Pukul: 22.23 WITA
Sabtu, 31 Desember 2011
#1 Mari.raba hati kita. sy selalu bilang, jika semua org di tim ini mengambil peran, itu sdh cukup. lalu? mari kita raba hati kita saudaraku.
#2 mari kita memohon ampun kpd Allah, jgn2 kita berkontribusi atas kemunduran itu dlm sikap yg mungkin kita anggap tak salah
#3. sikap saling menyalahkan, menurut sy, bukan sikap kader sejati...sy dan semua yg lain tak sedang membela diri. Tangisku di malam ini
#4. Tapi semoga suatu waktu kalian semua akan mengerti....tak ada keluh dlm dakwah ini..tak ada sikap saling menyalahkan org lain
#5 lalu merasa bahwa kita melepaskan tangan atas itu semua. lihatlah sikap umar bin khatab, Mengajari kita keagungan pribadinya
#6. Ia mulia, kita belajar: ketika turun ayat yg menegur Rasulullah atas sikap "membebaskan tawanan perang" yg semula tak disetujui umar
#7. Setelah ayat itu turun....ia tak mengatakan "apa sy bilang dari tadi,...lalu membanggakan kebenaran pendapatnya. Ia tertunduk. Lalu...
#8. Lalu, ditengah tangis dua sahabatnya yg mulia, umar, dialah yg menangis justru jauh lebih keras dari Rasulullah dan Abu Bakar
#9. Aku menasehati hati ku malam ini, semoga sampai pesan ini ke jiwamu. Kita telah berucap janji, kini ditengah berat jalan ini, kita di uji
#10. Kita di uji, tentang kesejatian karakter kita, untuk menakar seberapa kuat pijakan ikatannya menghujam di jiwa kita. Saudaraku
#11. Ingin ku tangisi malam, krn janji telah berucap, ia kini menuntut konsekuensinya. Uji ini akan terus berlangsung di sepanjang usia
#12. Uji ini takkan berhenti, di sepanjang usia, kecuali kita memilih mundur, tapi...alangkah khianatnya kita kepada Allah. Tuhan kita
#13. Kita berjanji, telah berjanji atas nama-Nya untuk memenuhi semua rukun-rukun janji itu. Ohhh Allah, aku tak sanggup jk tak yakin pd-Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar