Rabu, 13 Mei 2020

No Choice: Bertahan Hiduplah Di Tengah Pandemi Covid19

Akhirnya bagi saya, adalah logis: silahkan bertahan hidup dg cara masing-masing

Pilihan paling logis yang bisa diberikan pemerintah: yang mau terus kerja silahkan, tp pastikan sendiri anda tdk tertular.

No choice kita. Terus tinggal dirumah pun sulit. Kecuali yg bisa terus bekerja di rumah. Karena Kebutuhan hidup harus dipenuhiKenapa kritik kepada pemerintah hrs atau pernah kita lakukan, karena dulu, waktu mereka dipilih rakyat, mereka diyakini bisa mengurusi hidup rakyat

Tapi statemen ketua Gugus Covid19 (rencana) membiarkan usia dibawah 45 tahun tetap bisa beraktivitas/bekerja tanpa terikat aturan PSBB, atau moda transporasi yang kembali dibuka oleh menhub dengan sekian kriteria khususnya adalah mengirimkan kesan ketidakmampuan pemerintah dalam menangani ekses ekonomi yang makin memburuk, sekaligus pilihan paling logis yg bisa mereka berikan pada rakyatnya, yg kebutuhannya tdk bisa dijamin pemerintah jika mereka harus terus tinggal dirumah.

Karena sembako, takkan pernah sampai. Jika sampaipun, itu takkan pernah cukup untuk bertahan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Fase preventif (pencegahan) transmisi covid19 sudah lewat. Kita sudah masuk fase transmisi lokal. Jadi endingnya semua akan ada di Rumah Sakit. Atau yang sehat, terus hidup dan bertahan. Semoga para dokter dan tenaga kesehatan dikuatkan.

WHO dlm pendekatan optimisinya baru yakin ada vaksin pada tahun depan (2021). Jadi sampai 6 bulan kedepan akan kita jalan dengan penuh ketidakpastian. Itu dalam pendekatan optimis. Sambil berharap tidak lebih lama.

Semoga Ramadhan memberika kita energi yang besar, untuk bisa bertahan dan bisa keluar dari situasi krisis ini. Sambil terus berlatih memelihara kepekaan pada penderitaan orang-orang sekitar kita.

Ya Rabb, kami tahu Engkau tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau Ya Allah


(senin, 12/05/2020)

Tidak ada komentar: