Senin, 17 Agustus 2020

Manusia Indonesia Untuk Tugas Menciptakan Ketertiban Dunia

Setelah Ide yang menjelaskan arah bangsa dikumandangkan dalam tema besar: ARAH BARU INDONESIA, Gelora juga hendak menciptakan model manusia Indonesia untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpi besar itu.

PROFIL MANUSIA yang dicita-citakan oleh Partai Gelora adalah manusia yang nasionalis, religius, berpengetahuan, dan sejahtera.

Nasionalis progresif. Itu profil pertamanya. Kader, anggota dan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mencintai tanah air, tetapi juga memberikan konsen yang besar untuk berkontribusi pada peradaban manusia yang baru.

Regilius yang moderat. Agama adalah pilihan Individu tapi pilihan individu itu haruslah menjadi salah satu sumber energi untuk kontribusi bagi bangsa. Agama terus menghiasi individu manusia Indonesia sebagai pilihan sadar.

Berpengetahuan yang mendorong keberanian bereksperimen dan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang. Agar Indonesia bisa menjadi salah satu pusat inovasi dunia.

Sejahtera, adalah manusia yang berdaya secara ekonomi. Manusia yang bisa menciptakan sumber kesejahteraan jangka panjang. Sehingga tercipta kelas menengah baru masyarakat yang kuat.

Empat karakater itu akan melahirkan manusia Indonesia yang efektif dan fungsional, lalu dengan semangat kolaboratif kita bisa menghasilkan “ledakan karya dari manusia-manusia Indonesia” untuk fungsi dan tugas peradaban.

#GELORAKEMERDEKAANINDONESIA2020
#AkademiPemimpinIndonesia20200
#GeloraIndonesia
#IndonesiaPanggungKitaBersama
readmore »»ǴǴ

Arah Sejarah Indonesia Di Tengah Krisis Global Berlarut

Arah sejarah indonesia yang baru adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari kekuatan utama dunia. Partai Gelora Indonesia mengajak seluruh bangsa untuk menuju ke sana.

Arah Baru Indonesia kita butuhkan, karena apa yang telah kita capai sampai hari ini sebagai bangsa yang merdeka, masih terlalu kecil dari apa yang seharusnya bisa kita capai. Langit kita masih terlalu tinggi, tapi kita terbang terlalu rendah

Di tengah krisis global seperti ini, Arah Baru juga kita butuhkan karena sistem kapitalisme global sedang menunjukkan tanda-tanda kegagalannya. Bisa turut andil dalam menciptakan ketertiban dunia adalah amanat konstitusi. Ini tugas sejarah. Ini tugas agama.

Arah Baru juga kita butuhkan, karena shifiting pada sistem politik global bisa saja berujung pada terjadinya perang dunia.

Studi sejarah dalam 500 tahun kebelakang menunjukkan bahwa dari 16 peristiwa shifting politik, 12 diantaranya telah memicu terjadinya perang. Jika ada kekuatan baru yang muncul sebagai penantang kekuatan politik global yang eksist, biasanya efek kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar bahkan perang sangat mungkin terjadi.

Menjadi kekuatan kelima dunia, maknanya adalah kita ingin duduk satu meja dengan para elit global itu, agar terjadi keseimbangan politik dunia yang baru, sehingga potensi perang global bisa kita hindari. Ini adalah amanat para pendiri bangsa: “ikut serta melaksanakan ketertiban dunia”

Untuk sampai ke sana ada 3 hal yang harus kita kuatkan: Teknologi, Ekonomi dan Militer. Jika kita punya ketiganya, kita akan punya posisi yang setara dengan Amerika, dengan China, dengan Uni Eropa. Kita bisa bicara kepada mereka sebagai teman yang setara.

Bangsa Indonesia pernah memimpin Asia dengan menggagas Gerakan Non Blok pada periode Perang Dingin. Kita bisa Insha Allah, mengulangi lagi sejarah ini. Kita bisa mengambil kembali posisi sebagai bangsa yang pernah sangat dihormati di Kawasan Asia-Afrika.

Disisi yang lain, kita juga adalah saudara terbesar dari negeri-negeri muslim. Kita adalah negara dengan jumlah penduduk muslim paling besar. Bersama gerbong-gerbong negeri-negeri muslim itu, kita ingin menggagas arah kehidupan dunia baru yang lebih damai

#GELORAKEMERDEKAANINDONESIA2020
#AkademiPemimpinIndonesia20200
#GeloraIndonesia
#IndonesiaPanggungKitaBersama
readmore »»ǴǴ

Partai Gelora di Lini Masa Sejarah Indonesia dan Dunia

Kita tumbuh dengan pendekatan yang tidak tepat dalam membaca sejarah. Sejarah Indonesia, hanya kita baca sebagai sejarah Indonesia. Sejarah Dunia Islam, hanya kita baca sebagai sejarah dunia islam. Sejarah Dunia, hanya kita baca sebagai sejarah dunia.

Maka Kesadaran kita akan sejarah, adalah kesadaran yang terpisah-pisah sejak awal.

Di pertengahan abad 17 sampai pertengahan abad 18, Eropa mengalami revolusi Industri. Seabad setelahnya muncul negara-negara ultranasional ( yang lebih jauh melahirkan imperialisme), sedangkan di dunia Islam sedang tumbuh subur Pan Islamisme (sekitar akhir 1800an).

Politik Etis yang dijalankan Belanda (1901) selama masa penjajahan, sebagai kelanjutan dari imperialisme barat, kemudian melahirkan kaum terpelajar, dan dimulailah Era Kebangkitan Nasional dengan kelahiran kaum gerakan terpelajar yang terhimpun dalam Boedi Oetomo (1908). Sedangkan Pan Islamisme yang terjadi di Dunia Islam (akhir 1800an/awal abad 19), juga telah menginspirasi kelahiran Nahdatul Ulama (1926) dan Muhammadiyah (1912) di Nusantara

Perjuangan kemerdekaan yang telah berlangsung puluhan tahun sebelumnya, bertemu momentum kekalahan Jepang dalam Perang Dunia, setelah Amerika menjatuhkan Bom Nuklir di dua kota utama Jepang: Hiroshima dan Nagasaki. Pertemua dua peristiwa itu menajdi jalan bagi kita untuk mendeklarasikan Kemerdekaan, yang hari ini kita peringati.

Di potongan sejarah yang lain, Kemenangan Sekutu pada Perang Dunia II (1945), telah melahirkan 2 negara kuat yaitu Uni Soviet dan Amerika. Dua Negera yang berbeda secara ideologi ini kemudian bersaing dan melakukan rekrutmen besaran-besaran (aliansi global) untuk berebut pengaruh di dunia dalam satu periode yang kita baca sebagai periode perang dingin (1947-1991)

Sebagaimana Vietnam yang menjadi proxy Uni Soviet menghadapi Amerika dalam Perang Vietnam (1957-1975). Atau Afganistan yang menjadi proxy Amerika menghadapi Uni Soviet (1979-1989) dalam perang Afganistan. Indonesia juga menjadi “korban” dari proxy dua negara ini pada periode perang dingin itu.

Kita di Indonesia akhirnya mendapatkan dampak dari residu perang dingin itu, yang puncaknya terjadi pada Peristiwa G-30 S PKI. Pancasila mendapatkan ujian. Kegagalan Pemberontakan Partai Komunis saat itu kemudian melahirkan Orde Baru. Orde Baru berhasil membawa Indonesia tumbuh kuat secara ekonomi setelah “join” dengan Kapitalisme Amerika, yang saat itu telah muncul sebagai kekuatan utama dunia pasca kemenangannya dalam perang dingin.

Itulah peristiwa-peristiwa eksternal yang selalu memberikan pengaruh pada situasi dalam negeri Indonesia. Karena ternyata, sejarah adalah hasil interaksi antara krisis/tantangan dan respon.

Dalam Arah Baru Indonesia, dalam situasi krisis global dan Persaingan dua kekuatan utama dunia, China dan Amerika, kita tidak ingin lagi sekedar menjadi bangsa yang hanya berselancar dari peristiwa yang diciptakan orang lain. Kitalah yang hendak menciptakan gelombang.

arifmahmudah 16/08/2020
Mari Menggelorakan Indonesia.
#GELORAKEMERDEKAANINDONESIA2020
#IndonesiaPamggungKitaBersama
#GeloraIndonesia
readmore »»ǴǴ

Partai Gelora Berasaskan Pancasila, Semua Orang Bisa Duduk Nyaman Disini

Partai Gelora memandang bahwa konflik Ideologi sudah tidak relevan lagi, dan Pancasila dipandang sangat memadai untuk menjadi alat pemersatu bangsa, sebagai konsesus para founding fathers negara ini.

Partai Demokrasi datang dengan Jati diri INDEKS: Islam, Nasionalis, Demokrasi dan Kesejahteraan. Yang dahulu, nilai-nilai ini terpisah-pisah bahkan menjadi sumber konflik di tubuh bangsa. Islam, menjadikan nilai-nilai agama sebagai salah satu rujukan nilai utama, sebagaimana Agama telah menjadi salah satu hal yang telah sejak lama menopang negara. Dicerminkan dalam Sila 1 Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Nasionalisme, adalah bentuk kecintaan yang mendalam terhadap negara. Nilai-nilai konstitusi menjadi tools utama untuk merespon persoalan-persoalan global. Di tengah ancaman krisis dan perang global, konstitusi mengamanatkan bahwa untuk ikut serta menciptakan ketertiban dunia. Gelora lahir di atas dasar kesadaran konstitusi itu, maka Arah Baru Indonesia yang hendak kita tuju, salah satunya adalah ingin mencegah potensi perang global yang diduga kuat akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Ini tercermin juga dalam Visi Partai Gelora

Demokrasi, nilai-nilai demokrasi yang subtantif, tempat dimana gagasan-gagasan kebangsaan kita kontestasikan untuk kemajuan bangsa. Politik yang subtantif, bukan politik yang hanya bermodalkan citra. Demokrasi adalah pasar ide. Sedangkan partai adalah salah satu pabrik idenya.

Kesejahteraan, adalah output. Kita ingin menciptakan manusia yang berdaya, bukan seperti negara kesejahteraan, yang menggantungkan sumber kesejahteraan masyarakatnya secara total kepada negara.

#GELORAKEMERDEKAAN2020 #AkademiPemimpinIndonesia #GeloraIndonesia
readmore »»ǴǴ

Senin, 15 Juni 2020

Kesadaran Akan Krisis (2) : NKRI Yang Kehilangan Arah

Reformasi telah berjalan lebih dari 20 tahun. Belum lagi ada perubahan besar yang bisa kita saksikan. Amanat reformasi belum lagi tertunaikan tuntas, tetapi Indonesia kini dihadapkan dengan fakta internalnya yang cukup rumit.

Utang luar negeri yang terus bertambah, pembelahan masyarakat akibat politik/pemilu yang makin besar, persoalan penegakan hukum, kualitas pendidikan yang rendah, belum lagi konflik elit politik yang berterusan, adalah sajian hari-hari yang terus kita saksikan.

Pada saat yang sama, dalam skala global kita juga dihadapkan pada kondisi ekonomi dan politik global yang rumit, terutama dampak dari kontestasi China-Amerika dalam berebut pengaruh dan posisi di level global.

Dalam konteks global itulah, posisi Indonesia pasti akan mendapatkan pengaruh dari kontestasi negara-negara maju itu, terutama China-Amerika.

Dalam perjalanannya, di gelombang pertama sejarah Indonesia, revolusi Industri telah mendorong terjadinya ekspansi negara-negara Eropa, lalu lahirlah kolonialisme, yang menjadi cerita permulaan dari Perang Dunia I.

Politik etis yang dijalankan oleh Belanda terhadap Indonesia di masa itu, telah melahirkan kaum terdidik di kalangan masyarkat Indonesia, lalu dimulailah “era kebangkitan nasional” yang melahirkan gagasan tentang *Indonesia Merdeka*.

Jepang sebagai salah satu kekuatan Asia saat itu, kemudian menggantikan posisi Belanda di Indonesia dalam Perang Dunia II, dan menjadikan Indonesia sebagai “pangkalan militer” terpenting menghadapi Amerika Serikat dalam Perang Pasifik. Kekalahan Jepang, dalam perang ini, setelah Hirosima dan Nagasaki diporak-porandakan oleh nuklir Amerika, telah membuka lebar jalan, bagi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Ada kekalahan perang disana, ada celah jalan untuk merdeka.

Peristiwa-peristiwa eksternal telah mendorong perubahan-perubahan besar di Indonesia.

Selalu ada ekses, dari peristiwa-peristiwa global, terhadap kondisi dalam negeri Indonesia.

Saat perang dingin Soviet-Amerika, kita juga mendapatkan pengaruhnya. Kita, bangsa Indonesia mengalami konflik Ideologi, terutama karena pengaruh Soviet sebagai negara sosialis (komunis) dan Amerika sebagai representase negara kapitalis.

Dari perang dingin itu, kita mengalami konflik segitiga: Nasionalisme-Komunisme-Islam.

Itulah sepenggal cerita, bangsa Indonesia di gelombang kedua: *menjadi negara Indonesia modern* dan itulah hari-hari yang kita jalani dalam proses pembentukan konsep negara Indonesia Modern.

Dalam situasi krisis seperti ini, kita membutuhkan faktor pendorong dari dalam, agar kita bisa keluar sebagai negara yang lebih kuat dari celah patahan sejarah yang sangat mungkin ditimbulkan oleh konflik China-Amerika ini.

Harus ada kerja kepemimpinan yang akan memicu lahirnya gelombang kesadaran baru, yang memberikan kita arah menuju pencapaian baru sebagai bangsa modern.

Menunjukkan arah bangsa, dan mengajak seluruh bangsa ini ke sana, adalah tugas kepemimpinan terpeting saat ini.

Sebagaimana dulu, ada gerakan kebangkitan nasional saat Perang Dunia I, dan ada gerakan perjuangan kemerdekaan saat Perang Dunia II. Atau gerakan non blok yang digagas terutama oleh Soekarno dalam periode Perang Dingin yang mendorong kemerdekaan bangsa-bangsa di Dunia.

Tapi, inilah *krisis kedua*, *setelah krisis pertama (krisis gerakan islam politik)*, yang menjadi kenyataan yang harus kita terima: NKRI kehilangan arah

Kepemimpinan nasional tidak bisa memberikan kita cerita, gagasan, tentang arah yang harus kita tuju bersama di tengah makin kuatnya prediksi potensi terjadinya Perang Dunia III di tahun-tahun mendatang.

Ahad, 14/06/2020
@arifmahmudah
readmore »»ǴǴ

Kesadaran Akan Krisis (1) : Krisis Gerakan Islam Politik

Saya ingin menulis ini, untuk merefleksi kembali perjalanan, dari titik awal saat kita mulai menyadari adanya krisis. Untuk menguatkan kembali orientasi kita, agar tidak goyah, karena perjalanan panjang dan mungkin melelahkan sedang terbentang dihadapan kita.

Kira-kira akhir tahun 2017 yang lalu, ada semacam kegelisahan yang muncul dalam diri saya secara pribadi dan juga teman-teman. Kegelisahaan itu terutama, ketika kita dibentur oleh dua fakta.

Fakta pertama adalah persoalan yang sangat dekat dengan saya secara pribadi, yaitu kegagapan partai islam dalam mensikapi realitas baru tentang negara, setelah dalam jangka waktu yang lama dididik dan hidup dengan nilai-nilai internal, tiba-tiba bertemu dengan realitas lain: *Ketaatan tanpa syarat kepada pimpinan, tiba-tiba hendak digunakan untuk menganulir pencapaian yang kita peroleh melalui mekanisme bernegara, tanpa perlu ada alasan rasional untuk menjelaskan pilihan kebijakan itu*

Apakah aturan organisasi bisa lebih tinggi dari aturan main bernegara?. Itu kira-kira pertanyaan besar yang muncul, diluar persoalan pribadi Fahri Hamzah dengan pimpinan partainya pada tahun 2016 itu.

Fakta pertama ini, melahirkan satu proses refleksi sejarah yang jauh kebelakang dan dari refleksi ini, kita akan menemukan satu fakta bahwa konflik internal partai politik islam di berbagai belahan dunia islam adalah kenyataan yang selalu muncul setiap kali mereka memasuki fase politik dan mulai masuk lebih jauh ke dalam arena kekuasaan.

Cerita ini banyak kita temukan, misalnya konflik Erdogan dan Erbakan yang menyebabkan lahirnya AKP dan Saadet Party di Turki.

Fakta kedua adalah peristiwa yang terjadi tahun 2013, kegagalan kelompok islamis di panggung negara, dalam gelombang kontra arab spring, yang kira-kira puncak peristiwanya adalah jatuhnya Mursi dipanggung kekuasaan.

Peristiwa ini, menguatkan kembali opini tentang relevansi gagasan islam politik, karena pemerintah Mursi hanya bisa bertahan setahun.

Belum lagi fakta-fakta lain tentang kegagalan politik islam di dalam mengelola negara yang telah berlangsung di tahun-tahun sebelumnya. Sebut saja diantaranya En Nahdah, Tunisia; FIS Aljazair, Hamas Palestina, Refah Turki, dan seterusnya.

Fakta kedua ini, melahirkan refleksi lain, bahwa semua literatur politik islam yang kita miliki dan kita warisi, tidak lagi relevan untuk membaca dan menjawab realitas politik kontemporer, termasuk relevansinya untuk membuat kaum islam politik sampai pada capaian politik yang sukses besar.

Dua fakta diatas, telah menghadirkan satu kesadaran yang kuat, bahwa *Gerakan Islam Politik sedang mengalami krisis*. Krisis yang membuat mereka tidak bisa membaca persoalan secara tepat apalagi berpikir untuk menghadirkan solusi atas persoalan itu.

*Krisis Gerakan Islam politik*, terjadi saat mereka belum lagi sukses mengelola negara.

Jumat 12/06/2020
@arifmahmudah
readmore »»ǴǴ

Rabu, 13 Mei 2020

Covid19 Akan Jadi Masa Depan Umat Manusia

Covid19 adalah bagian dari masa depan umat manusia.

Minimal itu yang akan kita jalan sampai setahun mendatang, sampai vaksin benar-benar bisa ditemukan.

Virus ini masih akan terus menemani kita dalam waktu berbulan atau bahkan bertahun mendatang. Setelah hampir 3 bulan kita menjalani masa "work from home", atau lebih tepatnya "stay at home" karena banyak juga yang kena PHK. Nampaknya alarm kini telah berbunyi menyuruh anda untuk keluar rumah.

Pemerintah tidak akan sanggup mengurusi kebutuhan harian kita. Itulah sebabnya anjuran dan regulasi yang mengharuskan kita untuk tetap dirumah mulai diperlonggar.

Belajarlah soal ini, kapal besar seperti Indonesia, butuh nahkoda yang andal dalam mengarungi samudera dengan gelombang besar. Era citra polesan media sudah harus diakhiri. Pemimpin harus asli. Hari-hari mendatang akan penuh ketidakpastian.

Moda transportasi kembali dibuka. PSBB akan diperlonggar sehingga tidak lagi mengikat penduduk yg berusia dibawah 45 thn. Masjid dan tempat-tempat ibadah direncanakan akan kembali dibuka dalam waktu dekat.

Virus ini telah memberikan dorongan terbentuknya pola hubungan sosial yang baru: jangan salaman, jaga jarak, dan teruslah pakai masker dimanapun anda berada terutama saat anda berada di luar rumah.

Tak ada lagi wajah ganteng atau cantik, atau jelek, semua tersembunyi dibalik masker. :)

Generasi yang fisiknya lemah, adalah yang paling besar peluangnya, secara statistik, mengalami dampak paling fatal. Maka teruslah jadi sehat, cukupkan asupan gizi, taati protokol kebersihan diri. Tapi dampak secara ekonomi, tak ada yang bisa lolos. Dalam skala individu maupun skala negara

Tidak penting lagi, soal statistik yang menunjukkan pertambahan kasus infeksi baru melambat atau bahkan menurun, karena itu juga diyakini sebagian orang bukan berasal dari rekaman data valid sesuai kenyataan.

Dunia akan memasuki hari-harinya yang baru, pola hubungannya berubah, dalam skala individu maupun hubungan antar negara. Dan kita masih harus terus menjalani hidup dengan baik.

"Dunia yang serba online" juga datang. Tak ada lagi kerumunan besar. Atau pertemuan skala besar di hotel mewah berbiaya mahal.

Pernikahan sebagai salah satu persitiwa besar yang mengguncang arsy Allah, hanya akan dijalani dengan sederhana dan penuh hikmat : dihadiri mempelai, para saksi nikah, dan keluarga terdekat, lalu berita nikahnya diumumkan disosial media sbg bentuk pelaksanaan sunnah mengabarkan pernikahan. Done. Ini kabar baik buat jomblo

Tapi mari, jangan pernah berhenti bertanya tentang ini:
*Apa yang sedang direncanakan Allah, dari peristiwa yang mengguncang kehidupan kita saat ini*


(Rabu, 13/05/2020)
readmore »»ǴǴ

No Choice: Bertahan Hiduplah Di Tengah Pandemi Covid19

Akhirnya bagi saya, adalah logis: silahkan bertahan hidup dg cara masing-masing

Pilihan paling logis yang bisa diberikan pemerintah: yang mau terus kerja silahkan, tp pastikan sendiri anda tdk tertular.

No choice kita. Terus tinggal dirumah pun sulit. Kecuali yg bisa terus bekerja di rumah. Karena Kebutuhan hidup harus dipenuhiKenapa kritik kepada pemerintah hrs atau pernah kita lakukan, karena dulu, waktu mereka dipilih rakyat, mereka diyakini bisa mengurusi hidup rakyat

Tapi statemen ketua Gugus Covid19 (rencana) membiarkan usia dibawah 45 tahun tetap bisa beraktivitas/bekerja tanpa terikat aturan PSBB, atau moda transporasi yang kembali dibuka oleh menhub dengan sekian kriteria khususnya adalah mengirimkan kesan ketidakmampuan pemerintah dalam menangani ekses ekonomi yang makin memburuk, sekaligus pilihan paling logis yg bisa mereka berikan pada rakyatnya, yg kebutuhannya tdk bisa dijamin pemerintah jika mereka harus terus tinggal dirumah.

Karena sembako, takkan pernah sampai. Jika sampaipun, itu takkan pernah cukup untuk bertahan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Fase preventif (pencegahan) transmisi covid19 sudah lewat. Kita sudah masuk fase transmisi lokal. Jadi endingnya semua akan ada di Rumah Sakit. Atau yang sehat, terus hidup dan bertahan. Semoga para dokter dan tenaga kesehatan dikuatkan.

WHO dlm pendekatan optimisinya baru yakin ada vaksin pada tahun depan (2021). Jadi sampai 6 bulan kedepan akan kita jalan dengan penuh ketidakpastian. Itu dalam pendekatan optimis. Sambil berharap tidak lebih lama.

Semoga Ramadhan memberika kita energi yang besar, untuk bisa bertahan dan bisa keluar dari situasi krisis ini. Sambil terus berlatih memelihara kepekaan pada penderitaan orang-orang sekitar kita.

Ya Rabb, kami tahu Engkau tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau Ya Allah


(senin, 12/05/2020)
readmore »»ǴǴ

Pertanggungjawaban Tertinggi Seorang Pemimpin

Khalid bin Walid & Umar bin Khatab adalah 2 orang yang dikenal dari klan yang melahirkan pemimpin perang, atau klan militer dalam masyarakat Quraisy. Dua org ini adalah Saudara Sepupu.

Walau sepupu, Kekuatan mereka punya makna yang kontras.Khalid bin Walid tidak pernah punya sejarah kalah dalam perang.
Sedangkan Umar bin Khatab, bahkan tidak pernah diamanahi sekalipun oleh Rasulullah untuk memimpin perang.

Kenapa?
Karena kekuatan khalid itu lebih punya makna ekspansif, maka beliau cocok untuk memimpin pasukan.

sedangkan kekuatan Umar bin Khatab itu kuat korelasinya dengan melindungi, mengayomi, maka ia lebih layak memimpin negara. Maka beliau menjadi tokoh sahabat terpenting untuk referensi kepemimpinan politik, bersama Abu Bakar.

Tapi itu juga menyimpan makna tersembunyi tentang: kemampuan Rasulullah membaca peran kepemimpinan yang layak dan paling efektif untuk masing-masing dari dua saudara sepupu ini.

*Umar: "Apakah kamu mau memikul bebanku di akhirat kelak?

Jawaban atas pertanyaan ini mengajarkan kita tentang makna pertanggungjawaban paling tinggi dari seorang pemimpin.

Jauh tinggi, dari sekedar formalitas citra hasil polesan gorong-gorong di negeri +62 untuk dibaca lembaga survey dan diumumkan ke publik


(ditulis 18/04/2020
readmore »»ǴǴ

Indonesia Pasca Pandemi Covid19 (2)

Kesehatan itu tidak hanya soal kesehatan, tapi ada urusan yang lebih besar dari sekedar soal virus

Ada buku bagus yang bisa dibaca, Kisah perjuangan melawan WHO oleh dr. Siti Fadilah yang dituangkan dalam bukunya “Saatnya Dunia Berubah”.

Point saya adalah hal-hal seperti virus ini, dimanfaatkan untuk bisnis negara-negara besar, dan tools untuk mengendalikan negara lain. Kesehatan itu jadi alat diplomasi negara –negara besar*Bagaimanana dengan Covid19 dalam perspektif tadi?. Kaidahnya begini: “Ada Krisis, Ada Peluang”

Peluang ini sedang diincar melalui "perlombaan" menemukan vaksin corona, termasuk teknologi identifikasi covid19 yang lebih cepat dalam waktu 30 detik saja. China dan Amerika, negara-negara besar lain juga seperti Turki, Rusia, dll juga join disini.

Banyak berita berseliweran di internet, itu bisa dibaca.Search, bagaimana negara-negara besar seperti china, turki, rusia, menjalankan diplomasi bantuan kesehatan

Yang terbaru: Huawei, ini perusahaan china, sudah launching alat deteksi covid dengan kecepatan identifkasi 30 detik saja. Dokter sudah bisa memiliki gambaran potensi seseorang terinfeksi covid19. RS Pusat Pertamina (RSPP) sudah beli. Sudah siap pakai.

China misalnya, ini sdh membantu dana ke WHO, juga membantu lebih dari 82 negara jaringan WHO untuk penanganan covid19. Mungkin itu yang buat Trump marah dan menahan dana rutinnya ke WHO

Jadi saya perlahan mulai meyakini, akan ada keseimbangan politik global yang baru pasca Covid19 ini.

Bagaimana dengan nasib Indonesia?
Yang pasti, kita sedang berkutat menghadapi covid19 dengan penuh keterbatasan. Dan kita tidak sedang join dalam merebut peluang itu untuk memberikan determinasi pada dunia.

Bayangkan, misalnya jika china temukan vaksin covid19. maka tiba2 ada lebih 120 negara yang siap jadi market (pasar) untuk vaksinnya.

Itu cara berpikir negara-negara besar itu. Dan kita juga tidak join dalam cara berpikir seperti itu.Pemerintah bahkan nampak tidak mengajak kita masuk dalam ageda besar begini. Lihat saja berita-berita yang mereka sajikan pada kita

“Ada Krisis, Ada Peluang” dan selalu ada kekuatan baru yang muncul dalam tiap peristiwa-peristiwa besar seperti ini.


(ditulis 16/04/2020)
readmore »»ǴǴ

Indonesia Pasca Pandemi Covid19 (part 1)

Data Pertengahan April 2020, ada 121 negara yang terdampak covid19, dengan jumlah kasus 1,8 juta jiwa dengan 114.000 lebih kematian. Amerika, Spanyol, Itali, Prancis, German, ini sedang menuju puncak pandemi. Baru ada 2 negara yang sudah menuruni kurva.

Bagaimana dengan Indonesia?4.557 kasus positif, 380 sembuh dan 399 meninggal (13 April 2020, covid.go.id), yang tersebar di 32 provinsi. Angka ini, dalam prakiraan para ahli, bukan angka sebenarnya. Angka sebenarnya jauh lebih besar dari yang direlease (bisa dibaca, pada banyak sumber).

Dampak dari pandemi ini, bukan hanya pada aspek kesehatan (wabah), tapi juga kini meluas pada aspek ekonomi negara-negara terdampak, bahkan dalam skala global, ekonomi juga ambruk.

Hampir Setengah Juta Perusahaan China Tutup Permanen karena Corona, Sekitar 460.000 perusahaan di China terpaksa ditutup akibat covid-19 (bukamatanews.id)
[Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipastikan tidak tercapai (5,3), bahkan diprakirakan maksimal hanya akan tumbuh pada angka 4,5.

Jadi virus ini, tdk hanya menimbulkan dampak/efek kesehatan tetapi juga dampak yang lebih luas, ekonomi, politik dlm skala yang bahkan lebih luas.

Kembali ke soal tema kita indonesia pasca covid19. Jadi ada teman sy nanya ke saya, memangnya indonesia bisa keluar dari situasi ini?

Soalan awal kita sebenarnya ini: Memangnya Indonesia bisa segera keluar dari krisis ini?
Menurut saya, Kita bisa keluar dari situasi ini dalam 2 skenario:
1. Dengan upaya yang maksimal, intergral, semua sumberdaya dikerahkan, kita bisa keluar lebih cepat. Mudah2an seperti prakiraan, juni atau juli kondisi sudah berangsur kondusif
2. Skenario terburukunya adalah, covid19 ini tidak bisa dikendalikan. Korban akan banyak. Dengan fatality rate 4% saja, maka banyangkanlah misalnya (mengambil data prediksi bappenas), kalau ada 2.500,000 yang terinfeksi, berapa yang meninggal? Itu ada sekitar 100.000. Ini sadis.

Skenario kedua ini, akan dampak sosial ekonomi yang jauh lbh besar. sy pribadi tdk bisa membayangkan.

Skenario ke 2 akan sangat panjang. ada fakta begini:
Pandemi pada awal abad 19 (Flu Spanyol) datang dalam dua gelombang. Kalau pola ini sama, mungkin setelah kasus mereda, akan ada gelombang kedua

China skrg sedang bersiap menghadapi gelombang kedua. Jadi ini kemungkinannya akan panjang, jika dalam waktu dekat vaksin tidak ditemukan, atau penanganan sebaran covid19 tidak maksimal.

Sementara kita, saat ini sedang menuju puncak pandemi
Jadi ini akan jadi hari-hari yang panjang. jika tidak ada penanganan yang massif dan efektif

Mari berharap dan berdoa ini tdk akan berlangsung lama



(ditulis 15/04/2020)
readmore »»ǴǴ