Selasa, 15 November 2011

Untuk Sang Guru

Saya menulisnya, di hari wafatnya,Fathi Yakan, Salah satu Tokoh Gerakan Islam
13 Juni 2009

Seluruh makhluk tertunduk. Karena kehilangan lagi satu mutiara indah di tengah kerikil-kerikil tajam kehidupan. Mutiara, yang telah memberikan kemilau indah di alam kehidupan manusia. Ia pergi menghadap Sang Khalik. Setelah ia menulis tinta emas dalam perjalanan panjang harakah dakwah ini. Setelah pengalaman panjang hidupnya dituang dalam sekitar 35 buah buku yang dibaca oleh murid-muridnya.
Wajah itu sumringah dipembaringannya. Ia tersenyum menjemput rindu yang telah lama. Perjumpaan dengan sang kekasih. Maka ia melepaskan seluruh lelahnya di dalam pelukan sang kekasih. Ia memang hanya merindukan itu. Seluruh waktu hidupnya dihabiskan untuk mengumpulkan bekal agar dapat bertemu sang kekasih. Wajah itu sumringah. Ia ingin berkata, sekarang aku akan beristrahat setelah menempuh lelah mengantar harakah ini ke gerbang marhalahnya.

Tidak ada komentar: