Minggu, 23 November 2014

Kehormatan Para Pahlawan

Kalau kita membaca biografi Soekarno. Lalu kita membaca biografi Mohammad Hatta.

Soekarno adalah cucu dari bangsawan Bali. Hatta adalah cucu dari Kiyai Besar di Minangkabau

Kita mungkin bisa membuat kesimpulan begini:

Orang-orang besar dalam sejarah umumnya berasal dan lahir dari "keluarga terhormat".

Tapi Realitas sosial yang buruk, situasi penindasan dan penjajahan yang mereka alami secara pribadi dan juga dialami oleh lingkungan sosial mereka, menjadi semacam faktor eksternal yang membuat mereka bangkit untuk merebut kembali kehormatan itu.

Dan saat itu mereka tidak lagi bicara tentang kehormatan pribadinya tapi juga masyarakat dan bangsanya.

Mungkin itulah juga yang menjadi alasan untuk menjelaskan makna dari pesan Umar bin Khatab, kira-kira begini:

"Angkatlah seorang pemimpin dari kalangan yang terhormat, karena kondisi itu akan membuat mereka menjaga diri dari melakukan hal-hal yang merusak kehormatan mereka itu"

Dan bahkan Rasulullah pernah bersabda:

"Tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Suayib, kecuali mereka berasal dari keluarga yang terhormat".

Ini adalah pesan menyejarah tentang kepemimpinan

-Makassar-
readmore »»ǴǴ

Belajar dari Perang Padri

Sabtu, 22 November 2014
Pkl 15.30 WIT

Saya pernah beberapa kali membaca kisah perang Padri, tapi hari ini sy mulai mengerti satu hal:

"Respon yg keras dari kaum agamawan thpd budaya, adat dan realitas sosial masyarakat akan mjd celah yg efektif bagi musuh ut memecah belah persatuan bangsa"

-Ambon, Maluku-
readmore »»ǴǴ

Jangkauan Tangan & Pandang Seorang Pemimpin

Ada diskusi yg menurut sy sangat menarik dg salah seorg ahli dalam bidang perencanaan malam ini, khususnya ketika menyoal menteri Susi yg sekarang sdg "naik daun".

" Jika melihat latar belakangnya, Bu susi punya pengalaman praktis yg memadai, dia bisa melakukan tindakan "cut off" atau "shortcut" thdp persoalan2 kelautan & perikanan. Penyelesaiannya cepat. Tp dia hanya bisa bekerja maksimal dg cara itu paling lama setahun. Setelah itu, Bu susi akan mengalami kendala besar, terutama ketika mulai berbicara perencanaan masa depan kelautan & perikanan Indonesia. Jika dia tdk menyadari kelemahannya atau jika dia tdk didukung oleh dirjen yg kuat dampaknya akan sangat buruk"

Orang-orang yg pernah mencapai sukses dg caranya sendiri, biasanya susah untuk mencoba memilih cara lain atau cara yg diajukan orang lain, padahal situasinya skrg sudah berbeda"

-Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Sorong-
readmore »»ǴǴ

Negeri dengan Sejuta Ancaman

Kamis, 20 November 2014
Pkl. 13.44 WITA

Akhirnya datang juga aku kesini.
Di pulau besar di wilayah paling timur Indonesia,

Ini adalah negeri yg luas dan penuh dg karunia Tuhan, tapi krn itu jugalah kita menjadi negeri yg rawan ut dipecah2 kecil

-Maybrat, Sorong-
readmore »»ǴǴ

Masa Kecil & Masa Pembentukan

Kamis, 20 November 2014
Pkl. 12.04 WIT

Akan ada waktu tertentu disepanjang usia kita, terutama saat-saat pembentukan karakter kita, Kita mengenang kembali moment-moment penting masa kecil, karena dari sanalah sebagian struktur dasar dari bangunan kepribadian kita dibentuk pertama kali

-Sorong, Papua-
readmore »»ǴǴ

Empat Jati Diri Peserta PPSDMS *)

Untuk seluruh keluarga besar PPSDMS, tentu kita ingat selalu, hafalkan dan internalisasikan lebih kuat dalam diri kita,Empat Jati Diri Peserta PPSDMS: Muslim produktif, Aktivis pergerakan, Mahasiswa berprestasi dan Kebersamaan & kekeluargaan. Keempat jati diri tersebut adalah karakter yang harus ada sekaligus pada setiap peserta PPSDMS. Kita tidak bisa mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian. Karakter tersebut harus utuh, ada pada diri kita.

Saya ingin menggali makna praktis dari keempat jati diri yang diamanahkan oleh PPSDMS untuk kita miliki.

Pertama, Peserta PPSDMS adalah Aktivis pergerakan.

Menjadi aktivis pergerakan itu berarti, setiap peserta PPSDMS harus berperan sebagai faktor yang menggerakkan orang lain, agar mereka mau beraksi dan berubah, bukan sebaliknya. Sunatullah telah menunjukkan, jika kita tidak merekayasa kehidupan maka orang lainlah yang akan merekayasa hidup kita. Kitalah, anggota PPSDMS yang harus merekayasa diri dan lingkungan agar hidup lebih baik, sebagai Muslim, sebagai warga bangsa ini.

Dahulu waktu di SMA, kita belajar tentang perubahan lingkungan dan adaptasi makhluk hidup. Perubahan lingkungan akan menyebabkan musnahnya makhluk, jika makhluk hidup tersebut tidak mampu beradaptasi. Dan ketahuilah saudaraku, perubahan ini terus terjadi. Tapi ketidakberdayaan dan ketidakmampuan menghadapi perubahan itu hanya boleh terjadi pada hewan. Tidak boleh terjadi pada manusia, apalagi pada peserta PPSDMS. Kita harus berubah dan proses perubahan ke arah yang lebih baik itu, harus kita lakukan dengan cepat. Jangan lambat. Karena lingkungan dan orang lain juga terus berubahdengan super cepat.

Iqbal sang penyair Pakistan itu menasehatkan: "Tuhan, Engkaulah yang menciptakan hutan-hutan, tapi kamilah yang mengubahnya menjadi taman-taman". Itu semacam isyarat yang ingin dipesankan Iqbal kepada kita, bahwa mindset sebagai perekayasa sosial yang akan membuat kita tetap bertahan dari perubahan lingkungan yang terus terjadi sekaligus hal yang dapat membedakan kita dengan hewan.

Kedua, Peserta PPSDMS adalah Muslim produktif.

Ketahuilah bahwa, produktivitas kita sebagai Muslim itu tidak diukur dengan besaran waktu tahun. Bukan juga dengan besaran bulan. Tapi produktivitas seorang Muslim itu diukur dengan ukuran detik, bahkan ukuran waktu yang lebih kecil dari itu.

Allah mengatakan dalam Q.S. Al Ashr: "Sesungguhnya, semua manusia berada dalam kerugian…”

Semua manusia merugi, bukan hanya mereka yang tidak beriman, tapi juga semua Muslim. Kecuali, jika kita menjalaninya dalam kesadaran bahwa setiap hal yang kita lakukan dalam setiap detik adalah bentuk implementasi ibadah kita kepada Allah Swt. Ketika kita berjalan, duduk, berdiri dan bahkan ketika kita tertidur. Karena sesungguhnya Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah. Tapi tentu tidak hanya dalam konteks ibadah yang sifatnya ritual(mahdlah) saja.

Sejak hari ini, mari kita tekadkan bersama, untuk mengisi waktu-waktu kita dengan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain dan mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah Swt. Karena waktu yang boleh kita klaim sebagai milik kita hanyalah waktu yang kita isi dengan kebaikan dan amal shalih.

Ketiga, Mahasiswa berprestasi.

Setiap Peserta PPSDMS haruslah menjadi yang paling unggul dan saling dukung sebagai sebagai sebuah Tim Kerja. Jangan sampai hanya beberapa orang saja yang punya prestasi. Kita harus saling membantu agar kita bisa berprestasi bersama. Itulah salah satu butir penting jatidiri PPSDMS. Kita tidak boleh menjadi seorang mahasiswa yang kebanyakan. Kita harus berbeda dalam konteks positif. Tapi tidak sekedar beda, perbedaan kita itu haruslah spesial. Prestasi kita harus spesial. Ini adalah cara kita menjaga kepercayaan orang lain, yang rela menyumbangkan harta dan pikirannya untuk pembinaan PPSDMS.

Keempat, Kebersamaan & kekeluargaan.

Jika kita membaca dan sering mendalami Al-Quran, maka kita akan menemukan bahwa Allah Azza wa Jallamemerintahkan kita untuk menyampaikan dakwah, menyampaikan kebenaran dengan mengatakan:

"Hendaklah ada sebagian di antara kalian segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran". Perintah Allah Swt itu ditujukan kepada subyek manusia dengan menggunakan kata “kalian”, bukan individual. Itu artinya, kebaikan ini harus kita sebarkan sebagai sebuah tim yang kuat. Sebagai sebuah keluarga. Apalagi jika kita ingin mengubah sebuah bangsa yang besar ini.

Imam Ali bin Abi Thalib Ra. mengatakan: "Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir". Sunatullahnya begitu. Itu artinya perubahan ini tidak mungkin dapat kita lakukan jika bergerak sendirian. Kita harus jadi tim yang kuat sebagai sesama Peserta, juga sekaligus bisa bersama orang lain, menggerakkan mereka untuk mengubah diri untuk lebih berdaya dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

Kepada seluruh Peserta PPSDMS, bulan internalisasi sudah selesai, kita telah melaluinya melalui pembinaan yang intensif selama bulan Agustus, September dan Oktober 2014. Artinya, nilai-nilai PPSDMS sudah harus tertanam kuat dalam diri kita, menjadi integral dengan kepribadian kita. Kita telah melalui masa internalisasi. Masa-masa menjadi kepompong telah selesai. Kini telah tiba saatnya bagi kita semuanya untuk keluar dari kepompong asrama kita, sebagai kupu-kupu yang terbang ke bunga-bunga untuk memicu terjadinya penyerbukan. Masa internalisasi telah selesai, maka peserta PPSDMS masuk dan menjadikan dirinya “involved/engaged” (terlibat) dengan masyarakatnya untuk menciptakan kehidupan baru nan lebih baik bagi bangsa ini. []

*) Manajer PPSDMS Regional VII Makassar. Arahan pada Apel perdana, November 2014.
sumber: www.ppsdms.org
readmore »»ǴǴ