Senin, 17 Agustus 2020

Partai Gelora di Lini Masa Sejarah Indonesia dan Dunia

Kita tumbuh dengan pendekatan yang tidak tepat dalam membaca sejarah. Sejarah Indonesia, hanya kita baca sebagai sejarah Indonesia. Sejarah Dunia Islam, hanya kita baca sebagai sejarah dunia islam. Sejarah Dunia, hanya kita baca sebagai sejarah dunia.

Maka Kesadaran kita akan sejarah, adalah kesadaran yang terpisah-pisah sejak awal.

Di pertengahan abad 17 sampai pertengahan abad 18, Eropa mengalami revolusi Industri. Seabad setelahnya muncul negara-negara ultranasional ( yang lebih jauh melahirkan imperialisme), sedangkan di dunia Islam sedang tumbuh subur Pan Islamisme (sekitar akhir 1800an).

Politik Etis yang dijalankan Belanda (1901) selama masa penjajahan, sebagai kelanjutan dari imperialisme barat, kemudian melahirkan kaum terpelajar, dan dimulailah Era Kebangkitan Nasional dengan kelahiran kaum gerakan terpelajar yang terhimpun dalam Boedi Oetomo (1908). Sedangkan Pan Islamisme yang terjadi di Dunia Islam (akhir 1800an/awal abad 19), juga telah menginspirasi kelahiran Nahdatul Ulama (1926) dan Muhammadiyah (1912) di Nusantara

Perjuangan kemerdekaan yang telah berlangsung puluhan tahun sebelumnya, bertemu momentum kekalahan Jepang dalam Perang Dunia, setelah Amerika menjatuhkan Bom Nuklir di dua kota utama Jepang: Hiroshima dan Nagasaki. Pertemua dua peristiwa itu menajdi jalan bagi kita untuk mendeklarasikan Kemerdekaan, yang hari ini kita peringati.

Di potongan sejarah yang lain, Kemenangan Sekutu pada Perang Dunia II (1945), telah melahirkan 2 negara kuat yaitu Uni Soviet dan Amerika. Dua Negera yang berbeda secara ideologi ini kemudian bersaing dan melakukan rekrutmen besaran-besaran (aliansi global) untuk berebut pengaruh di dunia dalam satu periode yang kita baca sebagai periode perang dingin (1947-1991)

Sebagaimana Vietnam yang menjadi proxy Uni Soviet menghadapi Amerika dalam Perang Vietnam (1957-1975). Atau Afganistan yang menjadi proxy Amerika menghadapi Uni Soviet (1979-1989) dalam perang Afganistan. Indonesia juga menjadi “korban” dari proxy dua negara ini pada periode perang dingin itu.

Kita di Indonesia akhirnya mendapatkan dampak dari residu perang dingin itu, yang puncaknya terjadi pada Peristiwa G-30 S PKI. Pancasila mendapatkan ujian. Kegagalan Pemberontakan Partai Komunis saat itu kemudian melahirkan Orde Baru. Orde Baru berhasil membawa Indonesia tumbuh kuat secara ekonomi setelah “join” dengan Kapitalisme Amerika, yang saat itu telah muncul sebagai kekuatan utama dunia pasca kemenangannya dalam perang dingin.

Itulah peristiwa-peristiwa eksternal yang selalu memberikan pengaruh pada situasi dalam negeri Indonesia. Karena ternyata, sejarah adalah hasil interaksi antara krisis/tantangan dan respon.

Dalam Arah Baru Indonesia, dalam situasi krisis global dan Persaingan dua kekuatan utama dunia, China dan Amerika, kita tidak ingin lagi sekedar menjadi bangsa yang hanya berselancar dari peristiwa yang diciptakan orang lain. Kitalah yang hendak menciptakan gelombang.

arifmahmudah 16/08/2020
Mari Menggelorakan Indonesia.
#GELORAKEMERDEKAANINDONESIA2020
#IndonesiaPamggungKitaBersama
#GeloraIndonesia

Tidak ada komentar: