Betapa latah negeri ini, menafsirkan penyelesaian penyakit bangsanya tdk dari
sumber penyakitnya. seseorang yang sakit bukan disembuhkan penyakitnya. sakit dihilangkan dengan menghilangkan nyawa si sakit.
latah memang, masalah tak lagi di selesaikan dari sumber masalahnya. padahal mengobati sakit bukan dengan menghancurkan jasad si sakit. mengubah negeri ini tidak dengan membunuh semua penduduk negeri ini
lalu menghadirkan generasi yang baik (karena itu hanyalah hak Allah).
itu yang hari ini terjadi. lihatlah, betapa bobroknya pendidikan negeri ini. pesimistis adalah dasar berpikir mereka. Seorang siswa, bukan murid, karena murid berbeda dengan siswa. murid, memiliki kecintaan yang tinggi terhadap kebenaran. Lantang ia berkata : " nilai saya yang lain tinggi, hanya satu yang tidak memenuhi standar kelulusan" Ia selalu menilai dirinya dengan standar pesimistis, tidak maksimal" lalu di respon sama oleh orang-orang yang latah dalam membuat konsep pendidikan di negeri ini
Sistem pendidikan di negeri ini tidak mampu menampung kecendurangan seorang warganya, tidak menyediakan fasilitas yang tepat untuk bakat dan kesukaan seseorang di bidang ilmu. Tidak ada fokus pendidikan yang sesuai bakat seseorang. Hingga lahirlah putera-puteri generasi yang memiliki split personality. Seorang sarjana Ilmu sosial mengajar pelajaran olah raga di sebuah sekolah SD
Manusia Indonesia juga tak memiliki kesadaran tentang dirinya. Ia bingung tentang jati dirinya. Ia adalah air yang masuk ke dalam kubangan minyak. tak tahu bahwa ia tidak dapat bercampur dengan minyak sampai kapanpun.
Menelan mentah teori-teori barat, tanpa tahu bahwa jati diri bangsanya sesungguhnya berbeda, tak sejalan, bahkan arusnya berbda.
sumber penyakitnya. seseorang yang sakit bukan disembuhkan penyakitnya. sakit dihilangkan dengan menghilangkan nyawa si sakit.
latah memang, masalah tak lagi di selesaikan dari sumber masalahnya. padahal mengobati sakit bukan dengan menghancurkan jasad si sakit. mengubah negeri ini tidak dengan membunuh semua penduduk negeri ini
lalu menghadirkan generasi yang baik (karena itu hanyalah hak Allah).
itu yang hari ini terjadi. lihatlah, betapa bobroknya pendidikan negeri ini. pesimistis adalah dasar berpikir mereka. Seorang siswa, bukan murid, karena murid berbeda dengan siswa. murid, memiliki kecintaan yang tinggi terhadap kebenaran. Lantang ia berkata : " nilai saya yang lain tinggi, hanya satu yang tidak memenuhi standar kelulusan" Ia selalu menilai dirinya dengan standar pesimistis, tidak maksimal" lalu di respon sama oleh orang-orang yang latah dalam membuat konsep pendidikan di negeri ini
Sistem pendidikan di negeri ini tidak mampu menampung kecendurangan seorang warganya, tidak menyediakan fasilitas yang tepat untuk bakat dan kesukaan seseorang di bidang ilmu. Tidak ada fokus pendidikan yang sesuai bakat seseorang. Hingga lahirlah putera-puteri generasi yang memiliki split personality. Seorang sarjana Ilmu sosial mengajar pelajaran olah raga di sebuah sekolah SD
Manusia Indonesia juga tak memiliki kesadaran tentang dirinya. Ia bingung tentang jati dirinya. Ia adalah air yang masuk ke dalam kubangan minyak. tak tahu bahwa ia tidak dapat bercampur dengan minyak sampai kapanpun.
Menelan mentah teori-teori barat, tanpa tahu bahwa jati diri bangsanya sesungguhnya berbeda, tak sejalan, bahkan arusnya berbda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar