Sabtu, 31 Desember 2011

Tangisku Di Penghujung 2011

Pukul: 22.23 WITA
Sabtu, 31 Desember 2011

#1 Mari.raba hati kita. sy selalu bilang, jika semua org di tim ini mengambil peran, itu sdh cukup. lalu? mari kita raba hati kita saudaraku.

#2 mari kita memohon ampun kpd Allah, jgn2 kita berkontribusi atas kemunduran itu dlm sikap yg mungkin kita anggap tak salah

#3. sikap saling menyalahkan, menurut sy, bukan sikap kader sejati...sy dan semua yg lain tak sedang membela diri. Tangisku di malam ini

#4. Tapi semoga suatu waktu kalian semua akan mengerti....tak ada keluh dlm dakwah ini..tak ada sikap saling menyalahkan org lain


#5 lalu merasa bahwa kita melepaskan tangan atas itu semua. lihatlah sikap umar bin khatab, Mengajari kita keagungan pribadinya

#6. Ia mulia, kita belajar: ketika turun ayat yg menegur Rasulullah atas sikap "membebaskan tawanan perang" yg semula tak disetujui umar

#7. Setelah ayat itu turun....ia tak mengatakan "apa sy bilang dari tadi,...lalu membanggakan kebenaran pendapatnya. Ia tertunduk. Lalu...

#8. Lalu, ditengah tangis dua sahabatnya yg mulia, umar, dialah yg menangis justru jauh lebih keras dari Rasulullah dan Abu Bakar

#9. Aku menasehati hati ku malam ini, semoga sampai pesan ini ke jiwamu. Kita telah berucap janji, kini ditengah berat jalan ini, kita di uji

#10. Kita di uji, tentang kesejatian karakter kita, untuk menakar seberapa kuat pijakan ikatannya menghujam di jiwa kita. Saudaraku

#11. Ingin ku tangisi malam, krn janji telah berucap, ia kini menuntut konsekuensinya. Uji ini akan terus berlangsung di sepanjang usia

#12. Uji ini takkan berhenti, di sepanjang usia, kecuali kita memilih mundur, tapi...alangkah khianatnya kita kepada Allah. Tuhan kita

#13. Kita berjanji, telah berjanji atas nama-Nya untuk memenuhi semua rukun-rukun janji itu. Ohhh Allah, aku tak sanggup jk tak yakin pd-Mu
readmore »»วดวด