Jumat, 27 Desember 2013

Awal Tahun, Momentum Untuk Menenguhkan Orientasi Hidup

Jumat, 27 Desember 2013
*Bahan Khutbah Jumat

Saudara sekalian,

Beberapa hari yang akan datang, kita akan memasuki momentum pergantian tahun dan ini adalah momentum yang tepat, bagi kita semuanya, untuk menilai kembali seluruh waktu yang telah kita lalui dan kita jalani sebagai makhluk Allah SWT di muka bumi ini.

Meski perintah untuk “mengevaluasi” diri adalah perintah yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk terus kita lakukan di setiap waktu, tidak hanya dipergantian tahun, misalnya anjuran untuk muhasabah harian menjelang tidur. Tetapi momentum pergantian tahun ini adalah “kesadaran” mayoritas yang terjadi hampir pada setiap orang, bahwa waktu terus berjalan, tahun akan berganti, maka ini adalah waktu yang tepat untuk membuat harapan dan impian baru.

Maka pada kesempatan ini saya ingin berbagi kepada saudara-saudara sekalian, tentang bagaimana Al Quran memberikan kita arahannya tentang hal ini….

Saudara-saudara sekalian,

Setiap orang tentu telah membuat harapan-harapan baiknya dalam rentang waktu tertentu, misalnya harapan atau impian setahun yang akan datang, dan bagaimana seseorang ingin menjalani tahun yang akan datang dan tahun-tahun selelahnya,

Tetapi Al Quran telah memberikan kita satu arahan tentang bagaimana waktu itu, termasuk jatah usia yang diberikan oleh Allah kepada kita semuanya, seharusnya kita gunakan:

Firman Allah dalam Q.S. Al Mulk:
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

Saudara-saudara sekalian, Ayat tersebut telah menjelaskan kepada kita, kemana kehidupan yang sedang kita jalan ini akan berakhir

Kehidupan ini semuanya bermuara kepada satu titik, yaitu kematian, lalu akhirat. Bahwa yang menjadi “penghubung” antara dunia dan akhirat itu adalah waktu…

Orang-orang “ahli strategi” mengatakan: “membuat perencanaan itu harus selalu dimulai dari titik akhir”. Kalau ini kita bawa pada bagaimana cara kita memanfaatkan jatah waktu yang diberikan Allah ini, dengan cara seefektif mungkin, menyusun perencanaan hidup di tahun mendatang, maka kita harus menegaskan satu hal terlebih dahulu kepada diri kita sendiri:

Dimana muara akhir dari semua perencanaan hidup yang telah dan akan saya susun di akhir atau di awal tahun depan?

Q.S. Al Mulk 1-2 di atas telah memberikan kita jawaban atas pertanyaan ini. Insya Allah

Bahwa kehidupan ini harus kita jalani dengan “amal terbaik” sebelum kita semuanya kembali kepada Allah SWT.

Orang-orang yang tidak menyadari atau mengikari bahwa semua kehidupan ini berjalan menuju dan bermuara kpd Allah SWT digambarkan dalam Q.S. Al Hajj 31:

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jau
h.

Kejelasan akan orientasi, akan membuat energy kita menjadi hemat, tidak terbuang percuma, dan waktu (usia) yang menjadi jatah kita bisa kita lalui dengan cara terbaik.

Orientasi hidupnya tidak jelas. Maka semua perencanaan hidup yang tidak bermuara kepada Allah SWT, tidak akan memiliki nilai apa-apa disisi Allah, dan mereka ini dikategorikan sebagai orang-orang yang merugi:

“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”


Ayat ini menyebut tentang “semua manusia” tanpa terkecuali, baik dia bukan muslim, maupun seorang muslim.

Orientasi, kesadaran bahwa muara kehidupan ini adalah akhirat, harus benar-benar menjadi kesadaran mutlak bagi kita. Dan agar waktu itu dapat kita jalani secara efektif, tidak merugi, Allah telah menegaskannya begini dengan mengatakan:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.

Setiap waktu yang diberikan oleh Allah SWT akan menjadi “kerugian” bagi setiap manusia (sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al Ashr diatas) jika waktu itu tidak kita jalan dalam aktivitas yang bernilai ibadah, setiap waktu, bukan hanya tahun, tapi juga bulan, hari dan bahkan setiap detiknya.

Apa itu artinya semua waktu harus kita isi dengan ibadah, sholat, tilawah, puasa, dan seterusnya?

Syaikhul Islam Ibnu Tayyimiah menjelaskan tentang ibadah ini dengan mengatakan:
Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir)

Para ulama fiqh kemudian membagi ibadah menjadi dua, yaitu ibadah mahdah dan ibadah ghairu mahdah.

Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan secara baku pelaksanaannya, baik waktu maupun cara. Seperti shalat, puasa, dan rukun islam yang lain.

Ibadah Ghairu Mahdhah Merupakan amal ibadah yang tidak baku, namun tetap ada syari’at yang mengaturnya. Seperti bersedekah, silaturahim, dan ibadah bersifat mu’amalah yang lain.

Ibadah mahdah, syah dan benar disisi Allah jika memenuhi syarat, Ikhlas, kepada Allah SWT, dan pelaksanaannya harus mengikuti yang dicontohkan Rasulullah. Ibadah ghairu mahdah, adalah aktivitas-aktivitas “fitrahwi” manusia, misalnya makan, minum, kuliah, mencari nafkah, dst tetapi itu kita “niatkan untuk Allah”

Menuntut ilmu misalnya, itu aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang, tapi dia bisa bernilai ibadah jika didalam hati kita ada kesadaran dan motivasi bahwa menuntut ilmu itu adalah perintah Allah dan Rasul-Nya”, maka ketika itu ia telah bernilai ibadah, insya Allah.

Mencari nafkah misalnya, itu juga diperintahkan, bahkan Allah mengantegorikannya sebagai Jihad, dan meninggalnya seseorang dalam upaya mencari nafkah yang halal untuk keluarganya dan pendidikan yang bermanfaat dikategorikan sebagai kematian yang mendapatkan pahala syahid.

Dan seluruh aktivitas hidup kita yang lain, Insya Allah,

Dalam konteks waktu inilah Rasulullah SAW mengajari kita satu doa:

Allahumaj khairaumriy aakhirahu wa khaira `amali khawaatimahu wa khaira ayyami yauma alqaaka fiihiy

Ya Allah jadikanlah umur terbaik hamba di penghujungnya, jadikanlah amal terbaik hamba di penutupnya dan jadikan hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan-Mu

Doa tersebut perlu kita baca terus menerus dalam doa-doa kita, Karena kita tidak tahu kapan kematian akan menjemput kita, doa tersebut menjelaskan tentang keharusan memanfaaatkan jatah usia kita dalam kebaikan agar ketika kematian datang, kita tetap dalam kondisi melaksanakan "amal terbaik" kita, termasuk tahun-tahun mendatang, Insya Allah

Maka, saudara-saudara sekalian, di akhir tahun ini, jika kita ingin membuat perencanaan bagi hidup kita di tahun-tahun mendatang, maka buatlah semua perencanaan itu dalam makna ibadah, dengan kesadaran bahwa semua perencanaan hidup yang akan saya buat ini adalah bekal dan jalan yang akan mengantarkanku ke Syurga, Insya Allah…..

Agar waktu yang kita jalani ini tidak sia-sia,
agar setiap detik yang kita jalani dalam hidup, dicatat sebagai kebaikan dan pahala di sisi Allah SWT. Aamiin

Barakallahu li walakum fil quranil azim …wanafa'ani waiyyakum bima fiihi minal ayat wazzikril hakim…wataqabbala minni waminkum

Tidak ada komentar: