Berbicara tentang kelompok, group atau organisasi, gerakan mahasiswa, lembaga, maka aspek kuantitas dan kualitas adalah dua hal yang tidak terpisah. Aspek kuantitas menunjuk kepada jumlah dan aspek kualitas menunjuk kepada kapasitas individu/kelompok yang dalam sebuah gerakan/organisasi. Kedua aspek inilah yang bisa kita jadikan sebagai ukuran sebuah organisasi tentang seberapa besarkah organisasi itu, atau seberapa kuatkah organisasi itu dalam memainkan peran-perannya.
Kalau kita pernah membaca siroh nabawiyah, misalnya dalam riwayat disebutkan tentang ukuran yang dimaksud. Pada perang Badar, jumlah yang disebutkan ternyata hanya sekitar 300-an orang. Demikian juga dalam perang lainnya. Yang disebutkan tersebut ternyata adalah jumlah orang ikut dalam peperangan saja. Atau juga misalnya Nabi Ibrahim a.s. yang di dalam Al Qur`an disebut setara dengan sekelompok umat. Atau misalnya tiga orang sahabat yang diutus oleh Amirul Mukminin sebagai utusan dalam sebuah peperangan. Dan jumlah 3 orang ini disetarakan dengan 3000 orang. Atau juga misalnya ditempat lain bahwa 1 orang sahabat mukmin dalam peperangan dapat mengalahkan sepuluh orang kafir, dst.
Dari gambaran diatas kita bisa mulai merangkum satu hal, bahwa umat itu ditentukan pada kemampuan mobilisasinya.
Dalam realitas kondisi kita hari ini misalnya, ada beberapa ormas Islam di Indonesia yang menyebutkan bahwa kadernya jutaan orang. tapi berapa banyak yang bisa mereka mobilisasi pada setiap agenda? ternyata tidak banyak. Maka kita menyebut bahwa jumlah kader yang mereka maksud ternyata hanyalah klaim, bukan begitu kenyataannya dilapangan
Jadi sesungguhnya ukuran kekuatan sebuah gerakan itu ditentukan oleh kemampuannya untuk memobilisasi kader-kadernya dalam setiap agendanya. Bukan klaim.
Sehingga perlu adannya evaluasi yang lebih baik, tentang jumlah kader suatu organisasi, tentang kualitas yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Kalau kita pernah membaca siroh nabawiyah, misalnya dalam riwayat disebutkan tentang ukuran yang dimaksud. Pada perang Badar, jumlah yang disebutkan ternyata hanya sekitar 300-an orang. Demikian juga dalam perang lainnya. Yang disebutkan tersebut ternyata adalah jumlah orang ikut dalam peperangan saja. Atau juga misalnya Nabi Ibrahim a.s. yang di dalam Al Qur`an disebut setara dengan sekelompok umat. Atau misalnya tiga orang sahabat yang diutus oleh Amirul Mukminin sebagai utusan dalam sebuah peperangan. Dan jumlah 3 orang ini disetarakan dengan 3000 orang. Atau juga misalnya ditempat lain bahwa 1 orang sahabat mukmin dalam peperangan dapat mengalahkan sepuluh orang kafir, dst.
Dari gambaran diatas kita bisa mulai merangkum satu hal, bahwa umat itu ditentukan pada kemampuan mobilisasinya.
Dalam realitas kondisi kita hari ini misalnya, ada beberapa ormas Islam di Indonesia yang menyebutkan bahwa kadernya jutaan orang. tapi berapa banyak yang bisa mereka mobilisasi pada setiap agenda? ternyata tidak banyak. Maka kita menyebut bahwa jumlah kader yang mereka maksud ternyata hanyalah klaim, bukan begitu kenyataannya dilapangan
Jadi sesungguhnya ukuran kekuatan sebuah gerakan itu ditentukan oleh kemampuannya untuk memobilisasi kader-kadernya dalam setiap agendanya. Bukan klaim.
Sehingga perlu adannya evaluasi yang lebih baik, tentang jumlah kader suatu organisasi, tentang kualitas yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar