Senin, 29 Desember 2008

Menuju Jama`atul Muslimin

Bagian III Rambu-rambu Sirah Nabi SAW

dalam menegakkan Jamaah

1. Rambu I : Menyebarkan Prinsip – Prinsip Dakwah


a. Kontak Pribadi (Ittishal Fardhi)

Dilakukan oleh Nabi SAW pada fase dakwah sirriyah. Tujuannya agar dakwah tidak “dipukul”. Penyebaran Dakwah dengan model ini dilakukan dalam dua keadaan : pada permulaan dakwah dan penegakan jamaah & pada saat pemerintah berkuasa melarang aktivitas dakwah secara terang-terangan. Contoh : Siti Khadijah dan Ali bin Abi Thalib


b. Kontak Umum (Ittishal Jama`i)

Dilakukan pada fase dakwah jahirriyah. Dengan pemanfaatan sarana-sarana (media massa) untuk menyampaikan dakwah : mengumpulkan manusia dalam suatu jamuan makan dirumahnya, mengumpulkan manusia dalam berbagai tempat, pergi ketempat-tempat pertemuan manusia, pergi keberbagai Negara untuk menyampaikan dakwah, mengirimkan surat kepada para Raja atau kepala Suku/Kabilah. Contoh Rasulullah mengumpulkan bani Abdul Muthalib, Dakwah ke Tha`if. dll


2. Rambu II : Pembentukan Dakwah


Merupakan tahap lanjutan dari rambu pertama. Orang yang menerima dakwah pada fase pertama masuk dalam fase ini (fase takwin) yaitu tarbiyah dan ta`lim. Sedangkan yang tidak menerima, hubungan dakwah dengan kelompok ini bersifat tabligh dan indzar (pemberian peringatan). Takwin ini dilakukan pada fase dakwah Sirriyah dan `Alaniyah


a. Takwin dalam tahapan Sirriyah

Orang yang menerima dakwah pada tahapan Ittishal Fardhi dibagi dalam kelompok kecil 3-5 orang untuk ditakwin. Contoh : Rasulullah menyembunyikan shalat mereka dilorong-lorong Makkah. Kisah masuk islammya Umar (adik dan iparnya yang didapatinya pada satu tempat)

b. Takwin dalam tahapan `alaniyah

Takwin ini dilakukan untuk dakwah yang bersifat ittishal `am. Beberapa cara yang ditempuh Rasulullah :

1) Membuat Halaqah Jama`iyah yang besar (Rumah Al Arqam bin Abil Arqam)

2) Mengadakah Rihlah Jama`iyah (Hijrah ke Habasyah pertama dan kedua)

3) Mengkondisikan situasi umum terhadap dakwah melalui khutbah dan ceramah umum


3. Rambu III : Konfrontasi Bersenjata Terhadap Musuh


Kelompok yang tidak menerima dakwah (setelah diberi peringatan), maka konfrontasi bersenjata terhadap para penentang dakwah. Untuk mempertahan kelompok yang di takwin.

Menghadapi penentang dakwah dalam dua periode :

Diawali dari kenabian sampai hijrah dan Sejak Rasulullah menetap di Madinah hingga wafat

Syiar pada periode ini untuk menjauhi medan perlawanan, menghindari permusuhan, melakukan pembentukan kader dakwah, sikap berdamai tidak melakukan permusuhan. Watak ini bukan watak asli jama`ah islam (Asy syura : 39) sebab ini adalah tuntutan takwiniyah. Dakwah yang tidak memenuhi sifat ini pada fase takwiniah akan dapat dipastikan mati pada usia muda.

Konfrontasi merupakan kewenangan khusus pemimpin jama`ah. Beberapa aspek perhatian :

a. Independensi bumi tempat tegaknya jama`ah. Jama`ah harus berkuasa penuh terhadap bumi tempat berpijak dan melancarkan aktivitasnya.

b. Jumlah yang memadai. Q.S Al Anfal 65-66, Isyarat lainnya misalnya jumlah pasukan pada perang Badar.

4. Rambu IV : Sirriyah dalam Kerja Membina Jama`ah


a. Sirriyah dalam kerja membina jamaah adalah membatasi pengetahuan program kerja pada lingkungan pemimpin. Setiap individu tidak boleh mengetahui tugas anggota lain.

Banyak da`i yang keliru memahami sirriya dalam kerja membina jama`ah ini. Pertama, bahwa ajaran islam harus disebarluaskan sebagai sesuatu yang harus dirahasiakan. Kedua, “mengobral”segala sesuatu disetiap tempat dan kepada siapa saja.

Sirriyah merupakan kotak tempat menyimpan program amal jamai dan tirai yang menutupi dan melindungi program tersebut. Sirriyah merupakan kunci keamanan yang akan melindungi amal jamai dari intaian mata-mata mush yang senantiasa mengawasinya.


5. Rambu V : Bersabar Atas Gangguan Musuh


Kesabaran merupakan factor penting, disamping merupakan sunnah Ilahiyah untuk melindungi jama`ah pada tahapan pembentukannya (al-Muzzammil : 10 dan al Muddatstsir : 7) Contoh : Dakwah Rasulullah ke Tha`if


6. Rambu VI : Menghindari Medan Pertempuran


Fikrah ini merupakan sikap yang diwajibkan Islam dan ditutut oleh keadaan jamaah pada tahapannya yang masih awal. Hijrah adalah factor yang dapat memelihara Jama`ah dan pelaksanaan ibadah kepada Allah.

Pemberian pertolongan kepada orang islam yang ada didaerah kafir harus dikaitkan dengan hijrahnya harus memperhatikan dua hal. Pertama, ketidakberdayaannya melawan tekanan kekuatan kaum kafir pada tahapan takwiniyah. Kedua, keberadaannya dalam jamaah akan menambah kekuatan Jama`ah ( Q.S Al Anfal : 72) dan an Nisa : 97.

Menjauhkan orang-orang yang telah menerima dakwah, dari tekanan penguasa zalim, kesuatu bumi yang dapat memberikan keamanan bagi jiwa dan dakwah adalah hal wajib.





Faktor yang dapat menjamin keberlangsungan proses pembinaan jamaah.

a.

Sirriyah dalam gerak pembinaan jama`ahb. Bersabar atas segala kesulitan

c. Menghindari konfrontasi melawan kebatilan dalam dua tahapan awal : penyebaran dan takwin

Bagian IV

Tabiat Jalan Menuju Jama`atul Muslimin

1. Tabiat Jalan Menuju Jama`atul Muslimin

Jalan ujian dan cobaan, berat dan bahkan sangat berat oleh jiwa manusia. Tetapi, orang yang bersabar atas tabiat ini akan sampai kesurga yang luasnya seluas langit dan bumi. Sabda Rasulullah “surga itu dikelilingi oleh berbagai hal yang tidak disukai”. Disepanjang trotar jalan ini Rasulullah melihat penjara-penjara dan tempat-tempat tahanan. Disetiap persimpangan jalan ini pula Rasulullah yang mulia melihat rekan-rekannya digergaji tubuhnya menjadi dua, melihat mereka yang disikat dagingnya dengan sikat besi, melihat parit berisi api yang membakar tubuh kaum mukminin, melihat mereka digantung, diborgol dan di injak-injak. (di jelaskan juga dalam al Baqarah : 214, Ali Imran : 142, At Taubah : 16, dan al Ankabut : 2-3).

Di ujung jalan ini Rasulah menyaksikan hasil perjuangan dan kesudahan para tiran dan orang-orang yang menolak Islam. Mereka diseret ke neraka jahanam tempat tinggal terburuk. Pemandangan yang mengerikan itu diberitakan kepada mukmin agar mereka menjadi lega dan puas lantaran mengetahui kesudahan para musuhnya.

Rasulullah mendapati sisi lain tabiat jalan kaum Muslimin ini-jalan kemenangan dan kekuasaan. Jalan yang penuh limpahan nikmat berupa harta, keluarga dan pengikut. Sisi inilah yang justru sangat dikhawatirkan bahayanya atas kaum Muslimin. Sisi inilah yang menyebabkan kaum Muslimin sulit untuk bergerak dan lebih tertarik kepada aspek duniawi sehingga mereka berjatuhan ditengah perjalana.

a. Macam – macam tabiat jalan ( Q.S al anbiya : 35)

Sayyid Quthb membaginya : Penganiayaan dari pelaku kebatilan tanpa pertolongan, fitnah yang menimpa keluarga padahan mereka memintanya berdamai dan menyerah demi cinta dan keselamatan, pemihakan dunia pada orang yang menolak kebenaran sementara orang beriman tak ada yang membelanya, keasingan ditengah lingkungan karean aqidah, Mendapati bangsa-bangsa maksiat tetapi mereka makmur, fitnah popularitas, fitnah lambatnya kemenangan dan panjangnya perjalan, fitnah kebanggaan diri setelah tercapainya kemenangan.

b. Tujuan Tabiat ini

sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya” (al Kahfi ; 7) dan dalil lainya al Mulk :2, ar-Rum : 41, al A`raf : 56

Tujuan tabiat jalan ini adalah untuk membentuk manusia yang baik melalui perbuatannya, agar pergerakan manusia dibumi juga menjadi baik.

Contoh : Kisah Thalut bersama kaum elit Bani Israel (Al Baqarah 246-251)

Thalut mengadakan seleksi pasukannya, siapa yang tepat untuk memasuki pertempuran. Untuk menyingkirkan orang-orang yang lemah dalam semangat dari barisan kaum Mukminin yang memiliki kesabaran dan dan kekuatan yang mampu mengalahkan segala kekuatannya dibumi. Akhirnya akhir pertempuran dapat diselesaikan oleh satu orang yang memiliki kualitas terbaik “…dan (dalam pertempuran itu) Daud membunuh Jalut ( al Baqarah : 251)

2. Contoh-Contoh Tabiat Jalan

a. Contoh – Contoh sebelum Kenabian

1. Kisah kedua anak Adam a.s ( Habil dan Qabil). Suatu gambaran kebenaran yang dilenyapkan diatas bumi untuk sekali lagi kembali ke surga dengan memperoleh kemenangan.. Mengajarkan kita bahwa panjang jalan ini sepanjang jarak antara bumi dan surga, tatapi waktu yang diperlukan hanyalah beberapa detik pencabutan nyawa.

2. Kisah Habib an Najjr (Yasin : 25-27). Mengajarkan kita bahwa waktu yang dibtuhkan untuk sampai kesyurga hanyalah detik-detik waktu antara pengucapan “Dengarkanlah aku” dan kata sambutan “dikatakan” yang disebutkan dalam ayat ini. Menjadi pelajaran generasi demi generasi dan contoh abadi bagi jalan ini

3. Kisah Ashhabul ukhdud ( Al Buruj : 1-9)

Kisahnya berakhir dengan dibinasakannya seluruh orang-orang mukmin dalam sebuah parit api yang membakar jasad mereka. Tidak ada kemenangan dalam cermin realitas. Tapi, Inilah pelajarannya. Bahwa nilai terbesar dalam timbangan Ilahi adalah nilai aqidah dan kemenangan ruh atas materi (jasad). Mereka bisa menyelematkan diri dengan mengorbankan keimanan, tapi berapa besar nilai kehidupan dibadingkan harga keimanan?. Juga, bahwa dalam pertarungan kebenaran dan kebatilan kadang berkahir dengan berakhir dengan pemusnahan kaum mukminin dan dibiarkannya kaum pendusta. Kita diajarkan lagi, bahwa kadang kita harus menghadapi akhir perjalanannya seperti Ashhabul ukhdud (buka sejarah Ikhwanul Muslimin di Mesir)

b. Contoh di masa kenabian

1. Gangguan kepada Rasulullah. Sesungguhnya pengejaran terhadap Muhammad SAW dan pelemparan atasnya dengan batu hingga melukai tumit dan dahi dan menciderai kepalanya yang mulia, merupakan factor terbaik untuk mendorong orang-orang yang meniti jalan ini bahwa dakwah harus terus melaju kedepan. Sangat menakutkan gangguan yang ia alami, manusia paling mulia. Tapi Rasulullah menanggungnya agar menjadi balsam penyejuk bagi orang-orang yang kehormatnnya dinodai di jalan dakwah ini

(Lihat ; Shad : 4, Al Anfal : 30, Al Qamar : 25)

Bujukan Kaum Musyrikin kepada Rasulullah SAW. Lihat Al Isra : 73

2. Gangguan Kaum Musyrikin kepada para Sahabat

Kisah Penyiksaan keluarga Yasir, Kisah Umar bin Khatab, Kisah Masuk Islamnya Abu Bakar. Dst

Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasulnya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan kedudukan. ( Al Ahzab : 22)

c. Mengingatkan sebagian yang sudah hilang dan sedang terjadi

· Pembantaian di Turkistan, 26 juta kaum Muslimin di bantai dengan biadab dan kejam

· Di India, 50 ribu orang dibantai dalam perjalan ke pengungsian

· Partai Masyumi yang dibunuh dan dipenjarakan para tokonya

· Jama`at Islami di India, Abu A`la al Maududi dihukum mati

· Ikhwanul Muslimin, para tokohnya dihukum mati dan harta kekayaannya dirampas

· Pulau Aba di Sudan berikut seluruh penduduknya dihancurkan dan dibunuh dalam sehari

readmore »»ǴǴ

Kamis, 25 Desember 2008

Islam dan Kekuasaan

Islam dan Kekuasaan adalah dua yang sangat sensitif ketika ingin berbicara tentang apa arti kekuasaan dalam islam. Sebab yang selama ini mengisi kepala dan otak umat manusia bahkan mungkin dikalangan umat islam sendiri atau bahkan dikalangan aktivis pergerakan islam sendiri bahwa islam telah cukup ketika kita telah soleh (soleh secara pribadi) -akibat dari proses sekulerisasi yang selama ini telah mengisi kepala kaum muslimin- tanpa peduli dengan sunnah-sunnah Rasulullah SAW tentang bagaimana ia memimpin, bagaimana nilai sebuah kekuasaan bagi dakwah.

Kita merefleksi sedikit kepada sejarah perjalan dakwah Rasulullah SAW. Kita mengenal bahwa fase dakwah Rasulullah, oleh para ulama membaginya menjadi dua : Fase Makkiyah (13 tahun) dan fase Madaniah (10 tahun). Pada fase Makkiyah, kita memahami bahwa dakwah Rasulullah hanya diimani oleh sekitar 40 orang sahabat. Dan jumlah inilah yang kelak akan menjadi pembangun struktur utama dakwah islam, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Inilah inti bangunan dakwah Islam dizaman Rasulullah. Tapi ada perubahan besar, setelah fase dakwah Madanniyah, jumlah pengikut Rasulullah seperti yang dicatat oleh sejarawan ada sekitar 100-125 ribu orang (jumlah ini diambil dari jumlah sahabat yang ikut bersama Rasulullah pada haji Wada). Kalau kita melihat mengapa ada perubahan signifikan dari dakwahnya, salah satunya karena Rasulullah pada fase madinah menjadi kepala negara (kekuasaan)

Dalam sistem siyasah "politik" islam kekuasaan bukanlah tujuan akhir, tapi kekuasaan adalah sarana paling efektif untuk menyebarkan dan mengembangkan dakwah serta memberikan kesejahteraan bagi semua umat manusia. Secara umum kita bisa mengatakan bahwa tidak ada islam tanpa kekuasaan dan tidak ada kekuasaan tanpa islam. Terlalu banyak aturan syariat yang tidak bisa diterapkan kecuali adanya sebuah kekuasaan. Kekuasaan, wadahnya adalah negara. Kalau kita membaca sejarah ideologi-ideologi yang pernah mengisi panggung sejarah dunia, maka kita akan menemukan bahwa ideologi apapun, baik itu kapitalisme, komunisme, dsb, pada dasarnya menjadikan negara (kekuasaan) sebagai instrumen untuk mewujudkan dan melaksanakan semua nilai-nilai ideologi itu. Karena, sarana inilah yang paling efektif untuk itu.

Lalu, bagaimana dengan Islam?. Setelah kita memahami hakekat keberagamaan kita dengan baik, atau kita memahami makna syumuliatul Islam (kesempurnaan sistem islam). Siapapun dia, dari gerakan Islam manapun, harus memahami hakekat kekuasan (negara), sebagai alat untuk mengajak manusia memahami dan menerapkan Islam.

Tentang hakekat dakwah yaitu mengajak manusia kedalam islam. Misalnya kita memahami ayat yang menyebutkan bahwa laa ikraahafiddin "tidak ada paksaan dalam agama'. Memang demikian adanya ketika kita berdakwah mengajak manusia untuk berislam dengan baik-khusus muslim ada kewajiban yang memang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi keberislamannya- Secara Khusus, termasuk orang-orang diluar Islam, kita tidak boleh dan bahkan Allah melarang kita memaksakan orang untuk masuk kepada Islam.

Tapi, Allah SWT juga menjelaskan didalam Al Qur!an "Alladzi arsalah rasulullahu bil huda wadiinil haq liyushirahu aladdini kulih, walau karihal kaafirun". Adalah sebuah isyarat bahwa kita memang tidak boleh memaksakan orang di luar Islam untuk masuk Islam, tapi yang harus dilakukan adalah memaksa orang di luar Islam untuk mau diatur oleh Islam dan menjadikan sebagai aturan hidup mereka -sekali lagi bukan masuk islam- agar Islam sebagai rahmatalillalamin bisa terwujud. Dan hal ini hanya bisa dilakukan dengan kekuatan kekuasaan dan instrumennya adalah negara. Inilah juga yang dilakukan oleh para Sahabat Rasulullah dan kekhalifan setelahnya. Misalnya tentang sejarah ekspansi dakwah yang dilakukan kenegeri-negeri yang pemimpinnya masih kafir. Ketika penaklukan hendak dilakukan atau bahkan sudah dilakukan, mereka hanya diberikan dua pilihan - mau masuk Islam atau menerima Islam sebagai ideologi yang akan mengatur hidup mereka (sekali lagi catat, bukan mengubah keyakinan mereka) denga membayar fidyah.

Ini sejarah, dan inilah realitas yang terjadi. Maka dakwah tidak cukup dengan hanya menghabiskan waktu dimasjid, mengkaji dan membahas sunnah Rasullah dalam shalat, puasa dan sebagainya, tetapi lupa untuk mengkaji bagaimana cara Rasulullah memimpin dan memperluas ekspansi dakwahnya. Allahu alam bisawab

readmore »»ǴǴ

Minggu, 21 Desember 2008

Blog...Bukan Ajang Curhat, Bukan Ajang Coba-coba

Maaf, Tulisannya Kurang Jelas, Habis lagi bingun mau tulis apa. Tapi saya pikir bisa kita terjemahkan sendiri
(kata yang perlu kita terjemahkan banyak sih di tulisan ini, tapi....yang paling penting adalah masalah "perasaan, ucapan terimakasih karena telah menasehati...dan lain-lain termasuk yang tidak ada didalam tulisan ini


Blog, yah...memang akhir-akhir telah menjadi trend dikalangan umum, bahkan bagi aktivis dakwah katanya. Orang yang baru 'anak kemarin" tau apa itu internet saja pasti tau apa itu blog. Blog memang menjadi tempat setiap orang bebas untuk menuang idenya. Fungsi dan Peran Blog juga semakin menjadi luas. kalau dulunya blog hanya menjadi media untuk menulis dan mempublikasikannya kini telah menjadi sarana tempat "mempromosikan" jati diri, tempat "curhat" (kan harusnya Allah tempat curhatnya) dan lain sebagainya....


Pengalaman...maaf kalo ada yang tersinggung...sesekali ketika mencoba "melirik blog orang yang ada di link" yah, peran blog ternyata telah berubah. kalau kita membaca isi pesan yang ada di kotak tamu... sangat bervariasi. Mulai dari teman satu organisasi, orang lain (gak tau siapa, karena IDnya juga tak pernah disebutkan), atau mungkin juga orang yang cuma sekedar numpang iseng nulis-nulis dikotak tamu.

Namun, ada hal yang sangat lucu atau miris ya. Ini pesan buat kita semua, yah terlebih saya. Misalnya nih, ada tuh blogger kalau melihat kota pesannya-blog nya ikhwan Anu (itu tuh sebutan untuk laki-laki aktivis dakwah) , full dengan pesan eh...ternyata dari akhwat itu " Terimakasih ya akhi atas pesannya,atas nasehatnya" atau bahkah.....(sensor) dan lain-lainnya.

Fenomena ini menjadi hal yang harus kita perhatikan dan kita sadari. Adalah sebuah hal yang pasti ketika menyebut diri kita sebagai aktivis dakwah, maka segala hal yang bisa menjadi sarana untuk mengantar kita kepada "perasaan-perasaan" yang tidak seharusnya diungkapkan apalagi dipublikasikan untuk kita hindari semuanya. Mungkin memang niat awal kita tidak demikian, namun satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa godaan itu adalah hal yang sangat mungkin menjebak kita kepada jurang yang seharusnya kita hindari. Ikhwa, jalan ini menjadi jalan yang telah kita pilih. Jalan dakwah telah menjadi jalan kita menuju Allah. Maka mari kita menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengantarkan kita pada murka Allah.


readmore »»ǴǴ

Peringatan Hari Intifada

Surat untuk Palestina

( dari Puisi Surat Untuk Osama/Anis Matta)

Palestina….kamulah yang mengajar bangsa-bangsa yang bisu

untuk bisa bicara…, maka mereka berteriak

kamulah yang menanam bibit keberanian

diladang jiwa orang-orang…. pengecut,

maka mereka melawan

kamulah yang menebar nikmat kemerdekaan….

direlung kalbu orang-orang tertindas,

maka mereka berjuang

kamulah yang mengobarkan harapan ….

direlung hati orang-orang terjajah

maka mereka memberontak

Palestina…

kamulah yang mengunci mulut bangsa-bangsa adidaya

supaya mereka…. terdiam

maka mereka hanya bisa mengamuk

kamulah yang meruntuhkan keangkuhan

dari jidat bangsa-bangsa arogan

maka mereka… terbungkam

kamulah yang merampas rasa aman

dari jiwa bangsa-bangsa tiran

maka mereka tak pernah bisa…. tidur nyenyak

kamulah yang merebut selera hidup

dari langit hati bangsa-bangsa…. makmur itu

maka mereka tak lagi menikmati hidup

Palestina …oh Palestina….

mari kita nyanyikan lagu kemenangan

bersama anak anak manusia yang telah menemukan kehidupannya

Palestina ….oh Palestina mari kita senandungkan nasyid keabadaian

bersama nurani anak-anak manusia yang merindukan taman syorga

readmore »»ǴǴ

Sabtu, 13 Desember 2008

Arti Sebuah Gambar ( Defenisikan Sendiri)

readmore »»ǴǴ

Menilai Gerakan Mahasiswa (2)

Fenomena kemahasiswaan dan gerakan kemahasiswaan merupakan hal yang selalu saja menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Sebab komponen ini umumnya merupakan iron stock kepemimpinan masa depan. Komponen yang akan melanjutkan gerak perjuangan bangsanya menuju pentas kemandirian bangsa dan harga diri yang tinggi ditengah panggung dunia yang lebih luas, yang penuh dengan intrik, penuh dengan persaingan.

Dunia kemahasiswaan memang cenderung bebas, lebih mampu mengekspresik semua bentuk ketidakadilan dan penandusan. Pemuda yang umumnya merupakan orang-orang yang sedang berada pada puncak prestasi. Semangat kepedulian sosial yang tinggi. Ketika ada kebijakan baik itu oleh pemerintah atau siapapun. Maka disinilah mereka mengambil peran perbaikan. Peran kritis. Peran ketidaksepakatan terhadap segala bentuk kebijakan yang merugikan masyarakat.

Ditengah sikap cuek, acuh dan tidak peduli, yang kebanyakan dialami oleh orang-orang yang telah mapan (diluar mahasiswa). maka gerakan mahasiswa hadir untuk menyuarakan perlawanan ketidakadilan, perlawanan terhadap penindasan. Penindasan oleh kebijakan pemerintah dan pemerintah. Pemerintah yang seharusnya menjamin kesejahteraan masyarakatnya.

Nilai gerakan mahasiswa yang hadir sebagai gerakan moral, telah mampu mengubah sebuah sejarah perjalanan panjang sebuah bangsa. Misalnya, Indonesia dengan gerakan reformasi `98 adalah bukti, bahwa memang mahasiswa adalah pelopor perubahan itu.

Namun, mungkin hari ini kita merasa miris, melihat fenomena lemahnya, tidak adanya pengaruh besar atau mungkin lesunya gerakan mahasiswa, kalau tidak mau disebut mati. Banyak fenomena ini kita temukan. Mulai dari rendahnya kemampuan mobilisasi kadernya sampai pada banyaknya pihak yang tidak lagi respon terhadap setiap agenda "aksi" yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menuntut perubahan, menuntut perbaikan, kalau tidak mau disebut dijengkeli terutama oleh masyarakat.

Fenomena ini tentu saja banyak hal yang harus kita lihat untuk menilainya misalnya :

Pertama, umumnya para koruptor/penjahat kelas kakap yang hari ini sering "tampil" di televisi ternyata adalah mantan aktivis mahasiswa. Kedua, gerakan, aksi yang sering dilakukan mahasiswa ternyata malah menimbulkan nilai negatif, kalau tidak mau disebut menyebabkan kerusakan. ketiga, ada beberapa gerakan mahasiswa (tidak perlu disebutkan yang mana) ternyata jauh dari identitas dan ideologi gerakan yang seharusnya mereka terapkan. Masih banyak hal lain tapi kita ingin berbicara untuk ketiga hal ini saja dulu.

Fenomena di atas tentu saja telah banyak kita dengar, lihat, saksikan, (mudah-mudahan bukan anda). Hal inilah yang menyebabkan nilai kepercayaan masyarakat terhadap semua orang yang hari ini berteriak lantang, menyerukan perbaikan dan perjuangan untuk rakyat. Sebab mereka akan berkata : 'itu kan pada saat jadi mahasiwa, kelak kalau sudah selesai, bakal jadi koruptor lagi. Ini masalahnya. Sebab idealisme mereka tidak dibangun diatas pemahaman yang kokoh dan menghujam kuat kedasar nurani mereka. Nilai yang sering mereka teriakan di jalan itu, tidak menjadi nilai keseharian mereka. Dirumah.Di Kampus. Dalam suasana mereka bergaul. Maka tidak heran, misalnya kita menemukan sebuah contoh kecil. Ada aktivis yang menentang keras kapitalisme, padahal ia merokok misalnya. ini memang hal kecil. Tapi, apa arti idealisme itu kalau tidak tercermin dari hal-hal kecil dulu. Perhatikan, Soekarno misalnya, idealisme itu benar-benar ia junjung. ketika ia mengatakan ia seorang sosialis. itulah yang kemudian menjadi gambaran gerakannya, gambaran aktivitasnya. Atau misanya Muhammad SAW, ketika mengatakan bahwa Al Qur`an itu adalah minhajul hayya (pedoman hidup), maka itulah kesehariannya. sehingga dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa "Ahlaq Rasulullah itu adalah Al Qur`an.

Ketika menyakasikan di Mass media, maka sebagian besar aksi kemahasiswaan itu ternyata hanya menggambarkan citra negatif gerakan mahasiswa yang kemudian mencederai gerakan lainnya. Ini juga masalah lain. Nilai aspirasi masyarakat yang ingin mereka perjuangakan ternyata, berdampak negatif secara langsung kepada masyarakat. Misalnya aksi menutup jalan yang selanjutnya menyebabkan kemacetan. Meskipun dalam teori konflik ini memang diperlukan untuk nilai tawar perjuanga. tapi secara umum saya kurang sependapat dengan ini. Sebab, masyarakat itu punya satu tabiat yaitu menyukai apa yang menguntungkan bagi mereka.



readmore »»ǴǴ

Kamis, 11 Desember 2008

Kamu adalah Yusufnya mimpi-mimpi ini

Organisasi/gerakan yang tidak menyeleksi anggota-anggotanya terkadang hancur saat diterpa badai pertama, bahkan saat dikejutkan oleh hembusan angin,

ini adalah ungkapan yang memiliki makna mendalam sebagaimana dikatakan Imam al Banna ;
"kamu adalah Yusufnya mimpi-mimpi ini. Apabila kamu kagum dengan apa yang kami lakukan, maka tanganmu bersama tangan-tangan kami untuk bekerja sama di jalan ini. Dan Allah adalah pemberi taufiq kami dan taufiqmu"

kamu adalah Yusufnya mimpi-mimpi ini, wahai orang-orang yang memiliki semangat dan azzam yang tinggi.

Tanpamu fiqh ini hanya mimpi belaka, karena kaulah yang punya ta`wil ilmiahnya dal penerapan realistisnya

Maka tinggalkannlah sifat negatif dan cepatlah berangkat...

tanggalkanlah pakaian kesedihan dan pesimisme
kenakan pakaian jihad dengan giat, tidak malas
sempurnakan kematian sebagai seni
sebagaimana kamu menenggaknya
apabila harus mati tanpa rasa takut
readmore »»ǴǴ

Bait-Bait Ibnu Mubarak

Wahai ahli ibadah di Haramain
seandainya kau melihat kami
niscaya kamu tahu bahwa kau bermain-main dalam ibadah
siapa yang mewarnai lehernya dengan air mata
maka dada-dada kami terwarnai dengan darah-darah kami
atau siapa yang untanya letih dalam urusan kebatilan
maka unta-unta kami letih pada hari malapetaka

aroma kalian semerbak
sedangkan aroma kami debu tanah keras dan debu yang paling wangi

ucapan nabi telah sampai kepada kami
sebuah ucapan yang benar dan tidak ada dusta
tidaklah sama debu kuda-kuda Allah
dihidung seseorang dan asap neraka yang bergolak
inilah kitab Allah yang berbicara di antara kita
sang syahid tidak mati, itu tidak dusta
readmore »»ǴǴ

Mobilisasi

Berbicara tentang kelompok, group atau organisasi, gerakan mahasiswa, lembaga, maka aspek kuantitas dan kualitas adalah dua hal yang tidak terpisah. Aspek kuantitas menunjuk kepada jumlah dan aspek kualitas menunjuk kepada kapasitas individu/kelompok yang dalam sebuah gerakan/organisasi. Kedua aspek inilah yang bisa kita jadikan sebagai ukuran sebuah organisasi tentang seberapa besarkah organisasi itu, atau seberapa kuatkah organisasi itu dalam memainkan peran-perannya.

Kalau kita pernah membaca siroh nabawiyah, misalnya dalam riwayat disebutkan tentang ukuran yang dimaksud. Pada perang Badar, jumlah yang disebutkan ternyata hanya sekitar 300-an orang. Demikian juga dalam perang lainnya. Yang disebutkan tersebut ternyata adalah jumlah orang ikut dalam peperangan saja. Atau juga misalnya Nabi Ibrahim a.s. yang di dalam Al Qur`an disebut setara dengan sekelompok umat. Atau misalnya tiga orang sahabat yang diutus oleh Amirul Mukminin sebagai utusan dalam sebuah peperangan. Dan jumlah 3 orang ini disetarakan dengan 3000 orang. Atau juga misalnya ditempat lain bahwa 1 orang sahabat mukmin dalam peperangan dapat mengalahkan sepuluh orang kafir, dst.

Dari gambaran diatas kita bisa mulai merangkum satu hal, bahwa umat itu ditentukan pada kemampuan mobilisasinya.

Dalam realitas kondisi kita hari ini misalnya, ada beberapa ormas Islam di Indonesia yang menyebutkan bahwa kadernya jutaan orang. tapi berapa banyak yang bisa mereka mobilisasi pada setiap agenda? ternyata tidak banyak. Maka kita menyebut bahwa jumlah kader yang mereka maksud ternyata hanyalah klaim, bukan begitu kenyataannya dilapangan

Jadi sesungguhnya ukuran kekuatan sebuah gerakan itu ditentukan oleh kemampuannya untuk memobilisasi kader-kadernya dalam setiap agendanya. Bukan klaim.

Sehingga perlu adannya evaluasi yang lebih baik, tentang jumlah kader suatu organisasi, tentang kualitas yang dimiliki oleh suatu organisasi.
readmore »»ǴǴ

Selasa, 09 Desember 2008

Sepenggal Kalimat Untuk dan Dari Saudara-Saudaraku

"Banyak Sudah putera-puteri terbaik dakwah, yang telah hilang
tak tercatat oleh sejarah. Jangan khianati jejak langkah mereka dengan
menerlantarkan haraqah ini. Hendaknya kita tetap beristiqomah walaupun
kita berhadapan dengan berbagai macam gangguan. Walaupun kebatilan senantiasa
mengancam, menakut-nakuti atau menggertak, sebab kita mempunyai contoh teladan terbaik
yaitu Rasulullah dan Sahabanya"

"Ladang Dakwah terhampar luas, kewajiban kita menyirami tanah-tanah tandus,
menyemai benih-benih unggul, agar tumbuh pohon-pohon kejayaan islam.
Dakwah ini akan terus mengali menuju ridho ilahi. Jangan bersedih
Dimanapun kita berada..disitulah dakwah kita sebarkan. Semoga segala keadaan
mampu kita jadikan sebagai sarana pematangan diri menuju ridho ilahi"

"Segala kondisi dalam perjalanan ini, adalah saran untuk proses pematangan diri kita.
Kita pernah merasakan, bahwa teman-teman dalam dakwah ini sepertinya, sudah tidak
lagi memiliki loyalitas terhadap dakwah. Maka ketika itu, saya mencari dan belajar kepada "orang-orang kuat". Kemudian mengertilah saya, bahwa yang akan bisa bertahan didalam dakwah hanyalah orang - orang kuat. sedangkan orang-orang lemah akan berguguran"

"Kedewasaan adalah seseorang yang menjadi kuat, bangkit dari keterpurukan, karena sesuatu
hal yang menyedihkan, dan menyengsarakan hidup"

"Bekal kita bukanlah jabatan atau harta, tapi ilmu dan amal. Baju yang kita pakai bukan merk
ternama, tapi kain kafan. Yang melayani kita bukan pramugari, tapi munkar dan nakir. Pendaratan kita bukanlah bandara tapi kuburan. Pasport kita buka Indonesian tapi Muslim.
Ingat!!! cita kita hanya satu : "hidup mulia atau mati syahid"

"Tiap detik waktu yang kita lalui di lorong waktu kehidupan ini adalah jejak-jejak yang
akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah. Setiap sisi ruang dan waktu
merupakan implementasi ibadah. sebab hanya dalam kerangka itu semua, semua gerak, memperoleh makna hakiki di hadapan Allah"
readmore »»ǴǴ

Jalan Sunyi Para Perindu Syurga

Pilihan jalan hidup begitu banyak....ada godaan harta, ada godaan perhiasan, ada godaan wanita,

Telah kususuri hampir sepertiga perjalanan hidupku. Dan telah kudapati begitu banyak hikmah dan pelajaran. Mengajarkan aku tentang arti hidup, arti perjuangan, arti kedewasaan, arti tentang hakekat aku ada di sini hari ini.

Di jalan sunyi ini..ku susuri lorong-lorong kehidupan, menapaki jalan menuju syurga. Jalan yang penuh dengan duri, jalan yang jauh dari semerbak harum bunga. Sesekali, kulewati persimpangan, jalan menggoda aku untuk berpaling, menjauh dari jalan ini..menggoda aku untuk terjatuh dan turun kebumi, menguji iman yang terus terkikis disepanjang jalan ini

Jalan Sunyi para perindu syurga Jalan yang selalu aku rindukan. Meski sunyi, meski sepi, bahkan kadang harus sendiri. Perjalanan yang telah mencabut rasa ngantuk dari pelupuk mata. Jalan yang hampir saja dan mungkin kelak akan merubuhkan jasad ini.

Ditengah keletihan ini...kembali kurenungi tentang hakekat perjalanan ini jalan yang tidak banyak yang menempuhnya jalan yang telah menyeleksi banyak saudara-saudara seperjalan kemudian. mereka tersisih, jauh...terhempas...mungkin tak akan tak akan lagi menemukan jalan ini.

Aku segera bangkit...lalu ku ayun lagi langkah ini. Dan ku teriakan kepada nurani...hei.....bangkit, disini bukan tempatmu berhenti...beristrahat....berjalanlah terus....istrahatmu adalah ketika engkau telah menginjakan kakimu di depan pintu syurga-Nya
readmore »»ǴǴ

Rabu, 03 Desember 2008

Refleksi Siroh - Ikhlas : Nilai Inti Perjuangan

"Dakwah ini akan berjalan terus,
sebagai mana titipan mengagungkan Allah akan tetap Allah pilihkan orang. Tugas-tugas dakwah ini mendidik kita dalam waktu yang panjang, untuk tidak mengukur diri kita pada gelar-gelar yang dberikan, tapi pada seberapa besar kita mengambil peran-peran dakwah ini, dimanapun kita berada, dan keikhlasan ini akan teruji dengan pengambilan tugas-tugas dakwah yang berkelanjutan"
(Mujetaba Mustafa)

Pada masa sepuluh tahun kenabian, Rasulullah SAW di tinggal oleh dua pendukung dakwahnya yaitu wafatnya Khadijah r.a dan Abu Thalib, paman Rasulullah. Dalam kondisi ini tekanan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy semakin berat dirasakan oleh Rasulullah. Sehingga hirjah pun terpaksa dilakukan oleh Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya.

Hijrah itu pun terjadi. Rasulullah melakukan hijrah pertamanya ke Thaif. Dalam hijrahnya tersebut Rasulullah membawa serta Zaid bin Haritsah. Dalam riwayat disebutkan bahwa upaya tersebut dilakukan juga dalam rangka ekspansi dakwah. Rasulullah senantiasa menyeru kepada setiap kabilah yang ditemuinya di jalan. Namun tidak satupun yang tertarik. Meskipun dengan seluruh kelembutan, seluruh sikap baik yang ditunjukan untuk diseru kepada Islam. Bahkan disebutkan tidak satupun lagi orang atau tokoh di Thaif yang tidak didatangi oleh Rasulullah, namun tidak satupun dari mereka yang mendapat hidayah itu. Bahkan Rasulullah dilempari dengan batu sampai bersimbah darah.

Zaid bin Haritsa senantiasa melindungi Rasulullah dari lemparan batu orang-orang Thaif. Sampai mereka keluar dari kota dan bersembunyi di Kebun Kurma. Disitu ada binaan, ada Murobbi, ada tugas dakwah. dan pemahaman qiayadah wal jundiyah. Yang semua tercatat sebagai sejarah Rasulullah menyebarkan dakwah di luar kota Mekkah

Kalau kita berbicara tentang keikhlasan, maka kita akan bertanya: Zaid akan mendapatkan apa dan Apakah ketika ia memberikan perlindungan kepada Rasulullah akan ada jaminan bahwa tidak ada yang bisa yang menjamin bahwa batu yang datang itu batu-batu kecil semuanya, Zaid tahu bahwa mungkin akan ada batu besar tapi ia berhenti memberikan perlindungan kepada Rasulullah.

Baik Murobbi maupun Mutarabbi, menghadapi beban dakwah yang begitu berat, mereka tidak mempermasalahkan beratnya, tidak mempersoalkan kesulitan yang dihadapi, tidak mempersoalkan luka yang mereka derita. Tapi, yang Rasulullah dan Zaid bin Haritsah khawatirkan adalah jangan-jangan usaha yang mereka lakukan itu, pilihan mereka lari dari lemparan itu salah. Jangan-jangan perlindungan yang dilakukan oleh Zaid itu tidak cukup memenuhi tugasnya sebagai jundiyah dan tidak cukup untuk menunjukan ketaatan terhadap tanggung jawab yang dipikulnya. Sehingga tidak mendatangkan ridho Allah tapi sebaliknya mendatangkan murka-Nya

Sehingga ketika Rasulullah tiba di kebun kurma, beliau menengadahkan tangannya dan berdoa:

"Ya Allah kepada-Mu saya keluhkan lemahnya kekuatanku, lemahnya strategi yang saya buat, Ketidakberdayaanku menujukan Izzah dihadapan manusia, Ya Arhamarrahimin, Engkau adalah Tuhan orang-orang lemah, dan Engkau adalah Tuhanku, Kepada siapapun Engkau akan perhadapkan saya, Kepada pihak yang akan menghinakan saya, atau kepada musuh yang akan Engkau serahkan urusan saya kepadanya, saya tidak peduli, asalkan Engkau tidak murka kepadaku ya Allah"

Jadi yang dikhawatirkan Rasulullah dalam menghadapi beban dakwah yang begitu berat, bukan beranya beban itu, bukan luka yang dialaminya, tapi jangan sampai pilihannya itu salah, strategi yang dibuat lah yang salah.Semua kalimat ini tidak mungkin keluar dari lisan yang memahami teori keikhlasan, kecuali terjelma dari implementasi keihklasan yang sudah keluar dari defenisi-defenisi kebahasaan.
readmore »»ǴǴ

Sabtu, 29 November 2008

Aku Ingin Seperti Mereka, Anda???


Sampai juga akhirnya cahaya ini kepada kita. Ini karena siapa? coba jawab? Coba katakan padaku? Siapa mereka itu?. Hei....darah mereka, nyawa mereka, telah mereka serahkan untuk cita-cita hidup mereka. dengan perjuangan penuh darah, dengan pengorbanan seluruh apa yang ada pada mereka. (lihat Q.S. At Taubah:111) - mudah-mudahan anda sudah pernah baca, minimal terjemahannya-. Coba perhatikan.

Coba renungkan apa yang telah mereka korbankan? Harta, Nyawa? Lalu kita...Mereka sudah menyambung estafet perjuangan sang Guru. Itu...Guru yang selalu engkau sebutkan namanya dalam tiap shalatmu. Guru yang....aaaah mungkin juga engkau belum tahu banyak tentang dia...seperti banyaknya pengetahuanmu tentang berita terpanas tentang skandal dan kasus perceraian artis itu....atau sampo dan handbody apa yang terbaru...atau model pakaian apa yang lagi tren....bagaimana caranya hilangin ketombe....

Sekarang, coba baca ulang lagi ayat itu, apa yang anda baca?? mengerti tidak apa maksudnya? Iya saya tahu, anda bukan ahli tafsir, sama dengan saya. Tapi, tahu tidak apa maksudnya? Hei...Coba buka perhatikan lagi...orang yang telah menjual harta dan diri mereka untuk surga....Sudah mengerti? Belum juga. Astaghfirullah, Coba baca ayat selanjutnya. Itulah mereka...orang-orang itu tadi yang disebutkan di ayat sebelumnya.

Sekarang...berapa kriteria itu yang telah anda penuhi...itu perdagangannya. Kenapa? Ngerii yaa...karena mereka berperang hingga mereka terbunuh atau membunuh....takut ya....yah kalo mental mu memang segitu, sudahlah....jangan banyak ngomong tentang kebangkitan...tidak usah menuntut keadilan...

Aku Mau Seperti Mereka....Anda??
readmore »»ǴǴ

Jalan Dakwah, Bukan Bus Kota

Kalau mau di tanya tentang bagaimana hubungan antara beban dakwah dengan usia kita dalam dakwah mungkin kalimat "Jalan Dakwah, Bukan Bus Kota" cukup bisa mewakilinya.

Detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun terus berlalu, tak kita sadari mungkin usia kita dalam dakwah ini sudah dalam hitungan tahun atau mungkin lebih. Seiring pergantian waktu, semakin lama usia kita di dalam dakwah ini, maka kita akan menyadari satu hakekat bahwa beban-beban yang akan kita pikul dalam dakwah ini semakin lama tidak berkurang tapi malah semakin berat dan bebannya terus bertambah.

ketika berada dijalan dakwah ini, kita tidak sedang seperti mengendarai Bus, dimana penumpang yang akan kita temui sepanjang perjalanan ada yang naik dan ada yang turun. Jadi bebannya kadang banyak dan kadang sedikit.

Tapi, dalam dakwah, beban yang kita akan pikul sepanjang perjalanan menuju terminal tujuan dakwah ini beban-bebannya terus bertambah dan tidak berkurang sama sekali. Beban - beban amanah yang kita emban yang begitu banyak, di tambah dengan kebingungan-kebingungan yang akan kita alami selama perjalanan, sebenarnya akan menjadi tumpukan beban pada setiap penempuh jalan ini
readmore »»ǴǴ

Selasa, 25 November 2008

Pemuda, di bawah rintik hujan sepanjang jalan malino

Tersenyum ia sambil berjalan, entah kemana ia menuju. sesekali ia tersenyum, entah apa yang ia senyumi. Tubuhnya basah, rambutnya basah, ia berjalan di bawah derasnya hujan sepanjang jalan malino.

Usianya masih muda, mungkin baru 20-an tahun, tubuhnya memang tidak kekar tapi dari pancaran mata dan senyumannya ia menyimpan sebuah optimisme. Entah, sudah berapa lama ia berjalan. Tapi, melihat jejaknya dan kotor kain yang ia pakai, terlihat jelas ia telah cukup lama berjalan.

Ia tersenyum lagi, sambil menggenggam jemari tanganya ia terus mengayuh langkah. Ditengah deru dan derasnya hujan ia terus berjalan. Optimisme di hatinya masih jelas terpancar dari binar mata dan langkah-langkah yang terus ia ayunkan.

Dialah pemuda itu, dialah yang kelak akan hadir di panggung sejarah bangsa ini, untuk mengatakan dan meneriakan lantang kepada bangsanya bahkan dunia. Bahwa hidup ini harus selalu di penuhi optimisme tinggi. Bahwa harapan akan hari esok yang lebih baik adalah pasti. Bahwa di tengah bangsa yang sedang sekarat dan penuh dengan luka ini, ia ada, pemuda ini ada untuk menjadi pilar kebangkitan bangsanya. Bahwa ia bisa, dan ingin berkata kepada yang lain, kepada setiap orang yang di temuinya sepanjang jalan malino.
readmore »»ǴǴ

Resesi Ekonomi Global, Awal Kehancuran Amerika Serikat ?


* Di Inspirasi dari Diskusi Pengurus KAMMI Unhas terkait tema yang sama


Janganlah orang-orang kafir itu berpikir bahwa mereka dapat mendahului Allah...”

Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat ternyata berdampak besar terhadap kondisi perekonomian global. Hal ini tentu saja menjadi hal yang sangat realistis sebab Amerika Serikat adalah sentral perekonomian dunia. Menurut Kompas penyebab dari krisis yang dialami oleh Amerika Serikat ini adalah adanya penumpukan hutang nasional yang mencapai 8.89 triliun US Dollar, pengurangan pajak korporasi, pembengkakan biaya perang Irak Afganistan dan yang paling krusial adalah Subprime Mortgage : kerugian surat berharga property yang berimbas pada bangrutnya Lehman Brothers, Merryl linch, Goldman Sachs, Northern Rock, UBS dan Mitsubishi


Masih hangat dalam ingatan kita bahkan dampak krisis tahun 1997 yang kita alami, secara khusus di Indonesia masih kita rasakan. Di mana negara-negara dikawasan Asia dihadapkan pada sebuah krisis parah yang kemudian menghancurkan kondisi perekonomiannya pada era tersebut. Kecuali beberapa negara semisal Malaysia yang meskipun mengalami dampak yang sama akibat krisis tersebut namun mereka dapat segera bangkit secara ” mandiri”. Krisis global yang kita alami saat ini sesungguhnya kurang lebih sama dengan yang terjadi pada tahun 1997. Betapa tidak dampak krisis yang melanda Amerika ternyata berdampak juga terdapat seluruh kawasan tak terkecuali di Indonesia.


Ada begitu banyak dampak yang di alami oleh negara-negara yang memiliki ketergantungan besar terhadap Amerika. Di Indonesia misalnya kita sudah banyak menyaksikan di media dampak krisis yang sekarang melanda dunia antara lain Nilai tukar rupiah yang melemah bahkan melebih Rp. 12.000 per USD Amerika, PHK yang terjadi secara besar-besaran, Banyaknya perusahan-perusahan dalam negeri yang mengalami kebangkrutan/gulung tikar. Dan pasar Saham yang mengalami penurun transaksi. Bahkan pada beberapa bulan lalu kita juga menyaksikan bahwa Bursa Efek Jakarta pernha ditutup beberapa hari sebagai respon terhadap krisis tersebut.


Krisis Ekonomi Amerika Serikat, Awal kehancuran Amerika Serikat?


Berbicara tentang apakah krisis ini adalah awal kehancuran Amerika, tentu saja belum tepat untuk mengambil kesimpulan seperti ini sebab banyak hal yang perlu kita perhatikan. Salah satunya kita melihat kembali sejarah, akar Kapitalisme itu sendiri dan sejarah bagaimana awal lahirnya Amerika sebagai super power.


Kalau kita berbicara tentang materialisme maka kita akan menemukan akan menemukan fakta sejarah bahwa pernah ada dua isme besar sebagai sayap materialisme yang pernah hadir dalam panggung sejarah dunia yaitu sosialisme dan kapitalisme. Uni Soviet dengan Sosialismenya dan Amerika serikat dengan kapitalismenya. Dalam proses perjalananya dua sayap materialisme ini senantiasa bersaing untuk eksistensinya. Pasca keruntuhan Uni Soviet tentu saja satu-satunya kekuatan besar yang menguasai dunia adalah Kapitalisme dalam hal ini adalah Amerika Serikat. Kemudian Amerika menjadi negara super power yang memiliki pengaruh besar pada kondisi politik global, tak terkecuali dalam bidang ekonomi.


Namun, belakangan kita juga melihat bahwa kekuatan ekonomi Amerika dihadapkan pada sebuah kondisi dimana pada tahun 2008 ini mungkin menjadi masa kritis bagi Amerika karena mengalami krisis yang cukup parah, sehingga sebagian kalangan berpikir bahwa krisis ini adalah awal kehancuran dari kapitalisme Amerika Serikat. Pandangan ini mungkin saja bisa benar dan bisa juga salah.


Kalau kita menelaah lebih jauh maka kita akan menemukan satu fakta bahwa krisis ini tidak terjadi secara alami tetapi dibuat secara sengaja. Dengan posisinya sebagai negara superpower termasuk dibidang ekonomi, sangat realistis jika dalam situasi krisis seperti saat ini Amerika Serikat-lah yang paling mampu bertahan. Krisis yang terjadi tidak secara alami sesungguhnya akan dapat menyebabkan banyak perusahaan strategis dengan sasaran utamanya wilayah Eropa (uni eropa) mengalami kebangkrutan atau gulung tikar dan yang paling bisa membelinya kembali adalah Amerika Serikat. Maka tentu saja krisis ini adalah langkah awal untuk semakin menguatkan cengkramannya terhadap dunia.


Mungkin kita akan bertanya-tanya, bagaimana bisa sebuah krisis menjadi awal lahirnya Amerika Serikat sebagai satu-satunya kekuatan dunia?


Jawabannya sederhana yaitu krisis ini adalah langkah awal penjajahan ekonomi Amerika Serikat dengan menancapkan kekuatan ekonomi di negara-negara lain yang kelak akan menjadi negara satelit Amerika. Kita kembali melihat sejarah Perang Dunia II. Pasca kemenangan Amerika Serikat pada perang dunia II, negara-negara seperti Jepang, Taiwan, ”dihidupkan kembali” oleh Amerika Serikat dalam bentuk bantuan ekonomi-mungkin termasuk yang dialami Indonesia sekaran-. Sehingga secara tidak langsung Amerika Serikat memiliki kekuatan dan pengaruh besar terhadap negara tersebut karena adanya budi yang telah mereka tanamkan termasuk utang-utang dalam bentuk pinjaman dari negara-negara tersebut.


Dengan cara seperti ini, maka kawasan lainnya (Eropa kemungkinan menjadi sasaran krisis yang dibuat tidak alami ini)-setelah Kawasan Asia berhasil ”dikuasai” pasca krisis Ekonomi tahun 1997- akan mengalami dampak resesi ekonomi global ini. Dan dengan logika tadi, ekonomi Eropa akan kembali ”dihidupkan” dan menjadi negara satelit bagi Amerika Serikat.


Krisis Global adalah Awal Semakin Menguatnya Kapitalisme Amerika Serikat


Maka Krisis ekonomi global yang di alami oleh dunia saat ini sesungguhnya adalah sebuah upaya yang sengaja dilakukan untuk semakin menguatkan power Amerika Serikat terhadap dunia. Dan ini adalah awal untuk tampilnya Amerika sebagai negara Kapitalis besar, sebagai satu-satunya negara superpower di Dunia. Dimana setelah kebangkrutan ekonomi oleh negara-negara secara khusus di Eropa, Amerikalah yang akan kemudian tampil ”sebagai pahlawan” untuk menyelamatkan.


Seorang analis mengatakan bahwa berdasarkan perspektif bagaimana Allah memberlakukan takdir-takdirnya bahwa awal kehancuran Amerika Serikat sesungguhnya diawali bukan pada krisis ini, tetapi pada saat Amerika Serikat telah menjadi satu-satunya kekuatan dunia dan akumulasi kezaliman adalah awal kehancurannya. Karena setelah Amerika menjadi satu-satunya superpower dunia maka perlahan-perlahan Amerika Serikat akan terasing sendiri oleh negara-negara lainnya.


Semua kondisi yang kita alami saat ini sesungguhnya adalah sebuah awal bagaimana Allah SWT mulai memberlakukan takdir-takdir-Nya untuk tampilnya kembali kekuatan Islam. Dan kita juga terkadang harus selalu berpikir bahwa semua kondisi, baik itu krisis ekonomi atau apapun namanya adalah tidak lepas dari apa yang disebut sebagai pertarungan peradaban. Maka kita jangan lagi membiasakan diri untuk berpikir kecil dan menjadi orang-orang kecil, tetapi kita harus siap merespon semua kondisi yang ada di sekitar kita termasuk kondisi Global. Wallahu `alam bisawab

readmore »»ǴǴ

Sabtu, 22 November 2008

Sebenarnya Allah menginginkan saya menjadi apa?



Perjalanku sudah hampir separuh, usia yang telah kuhabiskan dengan begitu banyak peristiwa didalamnya, mengantarkan aku pada sebuah masa dimana aku mengenal satu pekerjaan baru dalam hidupku.

Hidup dalam bingkai dakwah adalah hidup yang senantiasa penuh dengan beban perjuangan. Ketika diterpa oleh begitu banyak godaan. Ketika harus berpeluh keringat, air mata dan semua keletihan perjuangan. Selangkah demi selangkah jalan ini aku tapaki. Memang baru memulai, tapi bebannya semakin berat. Semakin lama usia saya di dakwah ini, kok bebannya tidak berkurang, namun semakin bertambah. Lalu aku menyaksikan, ada saja penempuh perjalanan ini yang berkorban apa saja untuk tetap sampai pada jalan ini

Lalu, aku teringat sebuah kalimat dari Hasan Al Banna : "Di dunia ini ada banyak orang yang memiliki akal, tapi hanya sedikit yang mempelajari Al Qur`an. Dari sedikit yang mempelajari Al Qur`an, hanya sedikit yang mampu mengamalkannya. Dan dari sedikit yang mengamalkannya hanya sedikit yang mampu mendakwahkannya. Dari dari sedikit yang mampu mendakwahkannya, hanya sedikit yang bersabar dalam dakwahnya. Dan dari jumlah yang sudah sangat sedikit dalam bersabar di atas jalan dakwah, hanya sedikit yang benar-benar sampai ke tujuan akhirnya"

Kubisiki jiwa ini, ternyata dalam perjalanan yang sudah penuh dengan beban ini, dengan tuntutan pengorbanan yang begitu banyak, tidak satu orang pun yang nyaman dalam menempuhnya. Bahwa, mungkin pada suatu saat kita masih bersama-sama dengan teman-teman dalam perjuangan. Namun, esok harinya sudah ada orang yang berhenti atau menjauh dari barisan ini.

Lalu, kurenungi do`a yang sangat sering dibaca oleh Sang Guru : "ya Allah teguhkanlah aku di jalan dakwah-Mu ini"

Keterlibatan saya dalam proyek besar Allah ini, menyadarkan aku bahwa memang sayal-ah yang membutuhkan dakwah, bahwa saya-lah yang harus meminta kepada-Mu agar punggung ini dikuatkan dalam memikul beban dakwah ini.

Aku juga ingin seperti mereka. Orang-orang yang telah menyampaikan cahaya Islam sampai kepada kita semua hari ini. Meskipun jasad mereka telah hancur ditelan tanah, namun mereka terus menerima pahala dari seluruh amalan kebaikan yang telah mereka lakukan.

Saudaraku... mari... kita rapatkan barisan lagi...kita perkokoh lagi nilai - nilai yang mampu menguatkan hati-hati kita dijalan ini.
readmore »»ǴǴ

Selasa, 18 November 2008

Fenomena “Cinta di Kalangan Aktivis Dakwah”

Oleh : Arif Atul M Dullah / Dikutip dari Buletin Al Firdaus dengan beberapa penyesuaian



Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya.

Merasakan Kerjanya saat ia memindahkan pasir di tengah gurun.

Atau merangsang amuk gelombang ditengah laut lepas.

Atau meluluhlantahkan bangunan-bangunan angkuh

Di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta.

Ia ditakdirkan kata tanpa benda.

Tak terlihat hanya terasa.

Tapi dahsyat”

( Anis Matta)

Ketika Aktivis Jatuh Cinta


Begitulah kira-kira kita menggambarkan defenisi sebuah kata ”Cinta”. Kata yang memiliki makna dalam hidup manusia. Cinta adalah anugerah Allah yang besar. Fenomena jatuh cinta adalah hal yang sangat umum di masyarakat kita, khususnya kaum muda. Mungkin kita adalah salah satu pelakunya. Hal yang mungkin muncul dalam benak kita ketika berbicara tentang aktivis dakwah adalah apa iya, para aktivis dakwah itu juga mengalami yang namanya jatuh cinta?? Atau jangan-jangan mereka lebih parah dari yang lain, orang-orang yang ada diluar aktivis dakwah??


Jatuh cinta merupakan sunatullah. Siapun ia, bisa mengalami kondisi ini. Tak terkecuali orang-orang yang kita kenal dengan nama ”Aktivis Dakwah”. Fenomena ini mungkin juga umum dikalangan aktivis dakwah. Jiwa muda yang penuh dengan gejolak dan semangat, tentu saja sangat rentan degan berbolak baliknya perasaan cinta. Memang tidak ada yang salah.


Akan tetapi, sudah seharusnya, cintanya para aktvisi bukanlah cinta buta yang tidak berdasar. Bukan pula cinta yang membabi buta seperti kehilangan akal sehat. Tetapi, cinta para aktivis seperti ruh orang-orang yang mabuk cinta dijalan Allah. Ketika aktivis jatuh cinta, jiwa dan raganya harus menjadi pengikut setia syariat. Tidak ada tempat bagi unsur-unsur yang merusak. Semuanya harus melebur ke dalam ketaatan dan keingin beramal soleh.

Seorang aktivis tatkala jatuh cinta bukanlah peniupu yang diliputi ketamakan dan kebusukan untuk mengambil kenikmatan tanpa mengikuti aturan syariat. Sebab setiap urusan para pejuang dakwa harus berbuah kebaikan. Termasuk soal cinta. Saat aktivis jatuh cinta, pada hakekatnya ia sedang jatuh cinta pada keindahan ilahiyah. Ia harus beranjak dari egoisme pembangunan unsur diri kepada manfaat bagi umat.


Jangan ada noda di antara aktivis dakwah


Jatuh cinta sebenarnya perasaan. Tempatnya sangat tersembunyi di dalam sanubari. Tatkala ia ada, seluruh anggota tubuh akan memberikan respon terhadapnya. Hingga ilmu terkadang bisa dinomor duakan. Pengetahuan akan batasan bergaul dengan lawan jenis atau bagaimana seharusnya seorang aktivis senantiasa membersihkan jiwanya terkadang tidak mampu melawa rasa cinta itu.


Jatuh cinta bagi para aktivis dakwah bukanlah perkara sederhana. Dalam konteks keimanan, jatuh cinta adalah bukti ketundukan kepada sunnah Rasulullah dan jalam meraih ridho Allah SWT serta kesiapan untuk terjun dalam medan dakwah yang lebih besar. Bukan justru membuat para aktivis berguguran di jalan dakwah. Atau membuat mereka futur.


Betapa Allah sangat memuliakan para penyeru dakwah. Olehnya tidak selayaknya mereka mengotori dakwah ini dengan setitik nila. Menghianati perjuangan ini dengan hawa nafsu sesaat. Dan tentu saja menggoreskan warna hitam dalam lembaran putih dien ini. Hingga nanti terbentuk mozaik hati yang indah, yang mampu memantulkan cahaya matahari dengan sempurna.


Berdakwah kepada lawan jenis


Ini juga merupakan fenomena yang kadang kita temukan, bahkan mungkin keluar dari lisan sang aktivis dakwah.

Universalitas dakwah islam lebih jauh lagi merupakan salah satu segi yang membedakan ajaran Rasulullah SAW, dengan ajaran nabi dan rasul sebelumnya. Termasuk dalam konteks berdakwah, tidak mengenal perbedaan antara jenis kelamin.


Allah berfirman :

”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma`ruf dan mencegah yang mungkar...” (Q.S At Taubah – 71)


Mengomentari ayat ini Ibn An Nahhas dalam kitabnya Tanhibul Ghafilin, menegaskan bahwa penyebutan orang-orang beriman perempuan secara eksplisit dalam ayat ini mengindikasikan wajibnya hukum berdakwah bagi wanita, sebagaiman pria.


Namun dalam tataran teknis dan operasional, berdakwah pada lain jenis perlu untuk memperhatikan rambu-rambu syariatl. Sebab sudah merupakan fitrah bagi keduanya untuk saling tertarik pada lawan jenisnya. Ditambah lagi faktor hawa nafsu dan godaan syaitan yang sangat mungkin mempengaruhi nilai dakwah. Niat awal yang suci luhur bisa berubah keruh dan kotor. Dakwah yang semestinya membawa rahmat dapat berubah menjadi ajang perilaku kemunafikan.


Mengapa Rasa itu Hadir ???


Jatuh cinta adalah jalan yang dapat menggoyahkan pendirian. Ia ibarat lautan yang penuh dengan riak gelombang. Siapa saja yang mengarungi samudera cinta pasti akan dipermainkan oleh riak gelombang.


Ada beberapa alasan, yang menjadi penyebab munculnya perasaan ini dikalangan aktivis dakwah :

  • Mengumbar pandangan mata. Ibnul Qayyim Al Jauziah mengatakan bahwa mata adalah pintu terdekat yang dapat menjerumuskan seseorang pada kemaksiatan. Maka pandangan mata diharamkan kecuali dalam koridor syariat.
  • Lemahnya keimanan dan minimnya pengetahuan yang menjadikan kita menganggap biasa hal yang sebenarnya maksiat.
  • Mendengar perilaku melalui obrolan asyik mengenai ikhwah atau akhwat.
  • dikondisikan dengan lingkungan kita. Misalnya kamu cocok deh dengan ikhwa ini atau akhwat itu.

Ada banyak sarana yang menyebabkan kisah cinta itu tumbuh. Mulai dari seringnya mengadakan musyawarah hingga timbul kekaguman, simpati dan apresiasi terhadap ikhwan maupun akhwat. Atau sekedar saling mengingatkan program kerja melalui SMS. Bisa juga melalui dunia cyber atau chatting. Di sela-sela itulah seruan syaitan kemudian muncul dengan rayuan mautnya, sehinggat terseliplah pesan-pesan pribadi diantara keduanya.


Berdakwah merupakan sebaik-baiknya pekerjaan. Dakwah adalah tugas nabi dan rasul. Akan tetapi jika pekerjaan mulia itu telah ternodai oelh para pengembannya, tentu menjadi sesuatu yang ironi. Bukan saja akan mencoreng pelakunya, tetapi juga agama yang sempurna ini. Ada kasus – kalau kita tidak menyebutnya banyak- kisah kasih sesama aktivis itu dimuali dari ”strategi mengembangkan dakwah” tidak ada tendensi saat awal melakukan ekspansi dakwah. Tapi seiring dengan interaksi yang semaki intens, keberadaan penyakit ini menjadi hal yang sulit dihindari.


Penutup


Semestinya para aktivis dakwah lebih paham apa itu interaksi yang hanif dan tidak. Semestinya, kita lebih paham bahwa kita adalah manusia yang tidak bisa hanya menasehati dan menebarkan kebaikan. namun, kita luruh dari kebaikan itu sendiri.


cinta dan semua hal yang dirasakan manusia tidak bisa hanya diteorikan. Pembuktian ucapan dan keteguhan hati para aktivis dakwah ketika hati tersapa cinta adalah sebuah fase jeda untuk kembali mengingatkan orientasi hidup kita sesungguhnya. Menyelami bahwa sapaan-sapaan rasa adalah ujian maha berat yang menjadikan kita semakin memiliki izzah atau justru melunturkannya.


Jalan dakwah memang bukan jalan yang membuat kita menjadi robot atau rahib. Biarkan saja romantika itu ada dalam ekspresi-ekspresi wajar dan penuh penjagaan diri. Bukan mencari kesempatan dengan cara-cara yang sama dengan kebanyakan orang


Bagaimana mungkin, kita yang setiap saat berupaya menjaga pergaulan binaan kita, ternyata justru melakukan hal-hal yang berlawanan meskipun tidak terlihat. Memang bagaimana lagi?? Jalan ini telah kita pilih sebagai rujukan utama kita melakukan atau tidak melakukannya. Dan kemuliaan Allahlah yang mengangkat kita dari kehinaan. Sedangkan kehinaan dan kelenaan perilaku kita akan meluruhkan izzah jalan dakwah kita. Dakwah adalah jalan yang kita pilih, bukan dakwah yang membutuhkan kita. Tapi, kita yang membutuhkan jalan ini untuk semakin berbeda dalam neyikapi banyak hal termasuk CINTA

readmore »»ǴǴ