Jumat, 08 Agustus 2014

Lidi - lidi ini masih berserakan. Aku harus bagaimana?

Agenda Deep Introduction dimulai. Menyaksikan dan mendengarkan peserta yang mempresentasekan tentang "dirinya" membuat saya berdecak kagum.

Mereka adalah manusia-manusia yang unik. Punyai karakter yang "khas" sebagai karunia Allah SWT.

Ada yang waktu usia kecilnya, dipandang "idiot" oleh orang-orang sekitarnya, bahkan gurunya sendiri di SD menyampaikan sikap "putus asanya" untuk terus lanjutkan perannya sebagai guru peserta ini.

Tapi ia melampaui semua itu. Diusianya Kelas 3 SD, dia menemukan "keunikan karunia Allah yang dititipkan padanya". Dikembangkanlah "ketertarikannya pada Matematika". Sampai ia menjadi 2 kali juara lomba matematika di tingkat kabupaten. Dan 3 Kali juara tiga lomba matematika di Tingkat Propinsi.

Ada juga, salah seorang peserta. Sudah kuliah satu tahun di ITB di salah satu jurusan terbaik. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Bukan krn tidak cocok dg jurusan itu.

"Arab Spring" telah membuat jiwanya bergejolak, bahwa ia harus mengkaji sejarah, yang disebutnya sebagai salah satu "tsaqafatul qiyadah". Ia akhirnya memilih jurusan sejarah di Unhas

Keputusan besar, yang mungkin oleh sebagian orang akan disebut sebagai "stupid desicion" itu, dibuatnya dengan terlebih dahulu meyakinkan ayahnya melalui surat-surat yang ditulisnya. Ini seperti mendobrak zaman dan tradisi. Kini, beberapa prestasi internasional diraihnya.

Tiba-tiba Jiwaku tersentak:

Apa yang harus aku lakukan...??

Duhai Rabbi, berikan aku pengetahuan-Mu agar aku dapat "menghimpun lidi-lidi berserakan ini, untuk menjadi sapu yang akan membersihkan kehidupan dan peradaban"

Tidak ada komentar: