǴǴ

Selasa, 09 Desember 2014

Mencintai Seperti Air Sungai

Mencintai itu seperti air di sungai....jika di hulu sungainya banyak airnya maka suburlah tanah-tanah di hilir sungai....

Hulunya adalah pribadimu... airnya ad kebajikan pribadimu....sdgkan hilirnya adalah objek yg engkau cintai.

Maka jika air kebajikan pribadimu melimpah...pekerjaan selanjutnya adalah menemukan alur sungainya agar "dia" bisa tumbuh mjd lbh baik karenamu.

Menemukan alur sungai adalah pembelajaran tanpa henti untuk memahami jiwa manusia. Dan itu adalah tantangan yg terlalu dahsyat dan menggairahkan.

Makassar - Bekasi
readmore »»ǴǴ

Muslim dan Negara

Beberapa media islam, membicarakan tentang "aturan berdoa" yang dibuat oleh Mentri pendidikan dasar....

Anies Baswedan:
“Sekolah di Indonesia mempromosikan anak-anak taat menjalankan agama, tapi bukan melaksanakan praktik satu agama saja,”

Secara normatif, seorang muslim, ketika ia menjadi pengelola negara, maka dia tidak lagi hanya mengurusi kaum muslimin....tapi juga agama lain.

Saya termasuk yang setuju dengan ide pak Anies.
readmore »»ǴǴ

Menjadi Pembelajar di Usia 20-40 Tahun

Mungkin, dibandingkan dari sekedar terus berkomentar dan merespon realitas sosial kita secara sporadis, mendengar lebih banyak dan mengambil yang terbaik dari itu semuanya adalah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan saat berada direntang usia 20-40 tahun,

Karena direntang usia itulah, kapasitas intelektual kita mencapai proses pertumbuhannya yang maksimal, kita butuh asupan pengetahuan yang banyak, maka kita butuh waktu mendengar yang lebih banyak, sebelum meledakkannya di usia setelah 40 tahun, usia kerja yang panjang tanpa henti sampai kita kembali kepada Allah
readmore »»ǴǴ

Dangdut dan Orang-Orang Indonesia

Dangdut....karya yang terus bertahan.

Adalah karya seni, yang nampaknya menjelaskan tentang satu hal tentang karakter orang Indonesia:

Orang-orang Indonesia itu bisa tetap bahagia, tetap bisa menari, di atas sayatan luka dan penderitaan mereka yang dalam.

Bacalah lirik lagu-lagu dangdut itu, itu kan terlalu rumit, ungkapan luka hati yang terlalu dalam...tapi lagu itu dinikmati dengan tersenyum sambil menari.

Mungkin karena itu jugalah, acara TV yang paling laris adalah acara musik,

Bergembira setiap hari, seolah hidup mereka sedang baik-baik saja

-Bekasi, 7 Desember 2014-
readmore »»ǴǴ

Minggu, 23 November 2014

Kehormatan Para Pahlawan

Kalau kita membaca biografi Soekarno. Lalu kita membaca biografi Mohammad Hatta.

Soekarno adalah cucu dari bangsawan Bali. Hatta adalah cucu dari Kiyai Besar di Minangkabau

Kita mungkin bisa membuat kesimpulan begini:

Orang-orang besar dalam sejarah umumnya berasal dan lahir dari "keluarga terhormat".

Tapi Realitas sosial yang buruk, situasi penindasan dan penjajahan yang mereka alami secara pribadi dan juga dialami oleh lingkungan sosial mereka, menjadi semacam faktor eksternal yang membuat mereka bangkit untuk merebut kembali kehormatan itu.

Dan saat itu mereka tidak lagi bicara tentang kehormatan pribadinya tapi juga masyarakat dan bangsanya.

Mungkin itulah juga yang menjadi alasan untuk menjelaskan makna dari pesan Umar bin Khatab, kira-kira begini:

"Angkatlah seorang pemimpin dari kalangan yang terhormat, karena kondisi itu akan membuat mereka menjaga diri dari melakukan hal-hal yang merusak kehormatan mereka itu"

Dan bahkan Rasulullah pernah bersabda:

"Tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Suayib, kecuali mereka berasal dari keluarga yang terhormat".

Ini adalah pesan menyejarah tentang kepemimpinan

-Makassar-
readmore »»ǴǴ

Belajar dari Perang Padri

Sabtu, 22 November 2014
Pkl 15.30 WIT

Saya pernah beberapa kali membaca kisah perang Padri, tapi hari ini sy mulai mengerti satu hal:

"Respon yg keras dari kaum agamawan thpd budaya, adat dan realitas sosial masyarakat akan mjd celah yg efektif bagi musuh ut memecah belah persatuan bangsa"

-Ambon, Maluku-
readmore »»ǴǴ

Jangkauan Tangan & Pandang Seorang Pemimpin

Ada diskusi yg menurut sy sangat menarik dg salah seorg ahli dalam bidang perencanaan malam ini, khususnya ketika menyoal menteri Susi yg sekarang sdg "naik daun".

" Jika melihat latar belakangnya, Bu susi punya pengalaman praktis yg memadai, dia bisa melakukan tindakan "cut off" atau "shortcut" thdp persoalan2 kelautan & perikanan. Penyelesaiannya cepat. Tp dia hanya bisa bekerja maksimal dg cara itu paling lama setahun. Setelah itu, Bu susi akan mengalami kendala besar, terutama ketika mulai berbicara perencanaan masa depan kelautan & perikanan Indonesia. Jika dia tdk menyadari kelemahannya atau jika dia tdk didukung oleh dirjen yg kuat dampaknya akan sangat buruk"

Orang-orang yg pernah mencapai sukses dg caranya sendiri, biasanya susah untuk mencoba memilih cara lain atau cara yg diajukan orang lain, padahal situasinya skrg sudah berbeda"

-Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Sorong-
readmore »»ǴǴ

Negeri dengan Sejuta Ancaman

Kamis, 20 November 2014
Pkl. 13.44 WITA

Akhirnya datang juga aku kesini.
Di pulau besar di wilayah paling timur Indonesia,

Ini adalah negeri yg luas dan penuh dg karunia Tuhan, tapi krn itu jugalah kita menjadi negeri yg rawan ut dipecah2 kecil

-Maybrat, Sorong-
readmore »»ǴǴ

Masa Kecil & Masa Pembentukan

Kamis, 20 November 2014
Pkl. 12.04 WIT

Akan ada waktu tertentu disepanjang usia kita, terutama saat-saat pembentukan karakter kita, Kita mengenang kembali moment-moment penting masa kecil, karena dari sanalah sebagian struktur dasar dari bangunan kepribadian kita dibentuk pertama kali

-Sorong, Papua-
readmore »»ǴǴ

Empat Jati Diri Peserta PPSDMS *)

Untuk seluruh keluarga besar PPSDMS, tentu kita ingat selalu, hafalkan dan internalisasikan lebih kuat dalam diri kita,Empat Jati Diri Peserta PPSDMS: Muslim produktif, Aktivis pergerakan, Mahasiswa berprestasi dan Kebersamaan & kekeluargaan. Keempat jati diri tersebut adalah karakter yang harus ada sekaligus pada setiap peserta PPSDMS. Kita tidak bisa mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian. Karakter tersebut harus utuh, ada pada diri kita.

Saya ingin menggali makna praktis dari keempat jati diri yang diamanahkan oleh PPSDMS untuk kita miliki.

Pertama, Peserta PPSDMS adalah Aktivis pergerakan.

Menjadi aktivis pergerakan itu berarti, setiap peserta PPSDMS harus berperan sebagai faktor yang menggerakkan orang lain, agar mereka mau beraksi dan berubah, bukan sebaliknya. Sunatullah telah menunjukkan, jika kita tidak merekayasa kehidupan maka orang lainlah yang akan merekayasa hidup kita. Kitalah, anggota PPSDMS yang harus merekayasa diri dan lingkungan agar hidup lebih baik, sebagai Muslim, sebagai warga bangsa ini.

Dahulu waktu di SMA, kita belajar tentang perubahan lingkungan dan adaptasi makhluk hidup. Perubahan lingkungan akan menyebabkan musnahnya makhluk, jika makhluk hidup tersebut tidak mampu beradaptasi. Dan ketahuilah saudaraku, perubahan ini terus terjadi. Tapi ketidakberdayaan dan ketidakmampuan menghadapi perubahan itu hanya boleh terjadi pada hewan. Tidak boleh terjadi pada manusia, apalagi pada peserta PPSDMS. Kita harus berubah dan proses perubahan ke arah yang lebih baik itu, harus kita lakukan dengan cepat. Jangan lambat. Karena lingkungan dan orang lain juga terus berubahdengan super cepat.

Iqbal sang penyair Pakistan itu menasehatkan: "Tuhan, Engkaulah yang menciptakan hutan-hutan, tapi kamilah yang mengubahnya menjadi taman-taman". Itu semacam isyarat yang ingin dipesankan Iqbal kepada kita, bahwa mindset sebagai perekayasa sosial yang akan membuat kita tetap bertahan dari perubahan lingkungan yang terus terjadi sekaligus hal yang dapat membedakan kita dengan hewan.

Kedua, Peserta PPSDMS adalah Muslim produktif.

Ketahuilah bahwa, produktivitas kita sebagai Muslim itu tidak diukur dengan besaran waktu tahun. Bukan juga dengan besaran bulan. Tapi produktivitas seorang Muslim itu diukur dengan ukuran detik, bahkan ukuran waktu yang lebih kecil dari itu.

Allah mengatakan dalam Q.S. Al Ashr: "Sesungguhnya, semua manusia berada dalam kerugian…”

Semua manusia merugi, bukan hanya mereka yang tidak beriman, tapi juga semua Muslim. Kecuali, jika kita menjalaninya dalam kesadaran bahwa setiap hal yang kita lakukan dalam setiap detik adalah bentuk implementasi ibadah kita kepada Allah Swt. Ketika kita berjalan, duduk, berdiri dan bahkan ketika kita tertidur. Karena sesungguhnya Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah. Tapi tentu tidak hanya dalam konteks ibadah yang sifatnya ritual(mahdlah) saja.

Sejak hari ini, mari kita tekadkan bersama, untuk mengisi waktu-waktu kita dengan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain dan mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah Swt. Karena waktu yang boleh kita klaim sebagai milik kita hanyalah waktu yang kita isi dengan kebaikan dan amal shalih.

Ketiga, Mahasiswa berprestasi.

Setiap Peserta PPSDMS haruslah menjadi yang paling unggul dan saling dukung sebagai sebagai sebuah Tim Kerja. Jangan sampai hanya beberapa orang saja yang punya prestasi. Kita harus saling membantu agar kita bisa berprestasi bersama. Itulah salah satu butir penting jatidiri PPSDMS. Kita tidak boleh menjadi seorang mahasiswa yang kebanyakan. Kita harus berbeda dalam konteks positif. Tapi tidak sekedar beda, perbedaan kita itu haruslah spesial. Prestasi kita harus spesial. Ini adalah cara kita menjaga kepercayaan orang lain, yang rela menyumbangkan harta dan pikirannya untuk pembinaan PPSDMS.

Keempat, Kebersamaan & kekeluargaan.

Jika kita membaca dan sering mendalami Al-Quran, maka kita akan menemukan bahwa Allah Azza wa Jallamemerintahkan kita untuk menyampaikan dakwah, menyampaikan kebenaran dengan mengatakan:

"Hendaklah ada sebagian di antara kalian segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran". Perintah Allah Swt itu ditujukan kepada subyek manusia dengan menggunakan kata “kalian”, bukan individual. Itu artinya, kebaikan ini harus kita sebarkan sebagai sebuah tim yang kuat. Sebagai sebuah keluarga. Apalagi jika kita ingin mengubah sebuah bangsa yang besar ini.

Imam Ali bin Abi Thalib Ra. mengatakan: "Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir". Sunatullahnya begitu. Itu artinya perubahan ini tidak mungkin dapat kita lakukan jika bergerak sendirian. Kita harus jadi tim yang kuat sebagai sesama Peserta, juga sekaligus bisa bersama orang lain, menggerakkan mereka untuk mengubah diri untuk lebih berdaya dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

Kepada seluruh Peserta PPSDMS, bulan internalisasi sudah selesai, kita telah melaluinya melalui pembinaan yang intensif selama bulan Agustus, September dan Oktober 2014. Artinya, nilai-nilai PPSDMS sudah harus tertanam kuat dalam diri kita, menjadi integral dengan kepribadian kita. Kita telah melalui masa internalisasi. Masa-masa menjadi kepompong telah selesai. Kini telah tiba saatnya bagi kita semuanya untuk keluar dari kepompong asrama kita, sebagai kupu-kupu yang terbang ke bunga-bunga untuk memicu terjadinya penyerbukan. Masa internalisasi telah selesai, maka peserta PPSDMS masuk dan menjadikan dirinya “involved/engaged” (terlibat) dengan masyarakatnya untuk menciptakan kehidupan baru nan lebih baik bagi bangsa ini. []

*) Manajer PPSDMS Regional VII Makassar. Arahan pada Apel perdana, November 2014.
sumber: www.ppsdms.org
readmore »»ǴǴ

Minggu, 16 November 2014

Lisan Guruku

Kita hanya menyaksikan apa yang disajikan media.
Sedangkan kita tidak paham persis situasi yang ada dibalik peristiwa itu.

Tapi ada yang lebih buruk dari itu:
kita menerima informasi media sebagai kebenaran tanpa pernah merasa ngeri.

Pagi ini, aku dihentak lagi oleh nasehat seorang Guruku:

"Jangan terpesona oleh fenomena-fenomena, fokuskanlah perhatianmu pada hakekat dari suatu peristiwa"

Dua mata, dua kali melihat. Dua telinga, dua kali mendengar.
Tapi kita hanya diberikan satu mulut, agar hanya satu kali bicara.
Itulah ajaran tentang "kearifan".
Ajaran tentang kebijaksanaan.

Yang bisa memfungsikan karunia Allah diatas secara tepat,
maka dia adalah orang yg paling punya potensi memiliki ilmu lebih banyak.
Yang paling mampu menggali hikmah dari setiap peristiwa

Salah satu hal yang menggerahkan, dari sekian banyaknya kelemahan generasi,
adalah karena mereka memfungsikan lisannya lebih banyak.
Sedangkan mata dan telinga hanya difungsikan sedikit

Guru, terbaringlah engkau dalam keabadian akhirat,
sambil menikmati buah dari jerih payah kebaikan yang telah kau tanam,
dan kini kau nikmati tunai, balasan atas itu
readmore »»ǴǴ

Hujan Kematian

Tanah mulai basah. Tidakkah engkau mulai merasakan dingin?!
Sedangkan malam mulai berlalu tanpa nyanyian burung.
Dan senja, pergi lebih cepat dari biasanya

Tak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi esok.
Hujan ataukah banjir
Tapi mengapa aku merasakan, waktu tak mau beranjak pergi?

Bunuh. Mereka saling membunuh.
Kematian dimana-mana. Meski gerak jasad masih ada

Apakah dunia telah menjadi rimba yg menakutkan?
Rimba yang tak pernah kutemukan kisahnya dalam buku-buku...
Rimba yang peristiwanya tak pernah ada dalam sejarah para binatang

Ketika Ibu membunuh anaknya.
Atau ketika para anak menistakan ayah dan ibunya
Mengapa manusia kini menatap kita dengan begitu dingin? Seolah mangsa?
Menatap kita dengan tatapan yang lebih dingin dari malam ini.

Bahkan kini engkau tak harus menunggu datangnya hujan....
karena bumi telah tenggelam dalam lautan air mata
Tak ada lagi cinta yang menghangatkan hubungan....

Kita harus kembali memaknai Cinta....
agar hidup kita bisa berlanjut
readmore »»ǴǴ

Sabtu, 11 Oktober 2014

Mentari Membakarku, Aku Ingin Meneguk Air Kejayaan

Pagi ini, aku meronta-ronta karena rindu.....
Ketika mentari membakar tubuhku... aku gersang...
Ombak-ombak pun sepi....

tapi layar mimpi harus terus berkembang.....
ini semua hanyalah lakon hidup....
yang dipenuhi misteri....

Mimpi selalu menghadirkan pesona yang memekakkan mata...

Inilah risalah cinta.....
Yang membuat kita tidak akan pernah menyerah kalah....

Inilah perjanjian...
yang telah kita buat sendiri dengan Tuhan....
Yang telah dibuktikan dalam catatan sepanjang sejarah manusia....

Kita pernah punya kebanggaan masa lalu.....
Tapi kita juga hidup dalam realitas zaman hari ini.....

Menyinambungkan sejarah....
itulah tugas generasi kita....

Itulah yang menciptakan gelombang....
bukan hanya ombak dalam jiwamu....

Itulah yang menciptakan api....
yang bukan hanya membakar tubuhmu...
tapi juga jiwamu

Itulah yang menciptakan kehausan yang abadi...
sampai kita bisa, sekali lagi, meneguk air kejayaan...

Atau jika kita harus kembali pada-Nya sebelum itu terwujud...
biarkan ia menjadi doa bagi generasi mendatang...
readmore »»ǴǴ

Senin, 06 Oktober 2014

Undang - Undang Pilkada dan Pembelajaran Demokrasi Bagi Umat Islam

Makassar, 26 September 2014

Hiruk pikuk RUU pilkada mungkin masih saja terjadi. Tapi saya ingin memotret satu sudut pandang lain, diluar hiruk pikuk RUU yang baru saja disahkan jadi UU ini. Mudah-mudahan kita bisa mengambil pembelajaran darinya.

Beberapa hari lalu, kita menyaksikan euforia kemenangan salah satu pasangan capres cawapres dan partai-partai pendukungnya setelah gugatan pilpres tidak diterima oleh MK.

Dalam salah satu momentum,Rakornas PDIP, ibu Megawati berdiri dengan gagahnya dalam suatu silaturahim partai-partai tersebut dan berorasi dengan konten kurang lebih seperti ini:

“Ketahuilah bahwa ini adalah partai yang telah menjadi oposisi selama 10 tahun, dan kini kita menjadi partai pemerintah”

Menurut saya (dengan seluruh kerendahan hati dan sedikitnya ilmu), inilah “kesalahan” ibu megawati dalam menjalankan praktik politiknya, pengalaman dan kehebatan politiknya selama puluhan tahun, justru nampak menganga kelemahannya dalam kalimat di atas.

Terlalu lama “menjomblo” memang sepertinya tidak baik juga….
waktu oposisi sendirian, sekarang berkuasanya juga ingin sendirian…

Itulah pembelajaran demokrasi…
jangan pernah punya niat untuk menciptakan musuh yang abadi disini…
karena engkau akan kesepian selamanya…

Dan jika sudah menang….
jangan pula pernah berpikir dan berusaha untuk berkuasa sendirian…
ini negeri besar, kita hidup dengan banyak jenis manusia di sini

Wahai muslim, belajarlah untuk menjadi representase dari manusia indonesia seluruhnya….sebelum kalian benar-benar memimpin…
readmore »»ǴǴ

Merebut Masa Depan

Orang yang bisa sukses dan berjaya di masa depan hanyalah mereka yang bisa memprediksi masa depan,
Yang mampu membaca kemana arah sejarah sedang berjalan.

Mungkin itulah makna dari salah satu sabda Rasulullah:
"Hati-hati dengan firasat seorang muslim, karena dia melihat dengan "cahaya" Allah...

Dan mungkin karena kesadaran itulah, sampai-sampai seorang Ulama,
Syaikh Mustafa Mu`athi menulis satu buku yang berjudul:
"Dahsyatnya Ramalan Rasulullah"
readmore »»ǴǴ

Menjadilah Kupu - Kupu, Hidupkanlah Lagi Semangat Menjadi Pahlawan

Oktober 2014, ini adalah hari yang akan kita catat sebagai hari dimana anak2 @ppsdms7makassar keluar ke masyarakat dan berputar bersama mrk

Momentum untuk menjadi bagian yang "in group" dengan masyarakat, setelah 2 bulan menjadi "kepompong"... @ppsdms7makassar @bachtiarfirdaus

hari ini adalah hari kesaktian pancasila, kenanglah para pahlawan itu, yg gugur demi memperjuangkan bangsa ini @ppsdms7makassar

Kenanglah mereka, dan katakan....beristrahatlah dg damai pahlawan...kami akan meneruskan perjuanganmu, kami anak2 @ppsdms7makassar

Pancasila....yang telah mereka pertahankan....dan kini terus menyatukan kita semua dalam satu bingkai NKRI @ppsdms7makassar

Kita akan mulai mengerjakan beberapa "leadership project" insha Allah untuk menciptakan perubahan @ppsdms7makassar

Seperti kupu-kupu yang baru lepas dari tahapan kepompong, terbang ke bunga2 untuk menciptakan kehidupan yg baru @ppsdms7makassar

Keluarlah....keluarlah saudaraku...dari kenyamanan dan keakraban teman-temanmu... @ppsdms7makassar

Negeri ini telah lama berkubang dalam kenistaan.....hidupkan lagi semangat untuk menjadi pahlawan.... @ppsdms7makassar

Percayalah, Allah akan selalu bersama kita dalam niat baik ini.... @ppsdms7makassar

Semoga niat-niat baik akan dicatat oleh Allah SWT...dan senantiasa mendapat bimibingan-Nya @ppsdms7makassar

Kita bersyukur, kerena Allah SWT telah mengenalkan kita dengan jalan ini di usia muda..usia paling indah dalam hidup kita @ppsdms7makassar

Itu artinya, Insha Allah kita akan menghabiskan masa2 paling indah dalam hidup kita untuk berjuang demi bangsa ini @ppsdms7makassar

Kelak hingga kita wafat.... @ppsdms7makassar

& ketika usia kita tlh senja...kita bisa menikmati terbenamnya mentari sembari menyaksikan karya2 ini menghasilkan buahnya @ppsdms7makassar

sambil meneguk secangkir teh hangat.... insha Allah @ppsdms7makassar

Buktikan dong!!! Jangan cuma ngomong doang ente !! @ppsdms7makassar
readmore »»ǴǴ

Doa - Doa

Yaa Rabbi,
bukakanlah hati hamba untuk memperbaiki
dan mengevaluasi diri.

Menerima kritik dengan lapang hati,
dari siapapun
dan dengan cara apapun
yg mereka tempuh untuk itu

Ya Robbi, anugerahkanlah kepadaku kesabaran yang tak berbatas ‪
Menjadi yang paling lapang hatinya
Menjadi yg paling banyak mendengar
Menjadi yang paling memahami setiap orang

Menjadi yang paling teguh jjwanya
Menjadi yang paling pemaaf
Menjadi yg paling mampu menjaga lisan
Menjadi yg paling mampu mengambil hikmah dari kehidupan

Menjadi hamba-Mu yang mencintai orang-orang beriman...
Jangan Engkau sisakan sedikitpun kebencian di hatiku kepada hamba-hamba-Mu yg sholeh
readmore »»ǴǴ

Sabtu, 09 Agustus 2014

Negeri Para Aktor

Isu ISIS jd sangat besar. Akan jadi pengantar yg baik ut "proposal" pemberantasan teroris pd pemerintahan yang akan datang ‪#‎NegeriParaAktor‬

Di #NegeriParaAktor, engkau hanya akan terpesona pada tampilan para artis dihadapan layar, meski substansinya tak engkau mengerti benar

Make up tebal, gincu yang berwarna menyala. Aroma parfum yang harganya ratusan juta. Padahal wajahnya bisa jadi bopeng #NegeriParaAktor

Orang2 cerdas yg nuraninya telah mati, terus memelihara orang-orang bodoh dan biarkan mrk terus larut dalam kebodohan #NegeriParaAktor

Apa lacur, masih byk orang yg belum beres urusan perutnya. Sehingga akal mrk lbh byk istrahat #NegeriParaAktor

Kita yang sedang setengah sadar ini, juga terlalu lelah untuk terus mengutuk keadaan. Sampai kapan? #NegeriParaAktor

Para penyeru kebenaran akhirnya hanya kebagian sedikit pendukung. Bukan krn mrk diam. mrk bekerja. Tapi hrs segera berbenah #NegeriParaAktor

Dakwah akhirnya tidak bisa kita tawarkan dengan doktrin. Atau main sebar ancaman: heh, ente bakal masuk neraka #NegeriParaAktor

Karena bagi mereka, hari-hari sdh seperti hidup di neraka, krn mereka tidak tahu lagi, apa yg harus mereka makan hari ini. #NegeriParaAktor

Jangankan makan sampah, bahkan byk dari mereka yang telah memakan daging saudaranya sendiri #NegeriParaAktor

Orang-orang tidak menggantungkan hidupnya para penyeru kebenaran, krn tak ada logika kebenaran bagi perut yg kosong #NegeriParaAktor

Sementara yg mengaku da'i, masih larut dalam doktrin "biar miskin asalkan bahagia" atau kebablasan memahami makna zuhud #NegeriParaAktor

Ada para mafia, orang-orang perusak yg mempekerjakan ribuan karyawan di perusahaannya, apakah kita tdk berpikir? #NegeriParaAktor

Jika maju caleg, si mafia tidak perlu kampanye. Karena sdh ribuan orang yg terus memenuhi isi perut dari tangannya #NegeriParaAktor

Mgkn Kini byk santri mulai ragu bertindak, isu teroris terus menyebar bak air bah. Kebingungan. Tdk tahu hrs berbuat apa #NegeriParaAktor

Sesudah ini, kita harus berbenah. Kpd perubahan yg sungguh-sungguh. Agar umat ini tak terus larut dalam kenistaan #NegeriParaAktor

Demi bangsa Indonesia yg kita cintai. Agar tak terus dipandang remeh. Negeri yg dirawat dg darah para pahlawan #NegeriParaAktor
readmore »»ǴǴ

Jumat, 08 Agustus 2014

Lidi - lidi ini masih berserakan. Aku harus bagaimana?

Agenda Deep Introduction dimulai. Menyaksikan dan mendengarkan peserta yang mempresentasekan tentang "dirinya" membuat saya berdecak kagum.

Mereka adalah manusia-manusia yang unik. Punyai karakter yang "khas" sebagai karunia Allah SWT.

Ada yang waktu usia kecilnya, dipandang "idiot" oleh orang-orang sekitarnya, bahkan gurunya sendiri di SD menyampaikan sikap "putus asanya" untuk terus lanjutkan perannya sebagai guru peserta ini.

Tapi ia melampaui semua itu. Diusianya Kelas 3 SD, dia menemukan "keunikan karunia Allah yang dititipkan padanya". Dikembangkanlah "ketertarikannya pada Matematika". Sampai ia menjadi 2 kali juara lomba matematika di tingkat kabupaten. Dan 3 Kali juara tiga lomba matematika di Tingkat Propinsi.

Ada juga, salah seorang peserta. Sudah kuliah satu tahun di ITB di salah satu jurusan terbaik. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Bukan krn tidak cocok dg jurusan itu.

"Arab Spring" telah membuat jiwanya bergejolak, bahwa ia harus mengkaji sejarah, yang disebutnya sebagai salah satu "tsaqafatul qiyadah". Ia akhirnya memilih jurusan sejarah di Unhas

Keputusan besar, yang mungkin oleh sebagian orang akan disebut sebagai "stupid desicion" itu, dibuatnya dengan terlebih dahulu meyakinkan ayahnya melalui surat-surat yang ditulisnya. Ini seperti mendobrak zaman dan tradisi. Kini, beberapa prestasi internasional diraihnya.

Tiba-tiba Jiwaku tersentak:

Apa yang harus aku lakukan...??

Duhai Rabbi, berikan aku pengetahuan-Mu agar aku dapat "menghimpun lidi-lidi berserakan ini, untuk menjadi sapu yang akan membersihkan kehidupan dan peradaban"
readmore »»ǴǴ

Rabu, 23 Juli 2014

Kubangan Jahiliah Umat Ini Tak Perlu Kita Hadapi Dengan Kutukan

Kadang muncul keinginan untuk mengutuk umat, yang karena kejahiliahan mereka, Allah menghadirkan di tengah-tengah mereka, pemimpin yang culas dan lemah

Tapi bisa jadi, evaluasi dan kesalahan itu justru mungkin tertuju lebih banyak untuk diri kita sendiri

Rasulullah-lah yang menyabar-nyabarkan malaikat untuk tidak menghukum penduduk Thoif atas perlakuan kasar mereka terhadap dirinya..

"Ya Allah ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka umat yang tidak mengetahui". Pintanya kepada Allah

Dan bahkan, ketika baru saja beliau lepas dari tindakan kasar orang-orang thoif itu,bersamaan dengan tetesan darah dan luka-luka di tubuhnya, beliau menengadahkan tangannya:...

"Yaa Allah, kepada-Mu aku keluhkan kelemahanku, lemahnya strategi yang saya buat...."

".....ketidakmampuan saya menunjukkan izzah dihadapan manusia. Ya Rabbi,...."

"...kepada siapa saja Engkau akan menyerahkan semua urusan saya, orang yg akan memperlakukan saya sekehendaknya, saya tidak peduli,..."

"....asalkan Engkau tidak murka kepadaku Ya Allah...."

Tapi itu juga adalah gambaran perasaan yang dibangun atas keyakinan bahwa keberhasilan dakwah adalah keniscayaan, jika kita mau berbenah

Meskipun di situasi saat ini, kita lemah...kita kalah. Karena ada kesadaran yang kuat bhw Allah-lah yang mengatur seluruh kehidupan ini....

Tapi kita harus melakukan perubahan yang bergegas, agar umat ini tak terlalu lama berkubang dalam lumpur kehinaan...
readmore »»ǴǴ

Sabtu, 31 Mei 2014

Berinteraksi Dengan Sejarah

Apa yang paling sulit dalam proses interaksi kita dengan sejarah?

Bukan pada seberapa banyak kita mengingat detil-detil peristiwanya

Bukan juga pada seberapa runut kita bisa menarasikannya ulang

Tapi yang jauh lebih rumit adalah pada bagaimana membawa nilai-nilai sejarah itu menyatu dalam diri kita sendiri

Lalu menjadikannya sebagai peta hidup untuk menciptakan hidup yang dahsyat

Maka keabadian kisah-kisah umat terlalu di dalam Al Quran...

Tidak disajikan dalam narasi kisah yang runut. Tapi dalam bentuk potong-potongan kisah dalam banyak surah.

Karena Al Quran ingin mengajarkan kita:

"Bahwa yang jauh lebih penting dari sejarah itu bukan pada runut peristiwanya, tapi pada nilai-nilai hidup yang ada disana"

Mungkin saja suatu saat, nilai-nilai sejarah itu dapat kita pahami....

Dapat kita tangkap pancaran nilainya dari proses interaksi yang intim dengan sejarah

Tapi...

Untuk menjadikan nilai-nilai itu menyatu, memenuhi seluruh ruang jiwa raga kita

Perlu upaya dan latihan yang sangat sering...bertahap...

Tapi proses penyatuan itu hanya akan lebih massif jika disertai obsesi jiwa yang tinggi dan keinginan yang tak mudah menyerah untuk berada pada posisi yang mulia, seperti kemuliaan umat-umat terdahulu...

"Faidzaa azamta fa tawakal alallah"
readmore »»ǴǴ

Sabtu, 17 Mei 2014

Bermuamalah dengan Harta

Kalau kita merefleksi perjalanan kita sebagai organisasi, dan saya kira begitu juga yang terjadi pada organisasi secara umum, maka kira-kira perjalanan kita ini telah berjalan pada beberapa tahapannya
a. Tahapan tandzimi, fase ideologisasi
b. Tahapan sya`biah, fase pembangunan basis social
c. Tahapan syiasah, fase institusional
d. Tahapan negara

Yang paling dominan pada fase ideologisasi itu adalah idealisme, sedangkan perhatian pada aspek sumber daya (terutama yang terkait dengan harta masih sangat sedikit, jika tidak bisa dikatakan hampir tidak ada perhatian tentangnya)
- Orientasi jelas, kita bisa bekerja bahkan tanpa dana
- Orang-orang bisa berkorban, karena yang harus dikorbankan juga jumlahnya “tidak banyak” terutama karena “skala kerja” kita tidak begitu besar

Pada fase sya`biah, idealisme masih dominan, tapi perhatian pada sumber daya ini mulai diberikan porsi yang cukup. Karena skala kerja kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan fase tandzimi
- Kerja-kerja pelayanan sosial mulai membutuhkan dana yang cukup besar
- Kita mulai berinteraksi dengan masyarakat dalam skala yang lebih luas, kerja-kerja kita mulai butuh “polesan” agar ia menjadi menarik, maka kita butuh dana

Pada fase institusional. Kebutuhan kita terhadap sumber daya menjadi jauh lebih besar. Dan pada fase inilah mungkin kita mulai mendengar istilah: “pragmatisme”, para kader ada yang mulai bermobil bagus, berdasi dan berjas
- Masalah kita akan mulai muncul disini, ketika mindset kita tentang harta tidak benar
- Kita sudah lama ditarbiyah, tapi nampaknya pembahasan kita terkait tema harta ini masih sangat minim
''Sesungguhnya hartamu dan anak−anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah
pahala yang besar.''(At−Taghabun: 15).


- Materi adalah benda netral, tapi di tahapan ini kita membutuhkannya dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan dua tahapan sebelumnya.
- Nanti kalau anda buka siroh nabi, maka perang itu dimulai pada era madinah, era ketika islam telah berubah menjadi institusi, meskipun harta ini juga sebenarnya sudah terjadi pada peride awal dakwah Rasulullah di makkah
- Coba nanti anda buka, ayat-ayat perang dalam al Quran, yang seluruhnya adalah ayat-ayat madaniah:

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin
kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka.
Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa.”(Qs. At-Taubah: 44)


- Anjuran untuk berperang itu selalu dimulai dengan perintah berkorban dengan harta (kecuali dalam satu ayat saja), baru berkorban dengan harta

- Dr. Said Hawwa dalam bukunya Jundullah menulis tentang jihad harta ini, “Sebenarnya jihad dengan harta (jihad bil-mal) ini merupakan bagian vital dari jihad- jihad yang lain. Risalah dakwah tidak akan berjalan dengan sempurna tanpa adanya bantuan logistik dan dana yang kuat, lebih-lebih ketika sedang mempersiapkan kekuatan dalam rangka menghadang kekuatan musuh. Setiap gerak dakwah tidak bisa terlepas dari masalah dana, sebab dalam pelaksanaannya, dakwah memerlukan sarana dan prasarana, apalagi untuk berdakwah di zaman sekarang ini.

- Apalagi di era institusi seperti sekarang, kebutuhan kita akan harta menjadi lebih besar, kita mau bikin apa saja pasti butuh dana

- Tarik-tarikan keduanya akan makin terasa, sebagian dari kita mungkin akan mulai gelisah melihat beberapa teman-teman yang sudah bermobil dan berdasi

- Kita selalu mengulang hadist-hadist tentang riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah mengikat perutnya dengan batu untuk menahan lapar, atau riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah tidur diatas pelepah kurma, untuk membenarkan kemiskinan yang kita alami

- Padahal kita membaca semua cerita itu tidak dalam kerangka yang utuh, bahwa itu adalah pilihan hidup beliau SAW, dan beliau punya harta dan memiliki kendaraan unta terbaik di masanya, dan riwayat-riwayat lainnya.

Pada fase Negara, jika kita tidak memiliki landasan pemahaman yang kuat, mungkin kita akan mulai kehilangan orientasi (idealisme)
- Saya kira inilah salah satu hal yang diisyaratkan oleh Q.S. Al Mutaffifin

- Bahwa harta itu adalah “efek” yang pasti muncul dari terus naiknnya tahapan perjalan dari sebuah organisasi, mulai dari ketika ia lahir sampai ia mencapai puncak kejayaannya.

- Al Mutaffifin adalah surah terakhir yang diturunkan pada periode makkiyah, artinya surah terakhir yang diturunkan sebelum terjadinya hijrah, sebelum terjadinya perubahan islam dari hanya sebuah gerakan di makkah menjadi institusi Negara di madinah.

- Dan pada era negara inilah (madinah) perang-perang terjadi dan ternyata pada perang badar, ada sekian banyak sahabat yang terpaksa tidak ikut serta dalam perang, yang salah satu sebab utamanya adalah karena mereka tidak punya cukup materi untuk biaya perang yang akan mereka ikuti.

- Hampir semua sahabat tidak membawa harta mereka ketika hijrah, tapi sebagian dari mereka bisa “recovery” kekayaan mereka, makanya mereka bisa ikut perang dan bahkan beberapa sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab justru menjadi donatur terpenting dalam membiayai perang badar. Tetapi sebagian lain tidak bisa.

- Materi adalah efek dari terus berjalanannya organisasi, tapi pada saat yang sama materi kita butuhkan untuk pembiayaan aktivitas-aktivitas besar yang kita akan lakukan. Kita harus kaya.

- Tetapi karena harta itu benda netral, maka ia juga berpotensi menjadi pemicu hilangnya orientasi sebuah organisasi.

- Mudah-mudahan dengan pengetahuan ini kita bisa lebih tepat “bermuamalah dengan harta”: Materi kita butuhkan dalam jumlah besar seiring dengan makin luasnya jangkauan kerja organisasi, tetapi ia juga adalah efek dari perjalanan organisasi.

readmore »»ǴǴ

Minggu, 11 Mei 2014

Menulis adalah Kerja Peradaban

Padahal diantara tools terpenting untuk membuat ilmu pengetahuan terus berjalan ke depan adalah "menulis"...

Karena "menulis" adalah cara mengabadikan gagasan, mengabadikan ilmu pengetahuan....

Dan menulis adalah cara menyambung gagasan tentang: dulu, kini dan yang akan datang...

Agar generasi yang datang sesudah kita, tidak lagi harus memulai langkah baru, apalagi mengulangi langkah (yang salah) yg prn dilalui org2 sebelum mrk

Atau harus belajar menemukan langkah yang sebenarnya sudah kita lalui

Menulis, adalah cara mengabadikan "jejak" dimana langkah kita terhenti, lalu generasi baru bisa belajar dan meneruskan langkah dari sana...

Maka begitulah cara Al Quran mengabadikan kisah-kisah umat terdahulu....

Agar kita tidak melakukan kesalahan yg sama dari jalan hidup generasi dulu...

Agar kebaikan dlm kisah2 umat terdahulu bisa diikuti, dan dilanjutkan...Agar kesalahan tak lagi terulangi oleh generasi sesudah mrk

Maka menulis bukanlah sekedar menuangkan gagasan...lebih dari sekedar itu

Menulis adalah kerja peradaban....

Seperti para ulama....

Menulis adalah sebentuk niat baik kita untuk generasi manusia....
readmore »»ǴǴ

Rabu, 16 April 2014

Banyak tapi sedikit, Sedikit tapi banyak

Banyak tapi sedikit. Sedikit tapi banyak. #Penataan

Apa artinya sejumlah besar orang tapi tidak mampu menghasilkan pengaruh yang luas? #Penataan

Tidakkah lebih baik, mereka yang sedikit tapi mengendalikan banyak orang? #Penataan

Itulah sebabnya para pendahulu menasehatkan: "jangan berbangga dengan kumpulan yang besar... #Penataan

karena di akhirat kelak, Allah akan meminta pertanggung jawaban hanya dari pribadi-pribadi" #Penataan

Ada kumpulan orang yang jumlahnya ribuan, tapi apakah mereka bisa mengendalikan sekuat Bill Gates? #Penataan

Euforia memang membuat kita lebih sering alpa dalam menyelemi samudera diri kita sendiri #Penataan

Sehingga kita lebih sering kehilangan makna. dan bahkan orientasi yang menyimpang #Penataan

Kita bisa bercerita tentang musuh di luar sana. Tapi musuh berpotensi justru ada dalam diri kita sendiri #Penataan

Musuh yg berupa keengganan untuk memahami fenomena-fenomena dengan lebih mendalam #Penataan

Dari sekian alasan ttg mgp umat ini begitu sulit ut bersatu, nampaknya penyebab eksternal hanya berada pd urutan kesekian puluh #Penataan

Tariklah garis lurus disepanjang benua asia-afrika, yg akan kita saksikan hanyalah konflik internal umat ini #Penataan

Jika "khilafiah" adalah tentang "benar" dan "benar", lalu mengapa kita menjadi sangat sulit sepakat memilih satu ut hari raya? #Penataan

Ini karena hati dan akal kita yang begitu sempit. Kita harus memulainya dari sana... #Penataan

To be continued........ #Penataan
readmore »»ǴǴ

Selasa, 15 April 2014

Kenanganmu adalah Pedoman (Ayah)

Ahad, 15 April 2012 s/d Selasa, 15 April 2014

Dan senja pun pasti sedang memelukmu....
Sedangkan aku masih saja dipeluk rindu....
Doa ini, selimut yang aku kirimkan untuk menghangatkanmu..

Di persimpangan senja kita saling melambaikan tangan...
Engkau pergi dan kami berjalan meneruskan impian...
Menyambung generasi kebenaran.....

Kenanganmu adalah pedoman...
Nasehatmu adalah bekal.....
Riwayatmu adalah rangkaian yang menyambung generasi kebenaran.....

Jika nanti aku rindu wajahmu.....
Izinkan aku bertamu di halaman kenangan....
Untuk kutatap dalam-dalam gambar wajahmu....

Untuk kusentuh gurat-gurat wajahmu....
Agar engkau tak pernah lekang oleh waktu....

Karena kenanganmu adalah energi.....
Untuk meneruskan hidup kami yang sendiri....

Hingga kelak, kita semua berkumpul kembali di beranda masa depan....
dikeabadian syurga......
readmore »»ǴǴ

Senin, 14 April 2014

Pesan Dari Khandaq: Penataan (Bagian 3)

Setelah saya memiliki perasaan khusus dengan Q.S Yusuf ini sekitar 3 tahun lalu.... #Penataan

Tahun ini, Khandaq menjadi tema yang menganggu pikiran saya dengan sangat kuat. #Penataan

Jika hubungan khusus dengan Q.S. Yusuf terjadi karena alasan-alasan pribadi #Penataan

Maka. Q.S. Ahzab ini, mempengaruhi saya karena alasan-alasan eksternal, sebagai bagian dari sebuah komunitas besar #Penataan

Ada yg menarik dari pola pembahasan Q.S. Al Ahzab ini. Dimulai dengan berbicara ttg "pola hubungan masyarakat. Lalu ttg perang #Penataan

Setelah berbicara ttg keluarga. Lalu ttg perang, surah ini berbicara lagi tentang keluarga. #Penataan

Tapi pembahasan "keluarga" yg pertama sedikit berbeda dg pembahasan keluarga setelah perang khandaq #Penataan

Jika yg pertama, hubungan kekeluargaan masyarakat muslim dikembalikan dalam polanya yg paling manusiawi ... #Penataan

Sebagaimana yg telah saya jelaskan di sesi 2. #Penataan

Pembahasan ttg keluarga setelah perang khandaq dimulai dengan ayat ini..... #Penataan

"Dan Dia mewariskan kpdmu tanah2, rumah2 dan harta benda mereka dan begitu pula TANAH YG BELUM KAMU INJAK..." #Penataan

Jadi, baru saja selesai berbicara tentang perang, dg semua situasinya yg rumit (#SetelahKhandaq bagian 1).....#Penataan

Allah langsung menegaskan janji bhw kaum muslimin akan mendapatkan warisan, bhkn termasuk "tanah yg blm mrk injak" #Penataan

Tapi setelah itu, Allah langsung mengingatkan barisan "inti keluarga" Rasulullah....ttg dampak dari warisan itu.... #Penataan

(to be continued.....)
readmore »»ǴǴ

Pesan Dari Khandaq: Bergerak dan Berubah (Bagian 2)

Saya tidak setuju ttg ide "koalisi partai Islam"..... kenapa kita harus kembali lagi ke era "pendikotomian" Islam VS Nasionalis? #MoveOn

Era politik aliran sudah harus ditinggalkan. Terutama oleh umat islam sendiri.... #MoveOn

Mereka (Umat Islam) harus mulai belajar untuk menjadi representase dari bangsa ini seluruhnya.... #MoveOn

Inilah salah satu kesan kuat yg sy temukan dari kontain Q.S. Al Ahzab ktk jelaskan ttg" hub masyarakat madinah" sblm perang khandaq #MoveOn

Menurut Sayyid Quthb, Q.S. Ahzab ini diturunkan dalam rentang waktu antara perang Badar s/d Perjanjian Hudaibiyah #MoveOn

Tapi saya tertarik tentang bagaimana tema-tema besar yang dibahas dalam Q.S. Al Ahzab ini.... #MoveOn

Kira-kira pola penjelasannya begini: tema keluarga - tema perang khandaq - tema keluarga #MoveOn

Di awal Q.S. Al Ahzab ini, Al Quran menegaskan kembali "status" hubungan antara orang-orang Madinah #MoveOn

Ayat 6: "...Orang-orang yg mempunyai hubungan darah satau sama lain lebih berhak waris mewarisi drpd org2 mukmin & org2 muhajirin #MoveOn

Apa yg dahulu "disambung" oleh Rasulullah, Muhajirin dan Anshar bisa saling mewarisi", telah "dibatalkan" oleh ayat tadi #MoveOn

Misalnya, riwayat ttg salah seorg Anshar yg punya Istri dua, akan menceraikan salah satunya ut dinikahi Abdurrahman bin Auf #MoveOn

Kini hubungan telah dikembalikan dlm situasi yg "manusiawi", yg fitrahwi, tentu dg penegasan yg dibolehkan oleh Allah #MoveOn

Stlh situasi "manusiawi" itu dikembalikan, barulah Al Quran berbicara ttg perang khandaq. #MoveOn

Al Quran berbicara dulu ttg "hubungan" masyarakat muslim yg baru. lalu berbicara ttg perang khandaq. #MoveOn

Semua tatanan hubungan telah dikokohkan, secara manusiawi, kokoh dg bimbingan langit, sebelum perang khandaq terjadi #MoveOn

Maka ketika Khandaq terjadi, semua urusan "hubungan" masyarakat muslim telah "selesai". Kokoh. Kuat. #MoveOn

Urusan internal selesai, maka mereka berhasil "melampauI" kepungan pasukan ahzab, tentu tanpa m`abaikan sebab2 kemenangan lainnya #MoveOn

Indonesia ini mayoritas muslim, mereka tidak "terpisah" dari kita hanya karena kita tidak "satu organisasi" dengan mereka #MoveOn

Kita harus menjadi representase mereka seluruhnya, dan bahkan bangsa ini seluruhnya #MoveOn

Sebagaimana "hubungan waris" masyarakat Madinah yg dikembalikan dlm kondisinya yg paling manusiawi

Jika ada hal yg perlu ditata lebih maksimal setelah ini, maka inilah salah satu yg nampaknya harus kita perhatikan #MoveOn
readmore »»ǴǴ

Pesan Dari Khandaq: Setelah Melampaui Masa Rumit (Bagian 1)

Insya Allah, setelah hari ini, kitalah yang akan menyerang mereka #SetelahKhandaq

Begitulah kira-kira kalimat yang terucap dari lisan Rasulullah stlh perang khandaq usai #SetelahKhandaq

Perang Khandaq ad serangan total dari semua "koalisi" terhadap kaum muslim di Madinah #SetelahKhandaq

Ketika itu, ada 10.000 pasukan yang mengepung madinah. Tapi dari khandaq kita belajar ttg "daya tahan" dari kepungan lawan #SetelahKhandaq

Al Quran menggambarkan situasi jiwa kaum muslimin dlm pengepungan itu dalam Q.S. Al Ahzab #SetelahKhandaq

"ktk mrk datang kpdmu dari atas & dari bawahmu, & ktk tdk tetap lagi penglihatan & hatimu naik menyesak smpi ke tenggorokan #SetelahKhandaq

Kasus ini membuat kita merasakan situasi yg sama dengan apa yang dialami kaum muslimin pada perang Khandaq #SetelahKhandaq

diserang dari semua arah, dari atas, bawah, samping kiri, samping kanan, kita merasakan situasi yg rumit #SetelahKhandaq

Tapi kita berhasil melampaui situasinya, kita masih berdiri diatas tanah Indonesia!! Seperti Madinah #SetelahKhandaq

Khandaq adalah perang ketiga. Ini juga "perang besar" ketiga . Situasinya sama: Kita diserang oleh banyak koalisi #SetelahKhandaq

Selama 2013-2014 ini kita belajar dg sangat massif, untuk tidak lagi, hanya menjadi representase kelompok/agama kita sendiri #SetelahKhandaq

Kita belajar untuk menjadi representase bangsa ini. Insya Allah ini catatan berharga untuk 5 tahun mendatang & stlhnya #SetelahKhandaq

Kita memang babak belur. Tapi kita tidak mati. Kita masih berdiri dengan wajah yg baru. Insya Allah #SetelahKhandaq

Wajah itu adalah wajah yang sangat "Indonesian". Kita akan bicara keagaamaan, kita akan bicara kebangsaan #SetelahKhandaq
readmore »»ǴǴ

Kamis, 06 Maret 2014

Dendang Generasi

Orang-orang ini selalu mengajukan tema: "jelaskan kepada saya".....
Ajak saja mereka untuk lebih sering merenungi sepi...

Karena disanalah tempat, saat hati memberi fatwa...
untuk pertanyaan akal dan bahkan hati

Ada waktu dimana "para pemilik saham" duduk manis menikmati senja....
Karena mereka telah terlalu renta untuk dapat menerjang badai

Tapi cinta akan terus tercurah dari kita untuk mereka....
bahkan ketika jasad mereka tak lagi di bumi...

Jika mereka tak lagi disini,
sampaikan saja salam cintaku untuk mereka...

Kami hidup (berusaha) sepenuh jiwa. seperti yang mereka ajarkan dahulu
readmore »»ǴǴ

Rabu, 19 Februari 2014

Peringatan Yang Terbaik

Jiwaku tiba-tiba terhentak jauh ke dalam dasar renunganku
Akalku tertunduk rendah hingga menyentuh tanah tempat aku berpijak

Ketika kusaksikan satu lagi jasad yang terpisah dari ruhnya

Tak ada peringatan yang lebih baik dari ini

Dan aku masih terus bertanya pada diriku sendiri:

Akan seperti apa akhir kehidupanku kelak?

Rabbi, bimbinglah aku untuk teguh di atas jalan agama-Mu
readmore »»ǴǴ

Sabtu, 15 Februari 2014

Karena Yusuf a.s Mengabarkan Kapasitas Dirinya

Sabtu, 15 Februari 2014

Saya suka baca kisah Nabi yusuf a.s.
Salah satu kesan kuat yang saya temukan darinya adalah:

"Jika anda punya kemampuan/kapasitas, kabarkanlah itu pada orang banyak, bukan untuk pamer atau riya"

Tapi, untuk menyampaikan pesan bahwa: saya bisa melakukan sesuatu dengan baik.

Ada pada dialog antara Raja Mesir dengan Nabi Yusuf ketika ditawari jabatan, lalu Yusuf berkata: Angkat saya sebagai bendahara negeri ini (mesir),

atau ketika ia menitip pesan untuk raja melalui teman penjaranya: sampaikan pada raja, saya bisa menafsirkan mimpi

Orientasi akhirnya ada pada Q.S Yusuf, ayat 101, ketika Yusuf a.s. berkata:

Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.

Kita hanya wajib untuk terus memelihara orientasi akhirat itu

-Wallahualam-
readmore »»ǴǴ

Rabu, 15 Januari 2014

Belasungkawaku Untuk Khalil Gibran, Chairil Anwar dan Para Pujangga

Kadang-kadang “ide-ide besar” mereka itu, lahir untuk menutupi “satu atau dua kelemahan” yang sangat sederhana dalam kepribadian mereka….

Mungkin kadang-kadang orang seperti mereka itu, para sastrawan, para pemikir, perlu kita kasihani dengan sangat….

Kita mengenal seorang pujangga besar, Khalil Gibran, tapi pernahkah kita telusuri, kapan dia mulai menghasilkan karya-karya besarnya??

Kapan “Sayap-Sayap Patah” itu lahir? Itu lahir dari satu penderitaan jiwanya yang dahsyat, penderitaan karena cinta pada dua wanita, ibunya dan kekasihnya…

Penderitaan karena “cinta”, akibat kematian Ibu (orang tua tunggalnya),

Penderitaan itu semakin dahsyat, ketika kisah hubungannya dengan Josephinelah akhirnya juga kandas….wanita yang menjadi pengobat sesaat dari derita karena kematian sang ibu,

itu seperti kiamat jiwa

Meski cinta dalam jiwa Khalil Gibran sempat tumbuh kembali pada Marie Elisabeth, tapi kisah ini juga berakhir tragis….

Dan sejak itulah Khalil Gibran “memutuskan” untuk tidak pernah lagi jatuh cinta….

Karyanya menjadi tempat ia “mencurahkan” seluruh penderitaannya

Lalu siapa Chairi Anwar yang kita kenali sebagai pujangga besar di negeri ini?

Mungkin kisahnya tak sama persis dengan Khalil Gibran…Tapi mereka berangkat dari satu situasi jiwa yang sama….penderitaan…

Sri Ayati, satu nama yang mengawali “curahan” perasaan dalam karya-karya besar Chairil Anwar…

Mungkin memang tak ada yang bisa memastikan, mengapa akhirnya Chairil Anwar memilih jalan hidup yang “semerawutan” ?

Tapi karya-karyanya yang kita nikmati tentu lahir dari rahasia yang terpendam dikedalaman jiwanya, dan itu pasti sebuah penderitaan.

Karena, jalan hidup “semerawut” yang dipilihnya, adalah isyarat kuat, bahwa “tiada alasan yang membuatnya untuk terus melanjutkan hidup”….

Itulah penderitaan yang lahir dari apa yang disebut oleh @anismatta sebagai “bias penghambaan” dalam cinta….

Maka syair-syair, puisi, lagu dan karya mereka, mungkin kita nikmati sambil menari, indah, syahdu….

Padahal mereka sebenarnya tidak sedang menyanyikan lagu yang merdu untuk kita…

Karena mereka menulis karya-karya itu sambil melompat dan terpaksa melompat, di atas jeritan luka hati yang dalam….

Mungkin suatu waktu kitu juga menikmati karya mereka, tapi marilah kita belajar mengasihani mereka itu…..

Kita perlu mengasihani mereka….karena mereka menderita…

Mereka akhirnya kalah…mereka takluk dibawah penderitaan dan cinta….

Atau bisa jadi….KITA JUGA PERLU MENGASIHANI DIRI KITA SENDIRI…..
readmore »»ǴǴ

Senin, 06 Januari 2014

Tahun Penjelajahan

#Pengantar Resolusi 2014

1. Berusalah menemukan hubungan-hubungannya #ShyntesizingMind

2. Bagaimana tanda-tanda zaman? Kemana ia akan berjalan? #MembacaNarasiZaman

3. Lalu apa yang kita butuhkan untuk bisa beradaptasi dengan perubahan itu #Adaptasi

4. Untuk meneruskan kehidupan #Survive

5. Dan untuk terus berkontribusi bagi kehidupan manusia #Manfaat

6. Ini adalah era dimana setiap orang telah menjadi "warga global", bukan lagi sekedar warga negara #NarasiZaman

7.Pertama yang harus dilakukan adalah, menghilangkan hambatan interaksi ‪#‎Bahasa‬

8. Fasiyrufilardhy,yang ada dalam Al Quran, itu bermakna penjelajahan fisik, juga penjelajahan informasi, sejarah, pengetahuan #Penjelajahan

9. Sekian (to be continued...)
readmore »»ǴǴ

Minggu, 05 Januari 2014

Tiga (3) Pembelajaran Kepemimpinan dari Umar Bin Khatab

Pembelajaran tentang kepemimpinan yang pertama: Pengenalan yang baik terhadap orang-orang yg dipimpin, detil, satu persatu.

Tak ada ada alasan penjelas, kecuali ia lahir dari keinginan memberikan CINTA (memberikan perhatian) yang tepat, hal yang mereka butuhkan satu persatu


Pembelajaran tentang kepemipinan yang kedua : Milikilah kelapangan hati, pengetahuan yang luas. Dalam KERJA kepemimpinan ini


Pembelajaran tentang kepemimpinan yang ketiga : Mampu menyatukan potensi mereka sebagai tim. Menciptakan HARMONI diantara mereka

readmore »»ǴǴ

Jangan Pernah Berpikir Bahwa Kita Tidak Sanggup

*Bercengkrama dengan Q.S. Al Baqarah pagi ini, pukul 06.00 WITA

Setelah Allah menjelaskan siapa musuh-musuh yang akan dihadapi kaum muslimin di Madinah (kata sayyid quthb: ini berlaku sepanjang zaman) pada permulaan Q.S. Al Baqarah....

Ditengah surah ini, Allah kemudian menjelaskan kewajiban untuk menerapkan seluruh ajaran islam (ayat 208), dibuatnya lebih rinci satu-satu kewajiban-kewajiban itu pada ayat-ayat setelahnya

Diakhir surah ini, Al Quran menjelaskan tentang sikap orang-orang beriman (ayat 284 - 286),

Seolah, di penutup surah ini, Al Quran berkata-kata kepada kita seperti ini:

"Mungkin terasa sangat berat, ketika disampaikan kpd kalian bahwa Allah menilai apa saja yg tersembunyi dihatimu, hal-hal negatif dicatat disisi-Nya.

Musuh-musuh yang kuat, kasat mata dan tersembunyi, juga beban kewajiban yang begitu banyak....

"Terima saja". Jangan buru-buru berpikir apalagi mengatakan tidak mampu. Katakanlah kami dengar dan kami taat"

Allah tahu kalian tidak akan sanggup memenuhi semuanya, tapi Allah hanya ingin menguji kesungguhan imanmu untuk berusaha sekuat-kuatnya memenuhi semua kewajiban itu"

Maka bersungguh-sungguhlah dalam beriman, berjalan menuju-Nya, mudah-mudahan dengan itu, Allah menurunkan karunianya sehingga kita bisa memenuhi semua kewajiban itu.
readmore »»ǴǴ