Rabu, 28 Februari 2013
Pukul 13.28 WITA *Dalam Perenungan Kecilku
Konspirasi, kata ini mulai menjadi populer, sejak Anis Matta mengucapkannya dalam orasi pertamanya sebagai presiden PKS. Kata Konspirasi, kini juga digunakan dalam kasus Anas Urbaningrum, khususnya oleh kalangan pendukung pak Anas Urbaningrum. Menarik!
Tapi oleh sebagian pengamat, kata Konspirasi dianggap sesuatu yang lucu, apalagi kata mereka (pengamat), tidak ada bukti untuk menjelaskaan kebenaran kata ini, ketika Anis Matta menggunakannya dalam kasus LHI. Saya pikir-pikir, apa maksud kata konspirasi dalam pidato Anis Matta beberapa waktu lalu? Apakah benar itu memang ada? lalu ditujukan ke PKS? Siapa yang melakukan? Apa tujuannya?
Ah, saya tidak punya informasi apapun tentang hal itu. Sama sekali tidak ada. Tapi bagi saya, kata Konspirasi punya energi yang sangat besar dan positif.
Dan saya tidak tertarik untuk mencari kebenaran adanya konspirasi dalam kasus LHI di PKS dan Anas Urbaningrum di Partai Demokrat. Tapi saya mau bilang begini….
Terimakasih kepada Anis Matta , karena kata konspirasi yang anda ucapkan telah (seharusnya) membangkitkan satu Kesadaran Baru bagi kita sebagai sebuah bangsa. Kesadara Baru, bahwa sebagai bangsa yang sedang tumbuh, akan ada “orang lain” yang memandang ini sebagai ancaman bagi “mereka”. Terlebih lagi, bangsa ini diperkirakan akan menjadi kekuatan baru di dunia.
Sejenak, saya teringat film Ainun Habibie, tentang bagaimana usaha keras pak BJ Habibie untuk membangun industri pesawat terbang, sebagai alat transportasi di Indonesia. Namun akhirnya gagal. Bagi saya, kisah pak BJ Habibie adalah kisah pilu anak bangsa, yang mencintai negerinya, tapi digagalkan oleh “mereka” yang tidak senang melihat bangsa ini tumbuh. “Mereka” adalah orang-orang yang tidak pernah ingin melihat bangsa ini tumbuh besar. Dan melihat kita sebagai ancaman bagi eksistensi mereka itu.
Jadi, kata Konspirasi adalah Ide Besar tentang kesadaran akan musuh. Dan kesadaran ini adalah kesadaran yang mutlak harus ada pada setiap anak bangsa. Tidak boleh tidak. Sebab bangsa yang tidak pernah mendefenisikan musuhnya secara jelas, minimal akan menghadapi dua masalah besar.
Pertama, ia tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang “dikerjai” oleh musuh. Tapi ia merasa bahwa hidupnya berjalan normal saja, tanpa ada apa-apa yang terjadi. Kedua, ia akan sibuk dengan urusan-urusan internal pribadinya, lalu merasa seolah-olah masalah-masalah itu ad masalah yang terlampau besar. Lalu, sebagai bangsa, akhirnya lupa bahwa kita harus terus menciptakan pertumbuhan demi “mencegat” ketertinggalan kita dari bangsa lain.
Sebelum Soekarno memunculkan ide tentang revolusi mlawan penjajah, bangsa ini hidup santai, tanpa sadar bahwa mereka sedang dijajah. Tapi kesadaran akan musuh yang dihembuskan oleh Soekarno, tiba-tiba membangunan mereka, bahwa sebagai bangsa, kita bisa berdiri di atas kita sendiri, dan tidak boleh dijajah oleh siapapun di atas tanah air kita ini. Lalu lihatlah, energi persatuan dari kesadaran akan musuh, telah mengantarkan bangsa ini pada kemerdekaannya.
Jadi jika Anis Matta disebut “Soekarno Muda”, maka dalam tema konspirasi ini, ia telah “mewakili” Soekarno. Ia menghentak kesadaran akan musuh itu kepada kita semua, sebagai sebuah bangsa.
Selamat berjuang pak Anis Matta. Saya tidak sabar menunggu-nunggu, sebagaimana yang pernah anda “janjikan”, bahwa Konspirasi ini akan Anda jelaskan di HUT RI mendatang. Sekali lagi, saya tidak tetarik untuk mendengar tentang Konspirasi kepada PKS, tapi bawalah tema ini pada kita semua sebagai bangsa. Agar bangsa ini, kembali berbaris rapi dan indah untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik dan bermartabat dimata dunia
Salam cinta dari saya untukmu pak Anis Matta. “Himpunkanlah lagi, daun-daun yang berserakan ini”. Begitulah kalimat yg pernah anda tulis dalam sebuah buku Anda yang pernah saya baca beberapa tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar