Senin, 2 Juli 2012
Begitulah. Karena perjalanan untuk mendirikan imperium kebenaran adalah jalan yang sunyi. Tak ada riuh, sorak sorai dan tepuk tangan. Disitulah ujiannya
Hari-hari panjang dalam sunyi. Harus kau jalani dengan darah dan air mata. Sendiri. Karena begitulah ia ditakdirkan. Maka tak banyak yang bersamamu di sini
Mereka belum lagi mengakuimu. Seperti ketika Sang Rasul berjuang berdarah2 hanya ditemani sekian puluh orang saja. Sampai waktu itu tiba...
Mulanya Sang Nabi sendiri. Lalu ditemani puluhan org. Tapi saat itu pun ia masih harus menghadapi makar seluruh jazirah Arab. Memang sunyi
Sunyi...itu berakhir degan firman Allah "wara`aitannaasa yadkhuluwna fii diinillahi afwaja". Manusia berbondong2 memasuki gerbang kebenaran. Ya, sunyi...
Bukankah yang kita jalani ini, hanyalah hari2 yang dipergilirkan atas manusia?. Kelak sunyi ini, bukan berganti tepuk tangan, tapi rasa syukur..
Maka ketika sunyi itu pergi. Kata Allah lagi: "fasabbih bihamdi rabbika wastaghfir". Ini mengajari kita lagi, kita hanya perlu terus berdiri disini
Kita hanya perlu terus berdiri disini, meski sunyi. Sembari beramal dan terus memperkuat komitmen. Meski badai datang semakin besar
Bukankah kemenangan dan kejayaan adalah ketetapannya?. Kita hanya perlu memenuhi syarat2nya. agar bisa bertahan di sepanjang usia. Semoga kuat!!!
Bukankah Sejarah & hari2 telah mengajarkan. Bhw jalan kebenaran itu adalah jalan yang sunyi. tapi terminal yang dituju kereta pasti tercapai. Hanya saja...
Kekhawatiran kita adalah apa kita masih dalam kereta kebenaran?? Atau telah terlempar jauh, hingga tak mungkin lagi meraihnya dan berjalan bersama kembali
Saudaraku, dalam rindu ini, ku ingin memelukmu dalam mesra, meski rangkulan ini hanya melalui pelukan angin yang datang bersama rinduku...
Arif Atul Mahmudah
*Dalam sebuah sunyi ditengah riuh manusia, Untuk mereka yg tak pernah letih berdiri di jalan kebenaran....
readmore »»วดวด
Begitulah. Karena perjalanan untuk mendirikan imperium kebenaran adalah jalan yang sunyi. Tak ada riuh, sorak sorai dan tepuk tangan. Disitulah ujiannya
Hari-hari panjang dalam sunyi. Harus kau jalani dengan darah dan air mata. Sendiri. Karena begitulah ia ditakdirkan. Maka tak banyak yang bersamamu di sini
Mereka belum lagi mengakuimu. Seperti ketika Sang Rasul berjuang berdarah2 hanya ditemani sekian puluh orang saja. Sampai waktu itu tiba...
Mulanya Sang Nabi sendiri. Lalu ditemani puluhan org. Tapi saat itu pun ia masih harus menghadapi makar seluruh jazirah Arab. Memang sunyi
Sunyi...itu berakhir degan firman Allah "wara`aitannaasa yadkhuluwna fii diinillahi afwaja". Manusia berbondong2 memasuki gerbang kebenaran. Ya, sunyi...
Bukankah yang kita jalani ini, hanyalah hari2 yang dipergilirkan atas manusia?. Kelak sunyi ini, bukan berganti tepuk tangan, tapi rasa syukur..
Maka ketika sunyi itu pergi. Kata Allah lagi: "fasabbih bihamdi rabbika wastaghfir". Ini mengajari kita lagi, kita hanya perlu terus berdiri disini
Kita hanya perlu terus berdiri disini, meski sunyi. Sembari beramal dan terus memperkuat komitmen. Meski badai datang semakin besar
Bukankah kemenangan dan kejayaan adalah ketetapannya?. Kita hanya perlu memenuhi syarat2nya. agar bisa bertahan di sepanjang usia. Semoga kuat!!!
Bukankah Sejarah & hari2 telah mengajarkan. Bhw jalan kebenaran itu adalah jalan yang sunyi. tapi terminal yang dituju kereta pasti tercapai. Hanya saja...
Kekhawatiran kita adalah apa kita masih dalam kereta kebenaran?? Atau telah terlempar jauh, hingga tak mungkin lagi meraihnya dan berjalan bersama kembali
Saudaraku, dalam rindu ini, ku ingin memelukmu dalam mesra, meski rangkulan ini hanya melalui pelukan angin yang datang bersama rinduku...
Arif Atul Mahmudah
*Dalam sebuah sunyi ditengah riuh manusia, Untuk mereka yg tak pernah letih berdiri di jalan kebenaran....